Hori ternyata pernah menjual bayinya Rp 500 ribu (Foto: Istimewa)
MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Lumajang | Seorang suami di Lumajang, Hori menggadaikan istrinya untuk jaminan utang sebesar Rp 250 juta. Ternyata perbuatan ngawur Hori tak itu saja. Hori juga pernah menjual anaknya yang saat itu masih balita.
Berdasarkan pengakuan sang istri, Hori pernah menjual anaknya seharga Rp 500 ribu pada seseorang berinisial S. Saat dijual, anaknya saat itu masih berusia 10 bulan.
Tak hanya itu, kepada polisi sang istri mengatakan jika Hori memang memiliki hobi berjudi dan minum-minum hingga sering kehabisan uang.
"Sekarang (anak) umur tujuh tahun. Hori yang ngasih, dijual Rp 500 ribu. Dari orang-orang yang bilang, banyak yang ngomong. untuk main judi, suka minum alkohol," ungkap istri Hori saat ditanya polisi di Lumajang, Jumat (14/6/2019).
Istri Hori kini mengaku hanya bisa pasrah. Pasalnya, sudah tujuh tahun anaknya dibawa oleh orang lain. Meski kerap ketemu. anak tersebut telah menganggap dia bukan ibunya.
"Sudah dibawa orang. Saya sering ketemu, sudah ndak mau karena bukan mamanya lagi," imbuh istri Hori.
Sementara itu, Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban mengatakan pihaknya masih menelusuri beberapa fakta lain. Pihaknya mencium dugaan perdagangan manusia.
"Sesuai keterangan saksi, yang merupakan istri tersangka, ternyata ada kemungkinan terjadinya human trafficking yang terjadi pada anak kandung mereka. Saya bersama Tim Cobra akan terus mengurai benang merah kasus ini," kata Arsal.
Sebelumnya, kasus ini sempat mencuat lantaran Hori meminjam uang kepada Hartono sebesar Rp 250 juta. Sebagai jaminan, Hori menyerahkan istrinya kepada Hartono. Istri Hori akan dikembalikan ke Hori bila ia telah melunasi utangnya. Selama Hori belum melunasi utangnya, maka istrinya akan tetap bersama Hartono.
Satu tahun berlalu, Hori ingin menebus utangnya kepada Hartono. Tapi Hori tak mempunyai uang. Hori bermaksud menebus utangnya dengan sebidang tanah agar istrinya bisa diambil. Namun niat Hori tak diterima Hartono. Hartono tak ingin uangnya ditebus dengan sebidang tanah, harus ditebus dengan uang. Penolakan itu membuat Hori kecewa.
Karena kecewa, Hori akhirnya merencanakan pembunuhan. Niat Hori membunuh ternyata berakhir salah sasaran. Hori melihat seseorang mirip Hartono dan dibacoklah orang itu dari belakang. Hori kemudian sadar bahwa orang yang dibacoknya bukanlah Hartono, tetapi pria yang akhirnya diketahui bernama Muhammad Toha. Toha tewas dalam perawatannya di rumah sakit.(*)
Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita :Obor Panjaitan
Penanggung Jawab Berita :Obor Panjaitan