|

Memahami Konsep Limit Matematika dalam Ilmu Keagamaan Islam

Penulis : Novi Eliza Poetri
MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | OPINI | Matematika adalah warisan peradaban islam yang sangat penting, selain di bidang kedokteran, astronomi, optik, teknologi mesin, sejarah, dan ilmu keagamaan. Pada Masa Era Kejayaan peradaban islam masa lampau merupakan kajian yang sangat penting. Ilmuwan matematika saat peradaban islam juga ahli dalam Ilmu-Ilmu lainnya, termasuk ilmu Keagamaan. Tapi di sayangkan justru pada saat Era Zaman Modern ini Umat Islam sangatlah ketinggalan. Memang sangat ironis.

Pakar matematika asl Persia, Ia menulis tentang  teori pencabutan akar atau kalkulus mental.dalam bukunya yang berjudul Al Kafi’fi Al Hisab banyak membicarakan proses-proses kalkulus mental yang disebutkan Al Hawa’I. dialah sosok ilmuwan bernama Al Kararaji ( w. 410 H / 1019 M ) yang pertama kali menemukan konsep limit di masa peradaban islam. Maka dalam hal ini matematika sangat lah berperan dalam kehidupan sehari-hari dan keagamaan.

Dalam penemuan Al Kararaji di dalam bukunya yang berjudul Al Kafi’ fi Al Hisab menjelaskan proses kalkulus. Dimana dalam bidang kalkulus merupakan cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, Integral, dan deret tak hingga. Disni kita mengambil satu cabang ilmu matematika yang mencakup Limit. Dimana limit bisa diartikan sebagai bilangan menuju suatu batas, sesuatu yang dekat tetapi tidak bisa dicapai. Pada bahasa matematika, keadaan ini biasa disebut Limit. Kenapa harus limit? Karena limit menjelaskan suatu fungsi jika batas tertentu di dekati. Kenapa harus di dekati? Karena pada suatu fungsi biasanya tak terdefinisi pada suatu titik tertentu.

Dalam hal ini jika kita membahas konsep limit dngan menyangkut kan Ilmu keagamaan, dimana ada beberapa prinsip-prinsip dalam matematika dapat dijadikan acuan untuk membuktikan keesaan Allah SWT dan membuktikan sifat-sifat Allah SWT. Seperti contoh : Dalam sebuah Barisan Bilangan Asli yaitu 1,2,3,4,…., Barisan tersebut berhingga atau tak hingga? Banyak oramg menganggap kalau bilangan tersebut “ tak hingga “. Akan tetapi kalau kita pahami lebih mendalam, bahwa pada barisan asli akan berhingga sampai n atau 1,2,3,4,…..,n. berapa nilai n nya? tergantung sampai mana kita mau. Akan tetapi manusia tidak mampu menjawabnya karena hanya Allah SWT yang tahu, bahwa barisan tersebut akan mendekati tak hingga.

Makna yang dapat kita ambil dari konsep diatas, bahwa kehidupan di dunia ini tidak lain dan tidak bukan dengan Keabadian dan Kekekalan karena kedua sifat tersebut hanya dimiliki oleh Allah SWT. Allah Berfirman di dalam Al-Qur’an pada Surat Al-Qasas ayat 88 yang artinya: “ (Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain  Alah. Tidak ada tuhan (yang berhak dsembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjawab wewenang-Nya, dn hanya kepa-Nya kamu dikembalikan. Dari ayat tersebut membuktikan bahwa semua yang ada di alam semesta ini tidaklah kekal. Semuanya akan binasa termasuk hukum-hukum pada matematika yang sebagian orang dianggapnya tak hingga.

Pemikiran manusia hanya bisa mengagungkan sifat Allah SWT dengan ilmu yang kita miliki. Dengan ilmu yang kita miliki hendaknya kita dapat memperkuat keimanan kita bukan sebaliknya kita malah makin menjauh dari Allah SWT karena merasa bahwa kita dapat menyelesaikan segala permasalahan kita dengan ilmu yang kita miliki. Dalam hal ini pemikiran manusia hanya dapat mencakup sedikit dari kekuasaan Alah SWT. Dan yang memiliki kekuasaan yang tak terbatas t4idak lain dan tidak bukan hanya Allah SWT Yang Maha Esa.

Selain itu, matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna yang merupakan dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Simbol-simbol matematika bersifat “artifisial” yang artinya simbol akan memiliki makna setelah orang menyepakati suatu makna dari simbol tersebut. Seperti simbol “1” tidak memiliki arti apa-apa akan tetapi setelah ada kesepakatan. bahwa simbol bilangan “1” dimaknai sebuah dari jumlah suatu benda maka orang akan memaknainya sebagai banyaknya adalah 1 yang menandakan keesaan Allah SWT , yang di mana Allah Berfirman di dalam Al-Qur’an pada Surat Al-Ikhlas ayat 1-4 yang artinya : “ Katakanlah: Dia-lah Allah, adalah Maha Esa. Hanya Allah-lah tempat bergantung. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada satupun yang menyamai-Nya”.

Konsep matematika dengan nilai-nilai Keislaman sangat penting diterapkan seabagai pembentukan karakter bangsa. Sehingga, perlu secara terus menerus analisa materi matematika dengan mangaitkan ayat-yat yang terkandung dalam Al-Qur’an yang merupakan sumber dari segala sumber ilmu yang dapat kita ambil hikmahnya dan pembelajaran oleh setiap manusia melalui matematika. Dalam  hal ini bahwa matematika merupakan ilmu yang sangat penting kita pelajari dari keseharian ataupun dalam bidang keagamaan.

Penulis : Novi Eliza Poetri
Nim : 0703173123
Instansi : KKN-DR KELOMPOK 107 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
Komentar

Berita Terkini