Dosen Pembimbing Lapangan: Meutia Nanda, SKM, M.Kes
MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Jum'at, (28/08-2020) - Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam menentukan derajat kesehatan disuatu Negara. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih menempati posisi rendah diantara Negara-negara di ASEAN. Salah Satu yang menjadi hal dasarnya adalah masih rendahnya pemberian ASI secara Eksklusif. Faktor yang menjadi dominan dikarenakan persepsi yang terjadi dimasyarakat terutama pada ibunya, Berdasarkan Riset yang dilakukan oleh Kebidanan Indonesia Pengaruh yang mendasar adalah Pengetahuan ibu yang masih kurang, Minat ibu yang kurang berkenan, dan Budaya yang melekat pada masyarakat sekitar. Sehingga dengan adanya persepsi tersebut mempengaruhi tingkat pemberian ASI Eksklusif kepada bayi.
ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui (Khasanah,2011). ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 (enam) bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lainnya. ASI Eksklusif adalah upaya pemberian ASI secara penuh selama 6 (enam) bulan tanpa tambahan makanan ataupun minuman seperti pisang, papaya, biskuit, bubur nasi dan makanan atau minuman tambahan lainnya. karena kapasitas lambung bayi hanya mampu menerima cairan sebayank 10-20 ml atau sekitar 2-4 sendok teh.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa langkah terbaik dalam menjaga kesehatan bayi adalah dengan melakukan pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, Hal itu karena ASI tidak terkontaminasi dan mengandung zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak vitamin dan mineral yang diperlukan bayi pada usia tersebut. ASI dibedakan menjadi 3 tahap yaitu:
1. Kolostrum
Keluar di hari ke-1 sampai ke-3 kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan kental. Kolostrum mengandung zat gizi dan antibody lebih tinggi daripada ASI matur. Kandungan gizi antara lain protein 8,5%, lemak 2,5%, sedikit karbohidrat yaitu 3,5%, garam dan mineral 0,4% dan air 85,1%.
2. Asi masa transisi
Keluar dari hari ke-4 sampai hari ke-10 kelahiran bayi. Kadar protein semakin rendah sedangkan kadar lemak, karbohidrat semakin tinggi, dan volume juga meningkat.
3. Asi Matur
Keluar dari hari ke-10 sampai seterusnya. Kadar karbohidrat ASI relatif stabil. Komponen laktosa (karbohidrat) adalah kandungan utama dalam ASI sebagai sumber energi untuk otak.
Penurunan pemberian ASI Eksklusif diantaranya disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI secara Eksklusif. Pengetahuan memiliki hubungan signifikan dengan tindakan pemberian ASI Eksklusif. Untuk itu, semakin baik pengetahuan ibu maka akan semakin besar pula kemungkinan pemberian ASI Eksklusif terhadap bayi.
Berdasarkan pengertiannya, pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah manusia melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, tetapi juga bisa didapat dari informasi yang disampaikan oleh guru, orangtua, buku, dan surat kabar. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif juga dapat diperoleh secara turun temurun dari orang tuanya. Pengalaman masa kecilnya tentang ASI Eksklusif yang diperoleh dari orang tuanya merupakan salah satu sumber pengetahuan yang dapat menopang tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif. Faktor pengalaman pribadi seorang ibu pada masa lampau terhadap perilaku pemberian ASI Ekslusif oleh orang lain yang dipercayanya membentuk sikap ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif. Selain itu ibu yang telah memiliki pengalaman sebelumnya cenderung lebih memahami tentang manfaat dari ASI Eksklusif yang dilaksanakan, sehingga ia cenderung memiliki sikap yang lebih baik.
Sikap yang lebih baik tersebut tentu timbul dari pengetahuan ibu sendiri, dimana semakin banyak pengetahuan maka akan semakin baik sikap dalam memberikan ASI Eksklusif. Sesuai dengan teori Lawrence Green yang menyebutkan bahwa salah satu yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah pengetahuan, dimana pengetahuan adalah faktor predisposisi seseorang untuk bertindak. Dalam hubungannya dengan pemberian ASI secara Eksklusif kepada bayi, sikap ibu adalah bagaimana reaksi atau respon ibu menyusui terhadap ASI Eksklusif. Karena sebenarnya jika ibu sudah memiliki sikap yang kuat dalam memberikan ASI secara Eksklusif, maka perilakunya menjadi lebih konsisten dalam pemberian ASI Eksklusif. Selain itu sikap yang kuat tersebut juga dapat terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami ibu, dimana interaksi di sini tidak hanya berupa kontak sosial dan hubungan antar pribadi sebagai anggota kelompok sosial, tetapi juga meliputi hubungan dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis sekitarnya seperti dukungan suami, keluarga, tenaga kesehatan dan juga masyarakat sekitar.
Pihak tenaga kesehatan dalam hal ini Bidan, Promotor Kesehatan, Konselor Laktasi dibantu oleh kader terus melakukan upaya terbaik guna meningkatkan pengetahuan ibu, yaitu dengan melakukan pendidikan kesehatan atau penyuluhan terhadap ibu selama hamil dan setelah bersalin, melakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara melaksanakan promosi kesehatan kepada sasaran secara langsung, serta melakukan pembinaan suasana agar para tokoh masyarakat yang bersangkutan seperti Kepala Desa/Lurah, Kepala Lingkungan/Kepala Dusun memberikan opini umum agar masyarakat melakukan perilaku positif serta melakukan advokasi kesehatan. Metode yang baik dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap ASI Eksklusif adalah Praktik, Demontrasi, dan Redemontrasi dengan adanya acuan panduan Ibu Menyusui sebagai upaya dalam melakukan Penyuluhan agar meningkatnya pengetahuan dan sikap ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayi.