|

Pemuda Sampah Ditengah Pandemi

Penulis: Rizkina Hayati Tambunan
Mahasiswa P.IPS
kelompok KKN-DR 37

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Jum'at, (7/08-2020) - Bumi sedang tidak baik-baik saja. Sebuah badai menghantam semua orang, tak pandang status dan jabatan, dampaknya menyeluruh dari yang kaya sampai yang merana, tersebar di seluruh pelosok dunia. Tidak tanggung-tanggung dampaknya sangat luar bisaa dari gerakan dirumah saja, sampai anjuran beribadah di rumah, seluruh toko di jalan pada tutup, sekolah di tutup, kampus juga ditutup. Belum lagi kebutuhan pokok dan hal-hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia medis seketika hilang, raib entah kemana. Jikaa ditemukan menjadi hal yang paling berharga bahkan untuk mendapat beberapa stok saja mengharuskan seorang relawan menjual mobil kesayanngannya.

Covid-19 menyebar di seluruh dunia, hingga menjadi pandemi yang belum kunjung reda. COVID-19 (corona virus disease 2019) adalah virus yang menginfeksi saluran pernapasan, infeksi paru-paru yang berat dan berakibat kematian. Penyakit virus Covid-19 pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019.
 
Penyakit ini sangat mudah menular dan mengakibatkan pandemi, karena jumlah kasusnya ditemukan hampir diseluruh belahan dunia. Hingga hari ini,5 Agustus 2020, berdasarkan dashboard berbasis situs interaktif untuk menelusuri COVID-19 dalam waktu riil, didapatkan kasus yang terkonfirmasi 18.683.575, dengan total kesembuhan 703.135, dan yang mengakibatkan kematian sebanyak 11.902.943  pasien. 

Kasus Covid-19 pertama kali di Indonesia diumumkan pada bulan Maret 2020 oleh presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Sampai saat ini kasus Covid-19 di Indonesia menurut data yang disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dalam situs Covid19.go.id pada hari ini, 5 Agustus 2020 mencapai total 111.871 kasus yang terkonfirmasi dengan total kesembuhan73.889, dan yang mengakibatkan kematian 64 pasien. Saat ini kasus Covid-19 telah tercatat di 34 provinsi diseluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua. Indonesia menduduki peringkat 24 dengan kasus Covid-19 diseluruh dunia.

 Belum usai dunia di goncangkan dengan pandemi covid-19 yang katanya bisa saja hanya konspirasi, bahwa sebanrnya Covid-19 tidak ada. Salah satunya pandemi ini disebut sebagai bagian dari program senjata biologi rahasia Cina. Teori ini menyebut Covid-19 adalah virus baru pembunuh berasal dari laboratorium di Wuhan Teori lainnya, pendapat ilmuwan bernama dr. Judy Mikovits yang mengatakan pandemi corona dibuat perusahaan farmasi besar. Pengusaha Bill Gates dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dituduh sebagai biang kerok penyebaran COVID-19. Dan banyak pendapat-pendapat para ahli lainnya.
 
Benarkah konspirasi memang terjadi? Dilain hal korban terpaparnya virus Covid-19 juga semakin hari semakin bertambah, hal ini di dukung oleh Dta-data dari situs yang menangani persoalan virus ini. 

Di tengah pandemi ini seharusnya sebagai seorang pemuda yang nanti akan menjadi tombak suatu Negara kita harus mengambil peran penting, bukan malah mejadi sampah masyarakat atau merugikan orang di sekitar kita, seperti yang baru-baru ini viral di dunia maya berita soal pemuda bermental sampah asal Palembang yang membuat konten membagi danging qurban isi sampah, hal yang memilikuan dan juga tidak manusiawi seharusnya di suasana idul adha, kita bisa meneladani historis terjadinya idul adha, seperti penorbanan Nabi Ibrahimm dan keikhlasan Nabi Ismail, pun ketegaran Ibunda Siti Hajar. Pemaknaan ini tergambar dari komponen pembagian hasil penyembelihan hewan kurban kepada fakir miskin. Di sini, ditujukan untuk menimbulkan nuansa egaliter dalam masyarakat bukan malah menjadi konten sampah.

Terkait permintaan maaf pemuda sampah asal Palembang itu meuwai banyak kritik dan hujatan dari seluruh kalangan masyarkat. Yang mengatakan bahwa sebenarnya konten tersebut tidak layak, sebab bisa menjadi pelecehan agama dan mengecewakan banyak orang. Sebelumnya ada juga kasus soalan pemuda sampah yang deluan viral sebelum idul adha ini, pemuda sampah asal bandung yang memberi bungkusan untuk membantu masyarkat yang kena dampak ekonomi dari virus Covid-19 dengan mengisi sampah di dalam bingkisannya, aksinya tersebut akhirnya membawanya sampai kepelarian dan kedalam penjara, sebab korban yang tak terima dan melaporkannya ke pihak yang berwajib.

Jika Presiden soekarno masih hidup mungkin beliau akan menanis melihat pemuda di negeri sebhagaian menjadi pemuda bermental sampah, hambar rasanya orasi-orasi beliau tentang kepemudaan “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, dan beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". Rasa-rasanya kata-kata itusudah hilang maknanya, jikakita tarik pada keributan pemuda Indonesia masa kini di media sosial. Kemarin jika kita kenang  era dimana Indonesia terpuruk karena penjajahan dan bertekad bangkit pemudanya berkumpul dan membahas   strategi-strategi  untuk kemerdekaan Indonesia, mungkin pada saat ini pemuda Indonesia serasa sudah cukup tenang sebab kemerdekaan Indonesia sudah diakui  PBB dan negara lain tetapi mereka lupa bahwa sebenarnya pemuda Indonesia sedang dijajah oleh teknologi termasuk rasa ingin tenar di sosial media sehingga menghalalkan seluruh cara, pun dengan smartphone atau aplikasi yang sekarang sedang mereka bangga - banggakan serta dengan adanya fitur-fitur terbaru yang akan mmbuat mereka menjadi manusia smartphone yang sudah kehilangan nurani. 

Akhirnya Bijaklah dalam berkomunikasi,bersosialisasi dan menggunakan ternologi agar kita menjadi sebuah pribadi yang terpuji sesuai dengan sumpah pemuda yang selalu kita banggakan,bangkitlah pemuda Indonesia jangan engkau menjadi budak dari ketenaran sesaat, bahkan untuk kepentingan umum dan kemaslahatan umat kau  tinggalkan. Jadilah pemuda yang mencintai sesama saling rangkul demi Indonesia yang sejahtera. Percayalah jika generasimu berhasil maka generasi selanjutnya akan mengikuti. 

IDENTITAS PENULIS 

Nama: Rizkina Hayati Tambunan
Mahasiswa P.IPS 
Universitas Islam Negeri Sumatra Utara (UIN-SU) 
Peserta Kelompok KKN-DR 37
Komentar

Berita Terkini