|

Kunci sukses Bebas Pandemi

Penulis: Nurul Widayati

"Menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan daripada Mengambil sebuah kemaslahatan (Covid-19)."

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN| Jumat (7/08-2020),
Fenomena yang terjadi di tengah masyarakat ini terjadi bukan karena ketidaktahuan. Hampir semua faham tentang protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Informasi tentang hal ini sudah sangat gencar disampaikan dengan berbagai cara. Maka, sebetulnya sebagian besar masyarakat tahu bahwa yang dilakukan menimbulkan potensi kemudharatan baik terhadap dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Namun, mengapa justru kemudian banyak yang melanggarnya.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

Artinya : Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allâh, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. [an-Nisâ`/4:79].

Imam Qatâdah rahimahullah mengatakan, “Sebagai hukuman bagimu wahai anak Adam, disebabkan karena dosamu”. [Tafsir Ibnu Katsir].

Mereka yang bersabar pun dijanjikan imbalan yang begitu besar. “Dan sungguh Kami akan benar-benar memberi balasan kepada orang-orang yang bersabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl: 96).

Menurut Imam Al Ghazali, kesabaran itu memiliki kedudukan yang paling tinggi. Derajat kesabaran dalam musibah hanya dapat diperoleh dengan meninggalkan kesedihan yang amat dalam. tidak menyalahkan takdir atas musibah yang dialaminya. Sikap ridha dengan ketetapan Allah Ta’ala atau tidak banyak mengeluh. serta meyakini bahwa setiap musibah adalah titipan yang diambil kembali Pemiliknya merupakan sikap terbaik sebagai hamba.

mengutamakan keselamatan manusia sesuai dengan kaidah fikih

دَرْءُ الْمَفَاسِدِ أَوْلَى مِنْ جَلْبِ الْمَصَالِحِ

“Menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan daripada Mengambil sebuah kemaslahatan.”

Maksud dari kaidah ini adalah kalau berbenturan antara menghilangkan sebuah kemudharatan dengan sesuatu yang membawa kemaslahatan maka didahulukan menghilangkan kemudharatan. Kecuali kalau madharat itu lebih kecil dibandingkan dengan maslahat yang akan ditimbulkan.

Contohnya:

Semakin hari semakin bertambah kasus positif covid 19 di kota medan, hal itu tidak membuat warga kota medan menjadi lebih menjaga atau berhati-hati.
Banyak anak muda atau remaja yang masih suka berkerumun, nongkrong dipinggir jalan, buat konten youtube atau lainnya tanpa menggunakan masker, menjaga jarak atau menjalankan protokol kesehatan lainnya. Kejadian ini saya saksikan langsung ketika pergi kemedan pada tanggal 26 juni 2020 silam tepatnya di Citra land bagya city.

Berteman itu boleh, silaturahim itu positif, kreativ itu bagus. Tapi dalam keadaan seperti saat ini lebih di utamakan untuk tetap memprioritaskan keselamatan manusia dengan disiplin mematuhi protokol pencegahan covid 19 yang ada.

Contoh lainnya,
ketika menjelang Idul Fitri 1441 H, terlihat hampir semua tempat perbelanjaan penuh dengan kerumunan orang yang hendak berbelanja. Mungkin membeli baju, kue atau simbol lebaran lainnya. Protokol kesehatan yang sudah disosialisasikan secara luar biasa oleh pemerintah, diabaikan begitu saja. Padahal untuk memenuhi kebutuhan tersebut, masih ada cara yang lain seperti belanja on line, atau mestinya menahan diri untuk berbelanja di waktu yang lain. Menyenangkan hati anak-anak dengan membelikan pakaian baru itu perilaku positif,akan tetapi menahan diri untuk tidak berkerumun saat pandemi adalah prilaku yang lebih baik lagi demi kesehatan keluarga bersama.

"Disiplin adalah kunci sukses dalam pencegahan covid-19." [◇]

Identitas Penulis; Nurul Widayati
Universitas islam Negeri Sumatera Utara Medan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, jurusan Pendidikan Agama Islam, kelompok KKN Dar 171
Komentar

Berita Terkini