|

Siswa SMAN 3 Amarsi Timur Kab. Kupang NTT Harus Belajar Dibawah pohon

Foto : Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa SMAN 3 Amarasi Kupang NTT 

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | KUPANG NTT | [ Kamis, 13/09 ] Sejumlah murid Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dikabarkan mengikuti proses belajar mengajar dengan beratapkan pohon asam.

Hal ini terjadi dikarenakan  bangunan sekolah mereka hancur diterpa bencana angin puting beliung pada Minggu, (9/09) lalu.

“Kami sudah tinjau sekolah yang roboh, akibat angin puting beliung itu,” kata Anggota Komisi V DPRD NTT, Winston Rondo kepada awak media di Kupang, Rabu, (12/09), kemarin.

Winston menjelaskan, sebanyak empat ruang darurat yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar sehari-hari di sekolah itu dalam kondisi sangat memprihatikan akibat diterpa angin puting beliung beberapa hari lalu.

“Tadi waktu kami sampai, para siswa sedang belajar di bawah pohon asam, yang tempatnya agak teduh. Sekitar dua atau tiga kelas siswa dengan guru seadanya, walaupun mereka harus beradu dengan debu dan angin, tetapi guru-guru bilang sekolah tidak boleh putus. Karena itu mereka harus tetap melanjutkan sekolah,” imbuhnya.

Menurut Winston, sekolah tersebut sudah ada sejak 2013 lalu, ketika kewenangannya masih ada di pemerintah kabupaten.

Pada 2015 lalu, enam rombongan belajar (Rombel) yang ada di sekolah itu masing -masing mendapat bantuan 2 rombel permanen, 1 perpustakaan dan 1 ruang guru.

“Sedangkan empat rombel lainnya itu masih menggunakan bangunan darurat, yang saat ini tertimpa musibah angin puting beliung,” kata Anggota DPRD komisi V NTT yang juga menjabat sebagai ketua fraksi Partai besutan mantan Presiden SBY itu.

Winston menyatakan, saat meninjau langsung ke lokasi kejadian, dia telah bertemu dengan Kepala Sekolah SMAN 3 Amarasi Timur, Dina Adelca Sakbana dan Kepala Desa Enoraen, Frans Ton dan mereka menyampaikan harapannya kepada pemerintah provinsi sebagai pemangku kepentingan agar segera mengambil sikap terkait musibah yang dialami itu.

“Paling kurang mengalokasikan, 3 sampai 4 ruang kelas baru untuk segera dibangun pada 2018 ini, untuk mengatasi kekurangan yang ada,” katanya.

Dirinya mengaku terenyuh dan sangat prihatin,  dengan semangat belajar anak-anak ini, walaupun mengalami musibah, dan di bawah pohon asam sekali pun, dengan debu dan panas terik, tapi mereka tetap memiliki semangat belajar yang tinggi.

Winston berharap, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan ini , dapat segera mengalokasikan anggaran untuk menangani persoalan ini secepatnya.

“Karena ini emergency, ini bukan situasi biasa atau normatif. oleh karenanya,kami berharap ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk segera ditangani,” tutup Winston. (JT/LM)

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini