|

Seorang Guru Bersama Anak Kandungnya Aniaya Siswa Pake Gagang Cangkul Hingga Koma.


MEDIANASIONAL OBOR KEADILAN |
Sidikalang- Guru SMK Swasta Ris Maduma Sumbul, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara berinisial RI diduga melakukan pengeroyokan terhadap siswanya, BLS (22) hingga pingsan. Pengeroyokan dilakukan sang guru bersama anaknya, Y, di kantin sekolah milik RI. Peganiayaan itu diduga dipicu tindakan tidak sopan korban.

Kasus pengeroyokan itu terjadi, Senin (10/12/2018), sekira pukul 12.00 WIB. Orangtua korban, Pendi Simbolon, penduduk Dusun Parsaoran, Desa Sileu-Leu, Kecamatan Sumbul ditemui wartawan di rumah kerabatnya bermarga Sinambela, Selasa (11/12/2018), menjelaskan kronologis pengeroyokan putranya itu.

Pendi mengaku, pengeroyokan putranya diketahui setelah salah seorang menjemputnya ke rumah. "Saya baru tahu anak saya dikeroyok guru serta anak guru tersebut setelah saya dijemput kawan korban ke rumah," ujarnya.

Ia mengaku dari rumah langsung dibawa ke Puskesmas Sumbul. Setiba di sana, Pendi melihat anaknya dalam kondisi pingsan. Dan selama dirawat 2 jam di Pusekesmas, tidak sadar juga. Dokter menyarankan supaya korban segera dirujuk ke rumah sakit lain. Dan sekitar pukul 3 sore, korban dibawa ke RS Efarina Kabanjahe.

Seharusnya, korban rawat inap. Tetapi karena kondisi keuangan tidak mampu untuk rawat inap mereka pulang ke Sumbul dan tiba sekitar pukul 24.00.

"Pengakuan sejumlah teman anak saya, setelah selesai dikeroyok RI dan Y, lalu mereka (teman-teman) membawa korban ke tempat kos dalam kondisi tidak sadar. Melihat korban tidak sadar-sadar, siswa tadi serta pemilik kos bermarga Situmorang melarikan anak saya ke Puskesmas Sumbul," ujarnya.

Kata pendi, pengakuan anaknya, sebelum terjadi pengeyorokan dia dan kawan-kawanya bermain bola di lokasi sekolah. Saat mereka bermain bola, di situ ada Y, lalu entah kenapa anaknya bercanda dengan mengucapkan kata ’Kaunya preman di sini?. Hanya itu ku ucapkan ," kata Pendi mengutip pengakuan anaknya.

Setelah selesai main bola, RI mendatangi korban dan menyuruhnya ikut ke kantin. Sesampai di kantin, RI memukulnya dengan keras. Tak lama kemudian, Y menghampiri dan membawa gagang cangkul lalu memukuli kepala korban. Saat Y memukul, badanya dipegang RI, sehingga tidak bisa mengelak dari hantaman keras gagang kayu cangkul.

Korban mengaku sudah 2 kali mendapat kekerasan dari RI. Pas kelas 2 ia pernah dipukul di bagian perut dengan keras. Korban menyebut hingga saat ini belum bisa mengangkat kepalanya. Karena kalau angkat kepala langsung mual dan pusing-pusing.

Pendi tinggal sendiri mengurus ke 4 anaknya sepeninggal istrinya, Dewi boru Nainggolan, beberapa tahun lalu. Diakui Pendi, kejadian itu belum dilapor ke pihak berwajib.

Ia mengaku sangat kesulitan uang untuk membawa anaknya berobat ke rumah sakit. Sementara dari pihak sekolah ataupun pelaku belum menjeguk korban.

Kepala SMK swasta Ris Maduma Sumbul, Paulus Saing dikonfirmasi, Selasa (11/12/2018) mengakui sudah mengetahui masalah yang menimpah siswanya itu.

Paulus mengaku sudah menginterogasi guru serta murid yang diduga melakukan pemukulan terhadap korban. Kronologi kejadian versi RI dan Y, siang itu korban menantang Y dengan berkata," Dua kalian sama bapakmu itu ngak takut saya".

Lalu perkatan korban disampaikan Y ke RI. Dan setelah main bola, RI memangil korban dan berkata," Katanya kau tantang aku. Apa salahku samamu?"

Selanjutnya, korban berkata ia sudah lama dendam sama gurunya itu dan saat itulah terjadi pemukulan.

Paulus menyebut, Y memang mengaku memukul korban dengan gagang cangkul sebanyak 2 kali. Kepsek mengaku belum menjenguk siswanya itu. (REPORTER : RUDY SITANGGANG)

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini