|

Forkopimda Papua Harus Cari Solusi Bukan Memperburuk Kehidupan Sosial Masyarakat Kampung Kawei Di Papua


Media Nasional Obor Keadilan | BOVEN DIGOEL | Kunjungan kerja Forkopimda Papua ke Kampung Korowai Kabupaten Mapi pada hari Jumat (10/08), melalui Bandar Udara Tanah Merah. Dalam kunjungan ini dihadiri oleh Penjabat Gubernur Papua, Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Papua serta Anggota DPR Papua (Komisi I) melakukan Survey Udara untuk melihat lokasi Penambangan Rakyat di daerah tersebut.

"Penambangan Rakyat Illegal di Kampung Korowai dan wilayah lain di Papua, terhitung pada hari ini, Jumat (10/08/18) dinyatakan TUTUP" ucap Penjabat Gubernur Papua.

Usai kunjungan Kerja Forkopimda Papua ke Kampung Korowai dan dilanjutkan makan siang, setelah itu Forkopimda Papua kembali ke Jayapura sekira pukul 14:28. Dari kunjungan kerja tersebut tidak ada pertemuan antara Forkopimda Papua dengan masyarakat Kampung pemilik Dusun yang didalamnya terdapat Sumber Daya Alam.

Kepala Kampung Kawei "Abia Kamiki", Tokoh Pemuda "Mesak Dombon" dan masyarakat Kampung Distrik Awimbon, Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang sesalkan tindakan Forkopimda Papua menutup Penambangan Rakyat, maka dengan adanya hal tersebut masyarakat, Tokoh Pemuda, Tuan Dusun dan Kepala Kampung Kawei melakukan Konferensi Pers guna nyatakan sikap bahwa kami akan tetap menambang di wilayah kami dan diatas Tanah Adat kami, kami tidak mencuri barang milik Pemerintah, Logam Mulia itu milik kami, Tuhan tidak buta dengan kesengsaraan yang dialami keluarga kami, saudara-saudara kami yang sebelumnya hidup menderita diatas kekayaan alamnya, maka dengan adanya Penambangan Rakyat ini, sangat-sangat membantu merubah pola kehidupan perekonomian masyarakat, khususnya di Kampung Kawei, yang tadinya mereka hidup sengsara tinggal di rumah-rumah gubuk yang beratapkan Daun Sagu dan berdinding gaba di bawah Rimbunan Pohon Hutan belukar, mereka hanya makan umbi-umbian dan sekarang dengan adanya Penambangan Rakyat, keluarga kami, saudara-saudara kami terdapat perubahan dalam kehidupan mereka sehari-hari, yang tadinya hanya makan umbi-umbian, sekarang mereka makan nasi, yang tadinya mereka tinggal di gubuk, sekarang mereka tinggal di rumah layak huni dan lain sebagainya, jadi kami yang hidup di Kota Tanah Merah, kami sangat senang dan bangga melihat keluarga dan saudara-saudara kami yang hidup sekarang di Kampung terpencil dan Terisolir bahagia.

"Sebelum adanya Tambang di Kampung Kawei, masyarakat Kampung Kawei masih hidup di bawah garis kemiskinan, tinggal di gubuk rumah beratapkan Daun Sagu dan berdiding gaba", tandas Kepala Kampung Kawei Abia Kamiki.

Abia Kamiki menambahkan bahwa walaupun mereka tinggal di daerah Terisolir, mereka bisa datang ke Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel dengan menggunakan Perahu Tradisional untuk berbelanja bahan pokok dengan jarak tempuh 3-4 hari, semuanya tergantung pasang surutnya air sungai dan terkadatang mereka menggunakan Helikopter untuk mengangkut bahan belanjaan mereka ke Kampung Kawei.

Dengan mulai munculnya Pertambangan Rakyat di Kampung Kawei, masyarakat Kawei sudah tidak lagi berharap bantuan dari Pemerintah Daerah melalui Surat Proposal karena dengan hasil Sumber Daya Alam yang mereka miliki dapat mensejahterakan mereka, jadi saya selaku Kepala Kampung Kawei "Abia Kamiki", Tuan Dusun "Niko Yarik" dan Tokoh Pemuda Kawei "Mesak Dombon" menyikapi ucapan Penjabat Gubernur Papua bahwa Penambangan Rakyat di Papua "TUTUP" maka hal ini bukan Solusi bagi Pemerintah untuk mensejahterakan Masyarakat sehingga dengan tegas kami nyatakan sikap dan atas nama Rakyat Pribumi Kawei Penambangan Rakyat tetap berjalan demi kelangsungan hidup orang banyak, sebab kami tidak mencuri Emas milik Pemerintah, kami sendiri yang menggali Sumber Daya Alam yang dimiliki oleh Kampung Kawei dan kami ingin Kampung Kawei maju dan bersaing dengan Kampung-Kampung lain yang ada di seluruh Indonesia, tegas ketiga para Tokoh Kawei.

Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk memberdayakan dan mensejahterakan Rakyatnya tanpa campur tangan pihak Swasta maka dari itu, kami ketiga Tokoh Kawei menginginkan agar Penambangan Rakyat tetap dijalankan demi kelangsungan hidup masyarakat Kawei serta kami dapat menyekolahkan anak cucu kami di Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel sebab Kampung Kawei ini berdiri sejak zaman penjajahan, hingga kini tidak ada Perhatian Serius dan Kontribusi Pemerintah dalam Pembangunan di Kampung Kawei seperti Sarana dan Prasarana Penunjang, sehingga Kampung Kawei ini sangat Terisolir yang tidak pernah dikunjungi dan atau tidak pernah dijangkau oleh Pemerintah siapapun. Kehidupan warga Kampung Kawei Relatif Miskin dan Buta Huruf, sehingga dalam 8 bulan terakhir ini dengan adanya Tambang Emas anak cucu kami dapat disekolahkan di Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel dan terjadi peningkatan dalam Ekonomi Kerakyatan di Kampung Kawei, ungkap ketiga para Tokoh Kawei.

"siapa lagi yang dapat membangun Kampung Kawei dan Kapan lagi kalau bukan sekarang" karena Daerah Kawei belum terjangkau oleh Pembangunan. Negeri kami sampai sekarang belum ada Fasilitas Penunjang seperti Sekolah, Lapter, Puskesmas dan lain sebagainya. Transportasi satu-satunya hanya melalui Sungai Diram dengan menggunakan Perahu Tradisional maka dengan adanya Penambangan Rakyat kami sudah bisa pasok bahan pokok ke Kampung kami dengan menggunakan Helikopter, tandas Mesak. (Oriyen)

Editor : Yuni
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini