|

SEA FANS HOMESTAY DAN SERGEY LYKHVAR TURIS RUSIA DI RAJA AMPAT

Ket Gambar : Sea Fans Homestay. 

RAJA AMPAT | MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Masih teringat turis Rusia Sergey Lykhvar (37),,? kabarnya tinggal
kenangan di Raja Ampat. Hal buruk menimpa Sergey saat Ia melakukan snorkeling sendirian di selatan pulau Manyaifun satu hari sebelum meninggalkan Sea Fans Homestay, Sabtu 26 Maret 2016.

Sergey yang keesokan harinya akan meninggalkan homestay meminta untuk satu hari sebelumnya akan snorkeling di sekitar homestay itu berada. Diperkirakan pukul 10.00 Sergey membawa peralatan snorkeling dan dua camera gopronya hendak berjalan ke arah selatan Sea
Fans yang adalah hutan. Sergey pergi diam – diam dan tidak mau ada seorang pun yang tahu kemana Ia pergi.

Saat itu mama di dapur dan mama sempat lihat dia naik ke gunung belakang
dapur, cerita mama.
Saat tiba waktu untuk makan siang Sergey tidak ada di homestay. Sergey yang biasanya makan tepat waktu itu, sampai pukul 14.00 belum kelihatan juga.

Kostan dengan boath mengikuti cerita Mama pergi ke arah selatan pulau Manyaifun mencarinya. Di selatan pulau itu ada hutan mangrove yang telah Sergey tahu kalau di sana ada buaya. Sergey bukan orang bodoh, Ia adalah pecinta laut dan mengejar tantangan. Saat Ia tahu di selatan pulau itu ada buaya, ini yang ke tiga kali tempat itu dikunjunginya, selalu saja pergi diam – diam,
pemandunya (Matheus) akan tahu setelah Sergey ceritakan apa yang ia ketemu disana.

Sergey perenang yang baik, berenang sangat cepat dan Sergey bisa menyelam dengan nafas alam sampai kedalaman 30 meter. Sergey bisa mengunjungi dua sampai tiga pulau dalam sehari
hanya dengan renang, dan Sergey adalah orang baik.
Kepergian Sergey membawa kenangan pahit bagi keluarga Sea Fans Homestay dan setiap wisatawan yang bersamanya berkunjung ke Sea Fans Homestay Raja Ampat kala itu.
Sergey adalah wisatawan ke-9 di Sea Fans Homestay yang mulai dibuka turis pertama Patrick Imbiri dan Jheni Mansawan pada 04 Januari 2016, setelah dua tahun memasuki dunia internet.

Betapa pedih rasanya, keluarga yang memulai sebuah usaha dengan kerja keras, tak kenal lelah hanya untuk membangun ekonomi yang lebih baik, menyekolahkan anak – anak mulai
melangkah namun masalah yang tak pernah terjadi di tempat lain ini datang tiba – tiba.
Rasanya ini benar – benar gagal dan gagal. Siapa pun anda, akan sulit menerima kenyataan itu.
Setelah kepergian Sergey, ada lebih dari 30 turis yang melakukan pembatalan ke Sea Fans sejak bulan Maret hingga Mey 2016. Turis takut mengalami hal yang dialami Sergey.

Turis takut diserang buaya. Entah Sergey di serang buaya atau apalah, tetapi saat menemukan jenazah Sergey, sekitar 35 meter ada seekor buaya. Lalu semua orang mengatakan mungkin
Sergey diserang buaya.
Tangisan dan air mata keluarga Sea Fans sejak ditemukan Sergey tanpa nyawa masih teringat di hati. Duka melanda kala itu, Sergey orang yang sudah dianggap seperti keluarga.
Sergey sudah tinggal di Sea Fans Homestay sejak 08 Februari 2016 kini pergi untuk selamanya.
Apalah daya bukan kehendak manusia.
Apa yang pernah diprinsipkan keluarga tetap utuh, waktu akan merubah segalanya, waktu akan membuat hari ini terlupakan dan semuanya akan baik – baik lagi.

Di sela kedukaan bercampur tidak menerima kenyataan itu, keluarga masih bersyukur dan berdoa. Bagi keluarga
kesuksesan bukanlah hal yang mudah, hanya sejauh kita bertahan sejauh itulah akan meraih kesuksesan. Bekerja dan berdoa, waktu akan membuat orang melupakan hari ini dan turis akan
datang lagi, pesan Chris Jennings.
Sea Fans Homestay, nama yang tercatat dalam sejarah wisata dunia itu, memulai usahanya lagi.
ini baru sekali mengalami masalah besar dan keluarga Sea Fans harus bangkit lagi, mulai dengan usaha lagi dan Sergey adalah pengalaman yang tak terlupakan. Dari sekian banyak tamu yang
melakukan pembatalan bookingan namun masih ada yang penasaran dan merasa sesuatu lebih baik jika bertemu dengan keluarga Sea Fans secara langsung.

Tepat pada tanggal 01 April 2016,
Tince Humprey dan suaminya Andre beranikan diri untuk berkujung ke Sea Fans Homestay. Setelah kepergian mereka, Andre dan beberapa tamu yang telah datang sebelumnya Mr Riccardo Ciannella dan Chris Jennings menulis sebuah pengalaman di internet tentang Sea Fans Homestay. Satu demi satu wisatawan mulai membaca tulisan mereka dan mulai ada lagi pemesanan kamar di Sea Fans Homestay.

Sea Fans Homestay kini menjadi rebutan. Tempat yang pernah ditakuti turis kini ramai dikunjungi para turis manca negara. Bulan Agustus 2017 lalu Sea Fans dikunjungi dua prof. antropolog adalah Prof. Nills dan Prof. Anna. Akhir tahun 2017 keluarga Sergey yang
berkunjung dan beberapa kali turis mencari buaya. Bertambah lagi satu objek wisata di tempat
ini adalah wisatawan bisa bertemu dengan buaya pada tempat dan waktu tertentu.
Raja Ampat ada buaya, dan buaya itu ada di mana – mana. Buaya adalah binatang yang mencari makan setiap membutuhkan makan, sudah tentu binatang buas itu akan ke mana – mana.
Sea Fans Homestay Raja Ampat. Jauh dari keramaian, jauh dari pusat kota dan terpencil.

Anda akan melihat sesuatu yang mungkin tidak anda temukan di tempat lain. Pulau manyaifun sangat digemari dengan snorkeling yang mengagumkan . Ada pari manta, ada paus saat tertentu, lumba – lumba sering mengunjungi laut homestay, karang yang kaya akan ikan, penyu
dan hutan yang masih misteri, ada goa kelelawar, pemandangan senja di atas puncak pulau Manyaifun dan masih ada yang lain. Jangan takut datang ke Sea Fans Homestay Raja Ampat,
kenyamanan dan keamanan para turis adalah impian setiap pelaku wisata di dunia ini.

Keluarga Sea Fans Homestay memastikan liburan anda bersama keluarga mengena
sapta pesona Indonesia. Sea Fans adalah tempat yang Aman, tertip, pantai dan lokasi Bersih,
pepohonan memberikan kesejukan, indah, Keluarga ramah dan pasti anda pergi dengan berjuta
kenangan manis. kunjungi halaman // SEA FANS HOMESTAY RAJA AMPAT
/lindertmambrasar@yahoo.co. id /wa +6285241208897/(LM).

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini