|

Jembatan Gantung Tornagodang Penghubung Asa Desa Parsoburan Barat

Foto : Timbul Pardosi, wakil salah satu masyarakat yang meginspirasi kampung halamannya


Sumatera Utara | Media Nasional Obor Keadilan | Ditengah zaman seperti saat ini dimana elektronik dan kemudahan akan moda transpotasi penghubung sangatlah begitu pesat dan terus berkembang.

Kita ambil contoh di Ibu Kota DKI Jakarta, moda trasnportasi dan penghubung dari wilayah satu dan wilayah lainnya terus dikembangkan agar saling berintegrasi atau terhubung baik adanya MRT, LRT atau Trans Jakarta.

Komitmen pemerintah utnuk melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur dan percepatan pertumbuhan ekonmi tentunya patut di apresiasi. Namun sayangnya pembangunan itu tidak mendatangkan dewi fortuna keberuntungan kepada seluruh masyarakat.


Ini adalah Jembatan Gantung yang ada di kampung  Tornagodang, jembatan ini menjadi penghubung antara Desa Parsoburan Barat dengan Parsoburan kota (kecamatan). Dimana setiap harinya jembatan ini selalu dilalui oleh  anak sekolah SMP, SMU dan masyarakat yang melintas baik naik kendaraan roda dua atau pejalan kaki.


Jembatan ini hanya berkekuatan seling yang menjadi penghubung dari dinding tebing Tornagodang dan Parsoburan.  Panjang Jembatan ± 40-50 Meter dengan kedalaman jurang dibawah jembatan ± 30-50 Meter.

Pijakan jembatan terbuat dari papan dan penahan sisi kiri dan kanan jembatan hanya kawat. Jika melewati jembatan ini akan terasa goyang, mungkin buat sebagian orang akan takut melewatinya dikarenakan jurang yang dalam dibawah jembatan dan suara deras air yang sangat kuat.


Penduduk desa Tornagodang (Parsoburan Barat) ± 350 KK dan jika pekan (onan) setiap hari selasa di Parsoburan akan berjalan melalui Jembatan ini. Inilah salah satu potret kampung Desa Tornagodang  Kec. Habinsaran, Kab. Toba Samosir, Prov. Sumatera Utara.

Masyarakat dari kampung ini tak dapat berbuat Banyak melihat kondisi anak2 remaja SMP dan SMU yang berjalan setiap hari ± 6-15 KM ke sekolahnya pulang dan pergi. Mereka adalah generasi penerus bangsa ini yang berjuang demi masa depannya, Namun tentunya dengan jerih lelah untuk sekolah, dengan keinginan berjuang untuk hidup yang lebih baik dimasa mendatang dan motivasi orangtua dan keluarga membuat mereka berlari ditebing sungai yang curam dan jembatan yang terkadang rusak akan berbuah manis.

Harapan masyarakat kepada pemerintah Kab. Toba Samosir, Prov. Sumatera Utara dan kementrian PU tidaklah begitu banyak yakni cukup dengan memperhatikan Jembatan dan jalanan tebing di lokasi ini untuk diperbaiki agar  masyarakat yang melintas lebih nyaman yang dapat menggunakan roda dua atau angkutan yang bisa melewati jembatan sehingga waktu untuk menempuh kesekolah bisa lebih cepat dan semangat untuk belajar akan lebih baik untuk masa depan yang lebik baik.

Editor : Obor Panjaitan

Komentar

Berita Terkini