|

Masih Adakah Batas Laut Pulau Terluar Batam

Jelajah, 3Jurnalis di Pulau Terluar Selat Malaka Telah menyelesaikan Seri 1 di Pulau Pelampung Batam BATAM | MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN, Minggu 31 Oktober 2021.Tepat hari sabtu Boat Fiber mesin 15 PK membawa 3  Jurnalis (David,Beres,Novendri) menuju Pulau Pelampung salah satu Pulau terluar di selat Malaka.

Jam tangan kami menunjukan Pukul 10.00 wib, Tim Jelajah menunggu boat fiber yang akan menjemput 3 Jurnalis.

Novendri Yang melihat David menghubungi Tekong (Pembawa Boat) duduk di pinggiran dermaga.

Sekira 15:menit dari kejauhan kami melihat boat fiber yang di tekong (Pembawa boat) bang Danu datang menjemput 3 Jurnalis di Pelabuhan beton Sekupang. Tim Jurnalis pun menaiki boat dan memulai Perjalanan.

Di saat Perjalanan hanya baru seperempat jam cuaca buruk datang (hujan deras) yang menghambat laju boat ke 3 Jurnalis.

Beres (Tribun Batam) menyampaikan "Bang David , ini hujan deras sekali bagaimana kalau kita menunggu reda" Ucap beres sambil melihat juga ke Novendri.

Kami ke 3 Jurnalis Sepakat Menepi di bawah pelabuhan sambil menunggu hujan reda, karena hujan di sertai angin yang cukup kuat membahayakan perjalanan tim Jelajah.

selama Hampir 3 jam Hujan cukup deras, ini jelas jelas menunda laju tim jelajah, tetapi tim tetap bersabar menunggu hujan reda sambil bersenda gurau.

Setelah hujan benar benar reda dan laut teduh tim melanjutkan perjalanan tidak lupa tim bersama tekong memanjatkan doa karena perjalanan memakan waktu 2 jam lebih dengan kecepatan 22 knots menggunakan mesin 15 PK.

30 menit berlalu saat melewati pulau lengkang , perjalanan terhambat lagi karena mesin terbelit Rumput laut, Tekong Danu dengan cekatan mematikan mesin dan membersihkan Rumput laut yang menghambat pendinginan air mesin. setelah 5 menit mesin bisa di hidupkan tim jelajah pun melanjutkan perjalanan.

Di dalam boat fiber jurnalis Novendri yang duduk di haluan boat dengan leluasa memandang dan memfoto pulau pulau yang tim lewati, sedangkan Jurnalis Beres dan David duduk berdampingan melihat juga pulau pulau yang di lewati sambil mendiskusikan jadwal di pulau nanti.

Banyaknya pulau yang di lewati menandakan bahwa besarnya Kepulauan Batam sangat membutuhkan tangan tangan dingin yang bisa membawa Batam melaju kedepan.

3 Jurnalis melihat boat boat masyarakat nelayan yang hilir mudik mendahului boat tim jelajah, mereka melambaikan tangan (Sapaan hangat warga pulau, Seakan akan mereka tau bahwa di boat ini di naiki tim jelajah 3 Jurnalis dan mereka berharap bahwa banyak hal di pulau terluar bisa terdengar sampai ke masyarakat luas).

Tekong boat bang Danu sengaja membawa tim jelajah melewati alur bagian dalam pulau agar tim jelajah bisa melihat pulau pulau yang di lewati dan di huni penduduk, seperti pulau Mongkol, pulau kasu, pulau labun.

Sekitar 2 jam lebih perjalanan tim jelajah saat akan melewati pulau labun dan menyeberang mendekati perbatasan, Tekong memperlambat laju boat karena kapal kapal besar yang lewat bisa menciptakan ombak besar. mengingat berada di lautan bebas tim jelajah juga berhati hati agar tidak salah melewati jalur. Tekong boat yang cekatan melaju zig zag menghindari bongkahan kayu besar yang terapung di laut, bila di lihat dari kejauhan mirip perahu nelayan sedang memancing.

Akhirnya  boat yang membawa tim jelajah melihat pulau kecil dari kejauhan ( terlihat seperti beberapa pohon saja) setelah semakin mendekat barulah terlihat jelas pohon kelapa dan rumah dari kayu, Jurnalis Novendri berteriak "bang lihat ada Penduduknya, sepertinya mereka melihat kita bang" Teriak Novendri.

Ya memang terlihat oleh 3 Jurnalis. Ada penduduk pulau yang melihat kedatangan tim, sambil boat mendekat secara perlahan tim jelajah berunding di dalam boat dan di putuskan jurnalis David yang turun dan mendekati penduduk.

Sambutan Penduduk

Setelah mendekati pantai dan kedalaman laut kira kira setinggi dengkul orang dewasa jurnalis David melepas baju pelampungnya dan turun ke laut Sambil melepas sepatu dan memakai sandal lalu mendekati Penduduk.

Jurnalis Beres dan Novendri yang melihat dari boat hanya mengamati gerak gerik jurnalis David dan Penduduk yang berbincang di tepi pantai. Setelah tidak beberapa lama jurnalis David melambaikan tangan ke arah boat, lalu jurnalis beres dan Novendri turun mendekat.

Setelah Beres dan Novendri mendekat David mengatakan ke Penduduk " Bang kami dari Obor Keadilan dan ini teman kami Beres dan Novendri dari Tribun Batam, Kami meminta ijin Abang selaku warga pulau Pelampung, kedatangan kami hanya untuk meliput lebih dekat seperti apa kehidupan pulau terluar dan mendengar apa yang menjadi harapan serta keluh kesah Abang dan penduduk, karena banyak masyarakat di luar sana yang tidak pernah tau mungkin mendengar nama pulau Pelampung".

Setelah itu penduduk pulau yang akhirnya kami ketahui bernama Rijal menghampiri seorang pria berbadan gemuk berkaos merah, kami melihat mereka berbincang bincang sambil melihat ke arah kami, lalu orang berkaos merah tersenyum ke arah 3 jurnalis dan melambaikan tangan, kami pun lega jurnalis Novendri mencolek David " bang sepertinya kita dapat lampu hijau". Tidak menunggu basa basi lagi kami 3 jurnalis langsung mendekati dan memperkenalkan diri masing masing. 

BERSAMBUNG....... 

Komentar

Berita Terkini