|

Roostien Ilyas: Tumbuh Kembang Generasi Religius Berwawasan Nasionalis Merupakan Sebuah Akar Bangsa

Media Nasional Obor Keadilan | Jakarta, Selasa (9/02-2020), Koordinator Bidang Advokasi dan Non Formal LP Maarif Nahdatul Ulama Pusat Roostien Ilyas yang akrab disapa bunda ini, perihal Peduli Akar Bangsa, selalu bergerak ke berbagai sasaran positif guna mengedukasi anak-anak bangsa yang sedang bertumbuh, serta mensosialisasikan program peduli wawasan kebangsaan yang beriman dan Taqwa kepada Allah.

Bukan tanpa alasan apa yang kerap dilakukan oleh Bunda Roostien, sejak Reformasi 98 ada banyak pergeseran nilai demokrasi, sosial politik, dan ekonomi hal ini mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara kita.

Hal lain yang cukup mengkhawatirkan seluruh elemen masyarakat yaitu makin maraknya faham radikal bertumbuh bak virus menjalar kesegala lini kehidupan berbangsa, tanpa kenal lintas latar profesi maupun lembaga.

Kita semua saksikan ada banyak oknum ASN terpapar haluan radikalis bahkan konon tubuh TNI/Polri juga telah ada yang terpapar, selain itu yang juga mengkhawatirkan ketika sudah merasuki lembaga pendidikan usia dini. Kecemasan pun melanda kita semua sebagai warga negara, Bunda Roostien Ilyas: saya coba paparkan pengalaman pribadi saya, sebagai berikut;

Saat aku mencarikan sekolah cucuku yang dekat rumah, ternyata gak gampang tapi aku gak putus asa karena papanya gak mau anaknya sekolah jauh meskipun bagus. 

Aku coba masuk ke sekolah islam yang gedungnya bagus dan guru-gurunya juga terlihat smart serta cekatan, aku di ajak masuk kelas demi kelas ada yang lagi belajar bahasa Inggris ada yang sedang belajar matematika dengan suasana yang menyenangkan. 

"Aku mulai menyukai sekolah ini dan aku di ajak masuk kelas yang sedang pelajaran seni suara, tiba-tiba lagunya.

kita muslim... 

menolak... 

kafir... "

"Aku tahan kekagetanku mendengar anak-anak usia kelas 1 SD menyanyikan lagu yang mereka tidak pahami."

Bagiku sudah cukup untuk menilai apa yang akan di ajarkan pada anak-anak itu tentang toleransi kemanusiaan. 

Aku gak bisa membayangkan kalau yang bernyanyi itu cucuku, aku ngeri.

Aku ingin cucuku tumbuh kembang sebagai manusia yang welas asih, menghormati sesama, apapun agamanya, apapun suku dan ras nya.

Untunglah cucuku akhirnya dapat sekolah yang dekat rumah tapi ingatanku pada anak-anak kecil lucu manis menggemaskan yang bernyanyi sambil mengepalkan tangan kita muslim menolak kafir, gak bisa hilang. 

Aku harus berbuat sesuatu untuk agama dan bangsaku. Sejak kecil aku sebagai anak madura aku dididik sebagai muslim yang ramah dan toleransi. 

Aku juga ngeri melihat anak-anak yang ikutan demo sambil berteriak-teriak mengkafir-kafirkan orang. 

Berikut video Terkait: 

◇Peran Menegakan Pancasila

Peranan sosok pemuda/generasi muda adalah dengan memperteguh penanaman nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari, karena saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai meninggalkan dan bahkan melupakan nilai-nilai Pancasila, yang notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa Indonesia.

Fenomena kebencian yang sangat mengerikan yang di didikkan kepada anak-anak bangsa Indonesia sejak usia dini. Aku mulai mencari di mana anak-anak bangsa yang kelak akan memimpin bangsa ini berada, di sekolah-sekolah dasar di pendidikan anak-anak usia dini di pesantren-pesantren, ya aku harus memulai, aku mulai keliling seminggu atau dua minggu sekali, aku main-main dengan anak-anak Paud, aku bermain dengan anak-anak SD dekat kampungku, dan juga ke pesantren di desa-desa. 

Apa yang aku obrolkan dengan mereka? aku ajak mereka tebak-tebakan ringan, membaca Al Fatiha, Syahadat dan lain sebagainya juga tebak butir-butir Pancasila, aku ajak bersalawat dan juga aku bagi bendera kecil-kecil kita menyanyi lagu-lagu kebangsaan. 

Sembari aku bagi kue dan permen. Aku gak boleh lelah aku melihat akar bangsaku, bangsa Indonesia yang harus tumbuh kembang sebagai bangsa religius nasionalis. [◇]

Penulis: Bunda Roostien Ilyas Kor. Bidang Advokasi dan Non Formal LP Ma'arif NU Pusat

Editor: Yuni Shara

Komentar

Berita Terkini