|

Konformitas Ilmu Pengetahuan dan Agama sebagai Solusi Sosial Pandemi Covid -19

             

                 Oleh : Syarifah Fauzah
Mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN| Senin (10/08-2020),
Penyakit Wabah Coronavirus Sars-Cov-2 atau yang lebih dikenal dengan bahasa awam adalah Virus Corona pada Desember 2019 muncul kepermukaan bumi. Diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi dunia pada Maret 2020 terhadap mikroorganisme berbahaya.

Virus yang pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ini menyebar secara global dan sangat cepat mengguncang masyarakat dunia karena secara data bahwa 200 Negara di dunia termasuk Indonesia terkena dampaknya, banyak upaya dan usaha mulai dari proses mitigasi sampai langkah adaptasi yang dilakukan oleh tiap negara dalam menanggulangi wabah virus ini.

Skala yang dilakukan juga tidak tanggung – tanggung, mulai dari skala ekonomi, teknologi sampai pada skala sosial budaya yang dijadikan sebagai resonansi langkah dalam menyelesaikan permasalahan ini. Sebut saja Social Distancing yang diartikan sebagai pembatasan sosial kepada tiap individu untuk mengurangi tingkat kegiatan sosial yang dilaksanakan sehari – hari, mulai dari jarak antar individu yang harus direnggangkan, pengurangan kegiatan yang bersifat komunitas atau mengumpulkan orang banyak, pembatasan kegiatan perputaran ekonomi, sampai pembatasan kegiatan ibadah terhadap beberapa kegiatan keagamaan.

Selain itu metode dengan istilah Lockdwon yang juga dikenal dengan pengurangan interaksi hubungan bilateral maupun multilateral antar negara, lalu pengurangan akses hubungan antar provinsi, bahkan sampai pengurangan akses hubungan antar daerah , yang dimana seluruh opsi yang dijadikan sebagai langkah adaptasi dan mitigasi ini menjadi sangat beragam dalam pandangan dan pelaksanaanya ditengah – tengah masyarakat. Banyak masyarakat saling berbondong – bondong dalam memberikan anjuran, himbauan, sampai dengan pembuatan perundang – undangan yang dimana ini semua dilakukan demi mengurangi proses penularan dan memperlambat penyebaran virus Corona, bahkan beberapa agama sempat mengeluarkan statement yang biasa disebut sebagai fatwa.

Lantas dengan munculnya virus ini juga menjadi perdebatan dan menghasilkan banyak pandangan beberapa kalangan, baik kalangan akademisi, kalangan masyarakat awam, serta kalangan pemuka agama, yang dimana sebagaian berpendapat bahwa virus ini adalah wabah yang lahir dikarenakan oleh perkembangan genetik dari mikroorganisme, sebagaian berpandangan dikarenakan kesalahan dalam proses skalasi teknologi, bahkan sebagian berpendapat bahwa virus ini adalah peringatan dan ancaman dari Tuhan yang maha kuasa. Tentu dalam menghadapi dan menyikapi hal ini diperlukan pandangan dan literature yang banyak serta kemurnian fikiran dalam menyelaraskan keadaan dan prasangka yang bisa dikaitkan dalam sebuah konsep relasi hubungan keterkaitan. Sehingga perlu dijabarkan beberapa aspek pandangan.

1. Corona Virus dalam pandangan Islam
Kendati bahwa wabah virus corona masih menjadi perdebatan panjang dalam kasus pandangan di agama Islam serta menjadi perdebatan dalam sejarah Islam, baik dikalangan ulama, kiyai, bahkan ustadz dan guru yang biasa menjadi sumber dan referensi dalam hukum dan fatwa, serta beberapa media sosial yang menyuarakan dan mempublikasi. Namun faktanya bahwa wabah virus corona mempuyai banyak persamaan dan kemiripan denangan penyakit dan wabah yang pernah menyerang kaum muslimin dimasa lampau.

Sebagai contoh dapat disimak dalam sejarah Islam tepat pada masa kaum muslimin ingin menaklukkan Irak dan Syam, lalu pada saat yang sama disaat kaum muslimin sedang berada untuk waktu yang lama di negeri Syam, setelah itu datanglah wabah penyakit kulit yang disebut sebagai penyakit Korela yang memakan korban hampir 25.000 bala tentara kaum muslimin . Sehingga dengan demikian banyak ulama, kiyai, ustadz berpendapat bahwa wabah virus corona juga mempunyai kronologi yang sama dengan wabah yang terjadi dimasa lampau.
 
2. Coronavirus dalam pandangan Sains dan Teknologi
Coronavirus yang digolongkan sebagai virus dari subfamily Orthocoronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales . Serta virus ini adalah jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia) . Sehingga dengan demikian skalasi penularan dan kemungkinan terjangkit yang amat besar menyebabkan virus ini sebagai salah satu virus berbahaya masa kini. Masyarakat yang sebelumnya dinormalkan dengan segala sesuatu yang bersifat kebal, namun dengan munculnya virus ini menjadikan manusia harus lebih berhati – hati untuk melakukan aktifitas dan kegiatan ditengah – tengah keramaian yang ada serta harus lebih serius dan bijaksana dalam menanggulangi masalah kesehatan pribadi dan lingkungan.
Sains dan Teknologi yang pada saat ini menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi baik dari sisi menghadirkan asumsi dan menciptakan solusi, dimana solusi yang sewajarnya ditawarkan adalah solusi yang harus dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang tanpa adanya pembatasan degradasi stratifikasi.

3. Relasi Agama, Sains, dan Teknologi menghadirkan Solusi
Lantas setelah mempunyai pandangan dan referensi baik secara data dan history maka sepantasnya bahwa langkah yang paling konkret adalah mencari solusi dan relasi, bagaimana hukum Islam memandang wabah ini dengan menghadirkan sebuah pola solusi yang menjadi khazanah dan dapat diambil hikmahnya oleh orang yang akan menjadikannya sebagai tuntunan. Islam mempunyai pandangan dalam menangapi suatu musibah adalah dengan jalan keikhlasan dan mengharapkan ridho Allah SWT dengan tulus dan ikhlas di hati . Sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi :

“Katakanlah: Tidak akan menimpakan kami kecuali apa yang Allah telah tuliskan untuk kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakal orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah [9]: 51).

Dilanjutkan dengan pandangan dalam agama bahwa segala sesuatu yang terjadi diatas dunia ini adalah atas izin Allah kepada hambanya yang mempunyai taraf keimanan yang baik, lantas jika kita melihat dari sisi Sains dan Teknologi bahwa segala sesuatu itu dikarenakan sebab musabab yang telah diperbuat atas sesuatu.

Sehingga pandangan ini juga di kuatkan dengan relasi keagamaan mengutip pepatah agama bahwa “Segala sesuatu yang ditanam hari ini maka akan dipanen pada kemudian hari”, dimana makna relasi keagamaan yang dimaksud adalah bagaimana keterkaitan agama sebagai landasan dalam menerjemahkan tujuan dan defenisi sains dan teknologi yang berkembang, apa yang diteliti pada masa yang lampau maka zaman ini adalah fase menikmati hasilnya, dan apa yang dikembangkan pada zaman ini maka zaman yang akan datang adalah fase akhirnya. Maka dengan demikian perjalanan hadirnya virus Corona dimuka bumi ini juga erat kaitannya dengan apa yang telah diperbuat oleh manusia dimasa lampau.

Manusia dan keserakahan yang telah diperbuat baik dalam kejahatan moral, perbuatan merusak, dan banyak faktor yang menyebabkan ketidak normalan dunia pada porosnya baik ekploitasi sumber daya alam, perbuatan merusak lingkungan, serta kejahatan kemanusiaan lainnya adalah ulah manusia sendiri. Dimana batas awam yang seharusnya dijadikan sebagai modal dalam pemenuhan kebutuhan dan keberlangsung hidup individu dan komunitas telah dijarah dan dilwati oleh manusia sehingga saat ini kita harus dihadapkan dengan tatanan kehidupan baru dan dengan pembiasaan baru atau yang biasa disebut dengan New Normal .
 
Pembiasaan baru atau menghadirkan budaya baru saat ini sudah sangat beragam dalam menanggulangi dan menangani virus Corona, baik secara preventif dan adaptif, New Normal yang dijalankan beragam, mulai dari penggunaan masker hingga pada pembiasaan dalam mencuci tangan.

Ini adalah langkah dan solusi yang dihadirkan oleh banyak ahli kesehatan dunia sebagai langkah awal mencegah penularan virus corona, dimana dengan menggunakan masker akan menghalangi infeksi virus yang akan terjadi dari satu individu terhadap indvidu lainnya. Pembiasaan mencuci tangan atau menggunakan Hand Sanitizer juga menjadi solusi ahli dunia dalam mencegah penularan virus Corana .

Islam juga memandang hal ini mempunyai korelasi yang erat dan sangat sejalan, yakni jika berlandaskan hadis Rasulullah SAW yang menerangkan bahwa untuk tidak dekat dengan orang yang sedang terkena penyakit menular yang dapat menyebabkan penularan juga terhadap orang yang ada disekitarnya. Sehingga dengan menghindari hal ini tidak akan memberikan mudhorat dan kerusakan terhadap diri sendiri, karena seorang muslim diharamkan untuk melukai dirinya sendiri.

Langkah adaptif yang dilakukan secara teknologi dan berdasarkan anjuran pemerintah lainnya adalah untuk menerapkan pembatasan skala sosial (Social Disantancing) , dimana saat ini kita dihadapkan dengan kegiatan belajar jarak jauh atau pembelajaran yang dilakukan secara online/ virtual, dengan kecanggihan teknologi dan ilmu sains yang semakin berkembang tentu hal ini mudah untuk dilakukan sebagaimana mestinya, yakni dengan bantuan perangkat smartphone ataupun perangkat lainnya. Sehingga dengan tidak berkumpulnya orang banyak dalam satu wilayah akan mengurangi proses penyebaran virus corona.
 
Kegiatan solusi adaptif ini ternyata juga sudah pernah dilakukan oleh Rasululullah SAW yang dimana Rasulullah dalam menghentikan penyebaran penyakit Kulit atau Korela pada masa itu yakni dengan menghimbau dan memerintahkan ummat Islam untuk tidak keluar rumah dan hanya berdiam diri dirumah dengan melaksanakan ibadah dan kegiatan dengan khidmat, bahkan langkah yang dipilih oleh Rasulullah dalam menyelesaikan permasalahan ini salah satunya adalah dengan metode karantina terhadap penderita penyakit ini, bahkan untuk memastikan apakah metode ini berjalan dengan baik Rasulullah SAW juga membangun tembok untuk membatasi wilayah yang terkena dengan yang tidak tertular.

Sehingga dengan demikian bahwa perjalanan hadirnya virus corona adalah hikmah dan manfaat bagi perjalanan spiritual seorang muslim atau seorang hamba untuk mentafakkuri dan menjadikannya wasilah dalam perjalanan keimanan dan kehidupan. Dengan adanya virus ini sehingga seorang hamba dapat lebih banyak berzikir dan mengingat bahwa betapa besarnya kuasa Allah SWT. Sejalan dengan kasus Virus Corona ini maka hendaklah sebagai seorang yang beragama Islam untuk patuh dan mengilhami adanya teknolgi dan perintah agama dalam menjalankan segala ikhtiar dan usaha untuk menanggulangi virus ini. Baik ikut serta dalam mendukung dan menjalankan segala perintah Ulama dan anjuran Pemerintah yang berlandaskan data dan kajian sains dan teknologi .
 
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dan dituliskan dengan bahasa yang mudah dimengerti maka penulis dengan segala kekurangan informasi dan kajian mendalam menyimpulkan bahwa Covid- 19 dalam pandangan Islam adalah merupakan suatu tragedi yang merupakan penularan virus yang kita sebut pandemic seperti yang pernah terjadi di zaman Nabi, sehingga kita dalam menyelaraskan akal sehat harus sejalan dengan adanya fakta sains dan teknologi.
 
Selain itu bahwa Islam juga memandang bahwa Virus Corona adalah suatu ujian yang datangnya dari Allah sebagai penambah rasa ikhtiar dan keimanan yang harus ditingkatkan dan dipupuk dengan sejutan harapan bahwa sains dan teknologi akan dapat menjawab permasalahan ini dengan menemukan vaksin dan obat yang akan dapat dijadikan sebagai solusi dan jalan keluar dari permasalahan wabah ini.(*)

                                -000-

Identitas Penulis 

Nama : Syarifah Fauzah
NIM : 0704173099
Tema : Relasi Keagamaan, Kesehatan Sains dan Teknologi Terhadap Wabah Virus Corona

Prodi/ Jurusan : Biologi
Fakultas : Sains dan Teknologi
Lokasi KKN : Kota Daring Kecamatan Daring Kelurahan Daring
KKN DR : Kelompok 4
Konformitas Ilmu Pengetahuan dan Agama sebagai Solusi Sosial Pandemi Covid – 19

Komentar

Berita Terkini