MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | JAKARTA | Anies menutupnya dengan sangat rapat. Saya mulai curiga, tujuan Anies dalam membuat kebijakan takbiran keliling yang nyaris menewaskan anak bocah yang ada di atas bus, sangat mungkin untuk menutup bau busuk lainnya, yakni 14 miliar yang dikeluarkan untuk mudik gratis.
Kita tahu bagaimana uang itu di atas segala-galanya bagi Anies. Kita tahu bahwa dana yang dikelola oleh pemprov DKI Jakarta, adalah dana yang tidak tepat guna. Apakah KPK berani menyelidiki Anies?
Ngomong-ngomong, sudah ada beberapa kasus yang mengendap di KPK. Akankah ini menjadi kasus baru lagi? Saya punya hitung-hitungannya. Mari simak ketidaklogisannya.
Pertama. Dana yang dikeluaran adalah 14 miliar, untuk mudik gratis para warga yang ada di DKI Jakarta, ke kampung halamannya masing-masing. Sangat barokah sekali bukan? Tapi mari kita hitung lebih jauh lagi. Ini adalah V1.
Kedua, angka pemudik yang ditargetkan untuk diberangkatkan gratis sambil melambai-lambaikan tangan ala gabener adalah 17.427 pemudik. Dari variabel pertama, kita bicara uang. Kalau variabel kedua ini, kita bicara jumlah yang diangkut pergi keluar Jakarta. Ini adalah V2.
Jadi kalau variabel pertama dibagi dengan variabel kedua, kita akan dapat angka pengeluaran pemprov DKI Jakarta untuk satu pemudik. Jadi satu pemudik, kita bagi saja antara V1 dengan V2. Kita akan dapatkan Rp803.350 per pemudik. Jadi satu orang dihitung dengan angka rupiah 800 ribu lebih.
Ketiga, tujuan dari mudik menggunakan bus adalah di daerah Jawa, menggunakan 300 bus berkapasitas rata-rata 50 orang. Jadi kalau bicara variabel ketiga ini, sudah lebih jelas. Kebutuhan bus yang dikeluarkan oleh pemprov DKI Jakarta rata-rata adalah 50 orang per bus. Ini adalah V3.
Dari sini, kita bisa lebih jelas lagi mengkalkulasinya. Untuk mendapatkan harga sewa satu bus, ya kita sebenarnya tinggal dikalikan saja antara kapasitas bus dengan biaya per orang.
Dari V2 x V3, kita akan mendapatkan kira-kira 800.000 x 50 = 40.000.000. Angka Rp40.000.000 untuk sebuah bis, adalah angka yang sangat fantastis.
Jika kita membagi antara V2 dan V3, kita akan mendapatkan angka 17.427 : 50 = 348 bus. Jadi artinya, perhitungan saya masih konsisten. Karena menurut pemprov DKI Jakarta, ada sekitar 300an bus yang digunakan. Jadi secara kasar, tidak ada kesalahan angka dan tidak ada hoax di artikel ini.
Pun jika kita mengalikan antara jumlah bus dengan biaya per bus, kita akan mendapatkan 348 x 40.000.000, yang nilainya adalah 13.920.000.000. Jadi angka perhitungan ini mendekati 14 miliar. Artinya, lagi-lagi angka ini adalah angka yang normal.
Saya punya pembanding. Mari kita simak link di bawah ini untuk harga. Apakah masuk akal atau tidak.
Biaya sewa bus dari Jakarta ke ujung Jawa Timur satu arah saja kira-kira hanya 15 juta per bus. Jadi untuk bolak balik, ada biaya sekitar 20-25 juta per bus. Jadi apa yang pemprov DKI kerjakan dalam mengalokasikan 40 juta rupiah per bus patut diselidiki oleh KPK.
Bus macam apa yang digunakan? Apakah bus yang di dalamnya ada hiburan pedangdut plus pijat refleksi di setiap kursinya? Atau sarana WC dengan air yang tidak terbatas lengkap dengan pewangi?
Atau busnya merupakan bus yang memiliki Wifi dengan internet super cepat. Apakah busnya ada kantung udara jadi bisa dinamakan AIRBUSversi darat? Memang tidak masuk akal.
Anies ini harus diselidiki KPK. Apakah KPK berani?
Saya kurang yakin KPK berani menelisik Anies. Kenapa? Karena di dalamnya ada sepupu yang ia cintai dan yang mencintai dia satu sama lain. Novel Baswedan. Jadi menurut saya, jangan harap KPK berani menelisik dan menyelidiki apa yang menjadi biaya tidak masuk akal di atas.
Tentang Frankfurt book fair, juga apa kabarnya itu? Jadi percayalah, KPK tidak berani menyentuh Anies. Kenapa? Karena ada polisi Taliban seperti yang diungkap oleh presiden IPW, Neta S Pane dalam dugaannya. Ada dua kubu, Taliban dan India.
Jangan berharap sama KPK deh. KPK sudah mulai politik. Apalagi sejak Novel Baswedan kembali. Tanpa mengecilkan apa yang ia alami, saya tidak bersimpati kepadanya.
14 miliar mudik gratis, dengan jumlah bus sekitar 350an, artinya Pemprov DKI buang duit 40 juta per bus. Biaya tersebut sangat tidak masuk akal. Bahkan untuk pergi pulang sekalipun! Berharap sama KPK? Ah KPK sudah berpolitik! Apalagi ada sepupunya Anies Baswedan di sana.
Saya kurang respek lagi sama KPK sejak Novel, si mantan tersangka kasus penganiayaan di Bengkulu itu masuk lagi. Untung saja KPK sudah ada penggantinya. Tito Karnavian sudah membentuk Satgas Anti Korupsi. Jadi tenang saja Nies. Anda berhadapan dengan Tito. Apakah Tito berani mengungkap? Kita lihat saja nanti.
Begitulah lihat-lihat.
(*)MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN