|

Mencari Jalan Pemulihan Teluk Balikpapan


Media Nasional Obor Keadilan | Pada hari selasa tanggal 24 Maret 2018, Badan Koordinasi Nasional Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (BAKORNAS LEPPAMI) PB HMI mengadakan diskusi terbuka perihal Bencana Ekologi Teluk Balikpapan, dengan mengundang narasumber para pemangku kepentingan yang secara langsung bersinggungan dengan bencana ekologi tumpah minyak di Teluk Balikpapan. Adapun narasumber yang menghadiri antara lain Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut  Ir. Dida Migfar Ridha yang mewakili Direktorat Jendral Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Ditjen PPKL KLHK RI) kemudian juga dihadiri oleh Abraham Lagaligo yang mewakili PT.PERTAMINA (Persero). Diskusi yang dihadiri puluhan peserta yang terdiri dari Kader-kader HMI, PMII, serta para mahasiswa pecinta alam seperti Anggota MAPALA Universitas Indonesia, dan Perwakilan Pusat Koordinasi Nasional Mahasiswa Pecinta Alam.

Sebagai pembuka dan pengantar diskusi, Saudara Ichwan Abdillah selaku Direktur Eksekutif BAKORNAS LEPPAMI PB HMI mengutarakan pernyataan sikap terkait bencana ekologi di teluk Balikpapan. Dalam pernyataan sikapnya, BAKORNAS LEPPAMI PB HMI melihat kasus ini sebagai Enviromental Crime yang disebabkan oleh kelalaian manusia (Human Eror) maka harus ada penindakan yang tegas, kemudian harus ada langkah-langkah strategis maupun taktis dalam Penanggulangan bencana serta pemulihan kerusakan kawasan terdampak sebagai hal utama yang harus diperhatikan.

Kemudian dilanjutkan pemaparan dari Ir. Dida Migfar Ridha. Dalam penyajian pemaparannya, Ir Dida Migfar Ridha menyajikan hasil-hasil laboratorium, data-data dan temuan terbaru dari kawasan terdampak. Dalam hasil laboratorium memang sangat jelas zat yang memenuhi Teluk Balikpapan adalah minyak mentah yang sangat berbahaya bagi ekosistem biota pesisir dan laut.

Pun beliau menerangkan pada hari kejadian tim dari KLHK RI yang bentuk langsung oleh Ditjen PPKL sudah berada di Lokasi terdampak sekitar 7 jam setelah kejadian. Tim tersebut langsung mengambil Sempel air serta menyebarkan informasi terkait bencana kepada masyarakat sekitar sebagai pencegahan mengkonsumsi hasil laut dari kawasan terdampak. Kemudian, sesuai keterangannya sebaran minyak mentah yang awalnya (10 hari setelah kejadian) seluas 7000 m² sudah meluas hingga hampir 13.000 m² (per tanggal 19 April 2018) dan telah memakan korban jiwa manusia maupun fauna yang hidup di Teluk Balikpapan serta Kawasan Hutan Mangrove. Dalam penyusunan stategi serta penanganan pemulihan kawasan terdampak KLHK RI mengajak seluruh pemangku kebijakan serta masyarakat untuk turut serta.

PT. PERTAMINA pun memaparkan segala hal yang telah dan akan dilakukan dalam penanggulangan dan pemulihan kawasan terdampak. Dalam pemaparannya, PT. PERTAMINA telah memberikan sebagian kompensasi bagi korban jiwa sebagai langkah awal. Dalam penanggulangan kawasan PT.PERTAMINA akan secepatnya melakukan penghisapan minyak mentah dari Teluk Balikpapan. Sebagai pemilik minyak mentah yang tumpah, PT PERTAMINA juga menyatakan siap bertanggung jawab penuh dalam penanggulangan dan pemulihan kawasan terdampak.

Setelah pemaparan dari para narasumber, peserta pun diberikan kesempatan bertanya dan memberikan sumbangsih pemikiran dalam bentuk solusi-solusi bagi penanggulangan dan pemulihan kawasan terdampak. Pada kesempatan ini, Saudara Milzam Sidqi (Anggota MAPALA UI) memberikan beberapa solusi untuk PT. PERTAMINA yakni mengintegrasikan "Early Warning System" diseluruh pipa bawah laut milik Pertamina. Hal ini bertujuan agar dikemudian hari apabila terjadi kejadian serupa dapat dilakukan penanganan cepat dan tanggap agar mengatasi meluasnya dampak minyak tumpah. Dalam kesempatan ini Bakornas LEMI PB HMI (Lembaga Ekonomi) pun memberikan solusi dari kaca mata ekonomi, mereka menitik beratkan kepada perekonomian nelayan teluk Balikpapan yang hari ini tidak diperbolehkan melaut karena ditakutkan bertambah korban jiwa serta hampir dipastikan mereka tidak akan mendapatkan hasil laut, untuk itu Bakornas LEMI PB HMI memberikan solusi kepada PT. Pertamina untuk memberikan pelatihan kewirausahaan dan modal usaha kepada para nelayan di pesisir teluk Balikpapan, agar mereka dapat menyambung nafas ekonomi keluarganya masing masing.

Sesuai kajian, Bidang Litbang BAKORNAS LEPPAMI PB HMI pun memberikan solusi terhadap pemulihan jangka panjang kawasan terdampak yang disampaikan oleh Saudara Setyo Nugroho (Wakil Direktur Bidang Litbang). Sebagai bagian dari mahasiswa pecinta alam, LEPPAMI mengajak Pertamina dan KLHK RI untuk berkomitmen dalam mememulihkan kawasan tersebut hingga benar benar tuntas. Dengan mengedukasi masyarakat dalam hal konservasi lingkungan serta pembekalan terkait pemulihan bencana lingkungan. Karena disadari bahwa pemulihan ribuan hektar kawasan terdampak tidaklah mudah pasti memakan waktu yang cukup lama, maka dianggap perlu peran konkrit masyarakat dalam pemulihan kawasan.

Ditempat terpisah Ichwan Abdillah memberikan keterangan "Diskusi ini adalah awalan gerakan LEPPAMI secara nasional terhadap kasus ini yang semula sudah dimulai oleh LEPPAMI yang berada di Kalimantan Timur. Karena ini adalah bencana ekologi berkelas internasional kami akan terus mengawal terkait pemulihan kawasan terdampak di teluk Balikpapan. Dalam Closing Statement, PERTAMINA dan Ditjen PPKL KLHK RI pun sudah berkomitmen akan memulihkan kawasan terdampak dan mengajak LEPPAMI dan para pecinta alam lainnya untuk turut serta dalam pemulihan kawasan Teluk Balikpapan" Tegas Direktur Eksekutif BAKORNAS LEPPAMI PB HMI. (Arianto Suranaya)

Penanggung Jawab : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini