|

Muhammad Najib : Lafran Pane Pahlawan Nasional yang berjasa bukan di Medan Perang

Ket. Gambar : Lafran Pane ( Pendiri HMI )

MEDAN | MEDIA NASIONAL OBORKEADILAN | ( Jum'at, 10 / 11 / 2017 )

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi memberikan gelar pahlawan nasional terhadap empat orang di antaranya Lafran Pane. Lafran Pane yang berasal dari Yogyakarta telah secara resmi sah menjadi Pahlawan Nasional melalui upacara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tahun 2017 di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Kamis (9/11/2017). 

Laki-laki kelahiran Padang Sidempuan, 5 Februari 1922 ini merupakan anak keenam keluarga Sutan Pangurabaan Pane dari istrinya yang pertama. Ia adalah adik kandung dari sastrawan Sanusi Pane dan Armijn Pane.
Lafran dikenal sebagai salah satu pendiri HMI pada 5 Februari 1947 yang ditetapkan lewat Kongres XI HMI di Bogor pada 1974.
Meski demikian, ia menolak dikatakan sebagai satu-satunya pendiri HMI karena ada beberapa nama lain yang turut andil. Misalnya, Kartono Zarkasy, Dahlan Husein, Siti Zainah, Maisaroh Hilal, Soewali, Yusdi Gozali, M. Anwar, Hasan Basri, Marwan, Tayeb Razak, Toha Mashudi, Bidron Hadi, Sulkarnaen, dan Mansyur.
Muhammad Najib salah satu Aktivis HMI Cabang Medan khususnya HMI Komisariat Fakultas Syari'ah UINSU Medan saat ditemui dikampus UINSU Medan, dirinya menjelaskan bahwa Lafran Pane adalah Pahlawan Nasional yang berjasa bukan di Medan Perang.
Ket. Gambar : Muhammad Najib Aktivis HMI Cabanng Medan, HMI Komisariat Fakultas Syari'ah UINSU Medan
"Alhamdulillah Lafran Pane akhirnya diterima dan diresmikan secara konstitusional dan ceremonial oleh Presiden Joko Widodo menjadi Pahlawan Nasional di Istana Negara Jakarta, Lafran Pane yang berasal dari Yogyakarta diberi gelar pahlawan bukan karena terlibat peperangan, namun karena mendorong pertumbuhan gerakan pemuda di Indonesia yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)", terang Najib.
Najib menambahkan, "Jadi, apabila seseorang menyandang gelar Pahlawan Nasional bukan hanya karena mereka yang berjasa di medan perang saja, tetapi mereka yang juga berjasa di bidang lain yang pengaruh dan manfaatnya dirasakan secara nasional", ujarnya.
Sambung Najib, "Lafran dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja, ia tidak pernah mengeluh selalu berbuat lebih banyak dan lebih banyak berbuat, sebagai Kader HMI saya bangga dan terharu ketika membaca sejarah hidup dan perjuangan beliau untuk ummat dan bangsa kita ini yang mana pada saat itu Indonesia dan ummat Islam masih sangat kelam dan berada dizona terpuruk, maka lahirlah ide dan gagasan serta tindakan kongkrit dari Lafran Pane untuk mendirikan wadah kemahasiswaan pemuda sebagai cendikiawan muda yang dianggap wadah ini untuk basis keummatan dan kebangsaan secara umum dan khususnya", terangnya.
"Saya sangat memahami betul bahwa kehadiran HMI di awal kemerdekaan Indonesia yakni 5 Februari 1947 bukan semata-mata menggalang kekuatan intelektual Muslim untuk membela Republik Indonesia, tetapi Juga menjadi legitimasi penerimaan Pancasila sebagai ideologi negara oleh kalangan Cendikiawan muda Islam, inilah cita-cita dari Lafran Pane yang akan diaktualisasikan dalam wadah Himpunan Mahasiswa Islam yang didirikannya itu", jelas Najib.
Akhirnya, Muhammad Najib juga mengucapkan Selamat Hari Pahlawan. "Selamat Hari Pahlawan, semoga kita tetap mengingat sejarah dan jasa para pahlawan kita demi terbinanya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu Wata'ala" semoga kita tidak lupa juga jasa-jasa dari Lafran Pane", tandas Najib.
OP / Redaksi

Komentar

Berita Terkini