|

Haji Uma Anggota DPD RI Asal Aceh Bantu Amira Pasien Bocor Jantung Asal Aceh Selatan

Tesk Foto : Amira anak yang sedang dirawat di rumah sakit akibat mengalami Bocor jantung. 

OBORKEADILAN.COM | Banda Aceh - Nasib miris dialami keluarga Amira Salsabila, balita berusia 4.9 tahun asal Pasie Raja Kabupaten Selatan yang menjadi pasien bocor jantung di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) di Banda Aceh. Betapa tidak, Amira harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo (RSUCM) di Jakarta. Sementara keluarga Amira kesulitan untuk biaya perjalanan dan biaya hidup selama mendampingi perawatan Amira disana.

Namun ternyata, beban kekuarga Amira semakin bertambah berat, biaya tiket perjalanan dan biaya hidup belum tercukupi, kini keluarga harus membayar lagi biaya untuk tabung oksigen yang harus menyertainya selama dalam perjalanan ke Jakarta. Beban biaya tabung oksigen yang harus dibayar ternyata juga tidak sedikit, sebesar 17 juta harus dibayarkan keluarga kepada RSUZA karena tidak ditanggung dalam fasilitas layanan program BPJS.

Kondisi miris keluarga bocah Amira diketahui berdasarkan informasi dari anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman alias Haji Uma, Jum'at (27/4). Menurut senator yang dikenal memiliki rasa kepedulian sosial tinggi ini, dirinya dihubungi oleh pihak LSM LEKAS yang menyampaikan kondisi masalah serta berharap dirinya dapat membantu meringankan beban biaya yang dihadapi keluarga Amira untuk proses rujukan perawatan lanjutan di Jakarta.

Setelah mendapat informasi tersebut, Haji Uma kemudian berkomunikasi langsung dengan Thaisir, ayah dari Amira yang menangis tersedu saat menyampaikan kondisi buah hatinya dan masalah yang dihadapinya. Setelah itu, Haji Uma juga meminta staf nya di Banda Aceh untuk melakukan cros-check langsung terhadap masalah yang disampaikan. Ternyata benar, pihak RSUZA pada prinsipnya mengharuskan pembayaran atas penggunaan alat bantu oxygen sebesar 17 juta rupiah.

Setelah mendapat informasi dari stafnya terkait kondisi rill di RSUZA, Haji Uma kembali menelfon orang tua Amira. Haji Uma mengakui, dirinya begitu miris saat mendengar ucapan ayah Amira yang sudah pasrah dan menyerah atas kondisi yang dihadapinya. "Saya sudah pasrah dan tidak tau lagi harus berbuat apa, biar anak saya kami bawa pulang kembali ke kampung. Biar kami serahkan semua kepada Allah, mungkin ini sudah menjadi takdir kami", kata Thaisir yang dikutip Haji Uma.

Mendengar perkataan orang tua Amira, Haji Uma berharap agar keluarga tidak berputus asa dan menyerah karena yang terpenting adalah proses pengobatan Amira. Haji Uma kemudian berjanji untuk membantu keluarga Amira semampu dan semaksimal mungkin dari biaya pribadinya.

"Apa yang dialami keluarga Amira sungguh miris, saat sedang berusaha keras mendapat biaya perjalanan dan biaya kebutuhan hidup selama mendampingi anandanya selama di Jakarta, kembali bertambah bebannya karena harus membayar 17 juta untuk alat bantu oxygen bagi Amira selama diperjalanan ke Jakarta", ujar Haji Uma.

Menurut Haji Uma, selain tiket pesawat keluarga juga butuh biaya sewa rumah singgah dan biaya hidup bagi pendamping Amira selama dirawat di Jakarta nantinya. Haji Uma mengakui, selain merasa miris atas kondisi yang ditemui, dirinya juga merasa jengkel dengan kondisi layanan kesehatan yang belum sepenuhnya berpihak kepada masyarakat dari golongan kurang mampu dan miskin. Padahal layanan kesehatan adalah hak asasi dan hak dasar sebagai warga yang harus dipenuhi negara. [ Muhammad Furqan]

Penanggung Jawab : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini