Rabu, 23 Juli 2025 | 22:09:01

MIRIS ..GIZI BURUK MASALAH BARU MELANDA SURGA KECIL RAJA AMPAT

 Ket Gambar : anak di kampung Manyaifun distrik Waigeo Barat Kepulauan Kabupaten Raja Ampat Papua Barat Positif Mengalami Gizi Buruk. perawat saat ditemukan media ini di kampung manyaifun, Sabtu 03/03/2018. 



MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Raja Ampat  | gizi buruk merupakan masalah kesehatan yang sering di hadapi di Negara miskin. Menurut WHO, sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan karena keadaan gizi buruk pada anak. Anak yang memiliki gizi buruk memiliki risiko meninggal 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal.

Informasi yang dihimpun Media Nasional Obor Keadilan setidaknya
Empat (4) anak di kampung Manyaifun distrik Waigeo Barat Kepulauan Kabupaten Raja Ampat Papua Barat Positif Mengalami Gizi Buruk.
Derita ini Bagai Itik Mati Di Lumbung Padi, itulah ibarat gizi buruk ditemukan di alam Raja Ampat. Ini sangat tidak mungkin terjadi di kampung Manyaifun, di sini banyak ikan, kita bisa makan ikan dan sayur setiap hari, hutan luas untuk berkebun, gaya heran Perawat Gizi Puskesmas Manyaifun Waigeo Barat Kepulauan. Empat anak tersebut mengalami gizi buruk dengan kategori – 5 sd (min 5 SD) dan – 3 sd (min 3 SD). Sementara anak – anak kurang gizi paling sedikit masing-masing Kampung di Waigeo Barat Kepulauan menyumbang tiga (3) anak.

Upaya pemulihan gizi terus  dilakukan perawat gizi setempat, namun masalah yang pernah dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten raja ampat ini, sampai saat ditemukan belum ada kunjungan kerja dari Dinas Kesehatan.
Anak-anak  mengalami gizi buruk sudah seharusnya kami tidak tangani di kampung tersebut, kami harus rujuk  untuk dirawat ke rumah sakit di Waisai, tetapi dengan apa kami akan bawa ke waisai? Ambulance  laut kami tidak ada di tempat, kepala puskesmas pun  tidak ada di tempat,, kami kewalahan jadi kami hanya bisa memberi sesuai yang ada, keterangan perawat saat ditemukan media ini di kampung manyaifun, Sabtu 03/03/2018
.


Sudah 3 bulan tidak ada Puskesmas Keliling, seharusnya setiap bulan ada. Kepala puskesmas hanya tinggal dengan fasilitas puskesmas di kampungnya tanpa ada operasional yang diberikan kepada perawat untuk bekerja, tidak bisa bekerja hanya dengan apa yang ada karena tidak cukup. Saat kami tanyakan puskesmas keliling, justru kapus menanggapi dengan pesan silahkan pusling jika ada salah satu perawat yang bisa koordinasi tim untuk pusling. Kami bisa pusling sendiri, tetapi tanpa boat, tanpa mesin dan bensin semua ada dipakai kapus. Body viber untuk puskesmas sudah tidak tahu milik siapa, ucap perawat yang enggan menyebutkan namanya.


Masalah gizi buruk adalah tanggungjawab bersama. Ditengah kampung Manyaifun adalah Ibukota Distrik Waigeo Barat Kepulauan.  Pemerintah kampung dan distrik tidak perduli. Kepala distrik hanya datang ke tempat tugas sesekali dalam beberapa bulan itu pun hanya singgah sebentar sedangkan Dana desa dan otsus tidak pernah digunakan untuk menangani kesehatan. Semua yang tertulis di Rencana Anggaran Belanja Kampung itu hanya begitu saja, tutur salah satu bamuskamp manyaifun. [LM]
Editor : Obor Panjaitan

Berita Terkait

Komentar