Foto : Ilustrasi Papan Sekolah / Istimewa
JAKARTA | Media Nasional Obor Keadilan | Dinas Pendidikan DKI Jakarta (Disdik DKI) memasukkan anggaran untuk pembuatan papan nama sekolah dan pemagaran didua lokasi aset tanah dengan harga yang nominalnya cukup fantastis.
Berdasarkan dari situs apbd.jakarta.go.id, total yang diminta oleh Disdik DKI Jakarta di ketiga kegiatan tersebut ialah sebesar Rp 1,6 milliar.
Dimana rinciannya ialah sebanyak Rp 887,1 juta untuk pembuatan papan nama sekolah. Berikutnya Rp 452,4 juta digunakan untuk pemagaran tanah aset Disdik DKI di Jalan Kemenyan, Jakarta Selatan.
Dan lainnya sebesar Rp 311 juta untuk pemagaran tanah aset Disdik DKI di Depan SMPN 162, Jakarta Utara.
Namun sayangnya dalam pemaparannya tidak disampaikan ada berapa sekolah dan bagaimana kualitas atau standar dari jumlah papan sekolah tersebut.
Merespon hal itu Pengamat Anggaran dari Center For Budget Analysis, Uchok Sky Khadafi, mengaku melihat keanehan dengan besarnya besaran anggaran tersebut.
Pasalnya menurut Uchok sudah seharusnya di zaman keterbukaan informasi publik seperti saat ini, pos peganggaran seperti itu dapat dijabarkan bukan hanya nominal tetapi juga jumlah atau standadisasi barang yang diperlukan.
"DPRD harus pertanyakan besaran anggaran itu. Kalau Disdik tidak mampu memberikan argumen yang masuk di akal ya coret saja anggarannya," kata Uchok ketika dihubungi di Jakarta.
" Jangan biarkan ada potensi Mark-up anggaran dizaman yang sudah ketat dan setransparan ini, untuk apa dan bagaimana anggaran iti dipakai," tegasnya.
Penulis : France
Editor : Redaktur
