|

BUNGA RAMPAI PENDIDIKAN

Media Nasional Obor Keadilan, Jakarta - Selasa (2/5-2023), Merdeka berpikir, belajar serta merdeka dalam bersikap, semestinya kondisi ini mendasari 'Nation and Character Building' di Indonesia dengan tanpa meninggalkan kearifan lokal dan budaya adiluhung bangsa Indonesia. Ya, mudah diucapkan, memang dan sering di slogankan sebagai pengingat setiap anak bangsa. 

Akan tetapi bagaimana di dunia nyata? khususnya Indonesia? baru-baru ini kita dikagetkan dengan ratusan remaja yang masih sekolah di SMP hamil diluar nikah dan minta dispensasi menikah dengan pasangannya masing-masing yang sesama remaja. 

Belum reda beberapa berita yang serasa menampar wajah bangsa kita Indonesia termasuk para tokoh pendidikan. Taklama kemudian kita pun dikejutkan oleh berita yang viral, yang takkalah mengerikan, dimana aksi brutalisme seorang remaja didukung pacarnya dan seorang pria lainnya, menganiaya secara bengis dan kejam, menginjak injak leher lawannya dengan biadap, dan berita-berita tindak pidana lainnya maupun kejahatan seksual remaja diberbagai wilayah.

"Belum lagi kasus guru agama atau ustad dan pendeta yang terlibat bahkan menjadi pelaku tindak pidana asusila, ada menghamili santri-santrinya, hamili jemaat, berita- beginian hampir tiap hari muncul di medsos maupun media maenstream."

Sangatlah memprihatinkan, belum lagi kalau bicara perilaku sehari-hari, tergerusnya kesantunan, budi pekerti, serta maraknya tawuran remaja yang seakan menjadi trend tersendiri. "Apa yang terjadi dengan pendidikan moral kita?"

Pendidikan apapun seharusnya seimbang antara teori, latihan atau simulasi, karena sebagus apapun pendidikan apabila hanya jadi ajang latihan hafalan tanpa dilatih mengimplementasikan atau di simulasikan, maka pendidikan apapun itu hanya menjadi dongeng belaka. 

Bagaimana anak akan ditempat menjadi sosok yang berintegritas kelak, bila perilaku jujur itu gak pernah dilatih dalam kehidupan sehari-hari, misalnya memberikan pujian pada saat anak berkata jujur atau melatih untuk antri dengan tertib, atau bagaimana mengajarkan cinta damai toleransi dan yang lainnya. 

Latihan bila tidak dilakukan dengan cara sustanable diberbagai tempat dan oleh setiap elemen masyarakat maka sia-siaplah tujuan pendidikan kita, "Hardiknas bukan hanya ditujukan pada mereka yang masih menjalani pendidikan tetapi untuk seluruh bangsa Indonesia untuk membiasakan otokritik, introspeksi diri. Apakah kita sdh mampu mendidik moral kita sendiri?"

Akan tetapi, semangat mengimplementasikan salah satu tujuan kemerdekaan kita yaitu " Mencerdaskan kehidupan bangsa" secara teknis dan yang paling dasar ini dilakukan di sektor pendidikan formal oleh guru terhadap anak didik di seantero Negeri, sebagaimana diatur dalam  Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Tendik dalam arti ini adalah, Yang melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Saya berdoa; "Semoga pesan ini 'kan selalu diingat oleh para guru, dosen dan Guru Besar". Amin 

 SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL.

Penulis: Bunda Roostien| Praktisi Perlindungan Anak, Pengamat Pendidikan Nasional 

Komentar

Berita Terkini