|

Buruh-Buruh Tangguh Kaum Ibu di Pantai Stress Batam

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | BATAM | Selasa, (19/10/2021) Buruh-buruh (Kuli Panggul) sering kita lihat umumnya adalah pekerjaan kaum laki-laki tetapi dari kaum ibu-ibu kita juga bisa melihat mungkin di daerah-daerah lain, tetapi di Pantai Stress Kota Batam, kita melihat kaum ibu yang menjadi buruh-buruh (Kuli Panggul) dan mereka begitu tangguh untuk membantu suami dalam menghidupi Ekonomi Keluarga.

Kaum ibu yang seharusnya berada di rumah ini justru sebaliknya mereka berada di Pelabuhan untuk mengangkat barang sebagai kuli Panggul, pekerjaan yang membutuhkan tenaga cukup besar bisa di lalui mereka yang stand by dari jam 06.00 Pagi bahkan sampai pukul 24.00 sebagai kuli Panggul.Lalu di mana para suami atau kaum laki-lakinya? Kehidupan di Pantai Stress Batam sangat unik. Kaum laki-laki pergi kelaut menawarkan berbagai keperluan hidup di Kapal sehari-hari.

Seperti Bapak Edi yang pergi kelaut mencoba keberuntungannya menukar kebutuhan kapal seperti sayur-mayur, ikan, beras ataupun kebutuhan pokok lain yang tidak ada di kapal.

Kapal-kapal di perairan Makobar Batam banyak yang berlabuh (Lego Jangkar), Kapal-kapal ini lah yang di tuju oleh Edi dan kawan-kawannya menggunakan Perahu Mesin 15 maupun Perahu Mesin Dompeng.

Bapak Edi yang tergabung di perkumpulan sapu jagat (perkumpulan para pencari kehidupan dilaut) membawa rokok, ataupun kebutuhan dapur maupun kebutuhan pribadi ABK kapal untuk di tukar barang-barang bekas seperti besi (Scrab) atau pun tali-tali yang sudah tidak terpakai dikapal.

ABK kapal yang berlabuh di tengah ini umumnya tidak mau turun ke darat untuk berbelanja, mereka terkadang menitipkan belanjaan kepada para Sapu jagat.

Hal yang di lakukan Edi sama juga seperti Sdr binhot (pria lajang dari Sidikalang) lakukan ini, ABK kapal meminta di belikan kartu HP, buah-buahan, air mineral bahkan Bir kaleng, lalu binhot pergi kedarat dan membelikan seluruh belanjaan yang di minta dengan memakai uang sendiri setelah sampai di kapal binhot pun di berikan besi-besi atau barang-barang yang tidak terpakai bahkan sampah karduspun di terima binhot. 

Dari cara barter seperti ini mereka juga sudah berhitung dapat untung sampai sejauh mana.

Setelah sampai di Pelabuhan Pantai Stress ini lah seluruh barang-barang yang di dapat di turunkan dan di panggul oleh kaum ibu-ibu lalu barang tersebut di jual kepada Pengepul barang bekas.Erwin salah satu pencari rezeki di laut pun membenarkan hal ini Erwin mempunyai 3 orang anak buah laki-laki tetapi Erwin mempersilahkan ibu-ibu untuk mengangkat barang-barang tersebut.

Hal yang sama di benarkan juga oleh Bapak Situmeang (Ketua Sapu Jagat) "kita tidak bisa melarang mereka bang, mereka mau seperti ini untuk membantu Ekonomi keluarganya "jelas Pak Situmeang kepada Pewarta Media Nasional Obor Keadilan."Abang (Pewarta) bisa melihat lah kehidupan di Pantai ini seperti apa dan bagaimana, yang penting kami bisa menafkahi keluarga, seperti Ibu-ibu yang Abang lihat itu."

Ibu Mila (50 th) Ketua dari Ibu-ibu buruh mengatakan ke Pewarta "ya kami beginilah pak, apa yang bisa kami bantu untuk keluarga ya kami lakukan" kata ibu Mila sambil mengelap keringatnya yang banyak bercucuran.

"Apa yang kita dapat kita bagi anggota kita pak, kita ada sepuluh orang ya kita bagi rata, bila ada pekerjaan yang lebih baik kami pun mau pak" sahut ibu Yani.

"Apa yang terbaik untuk keluarga ya kami kerjakan lah pak "Ucap ibu Mila sambil dengan sigap mengangkat besi seorang diri dengan cara memanggul di kepala.

Sangat ironis memang para buruh kaum ibu dan warga lainnya yang tinggal di Pantai stress tanah yang bukan milik mereka (Ruli). Di saat Pemilu/Pilkada suara mereka di perebutkan tetapi selesai Pemilu/Pilkada ya sudah di lupakan begitu saja, tidak terjadi apa-apa, seperti habis manis sepah di buang.

Di kehidupan Pantai Stress Batam, Pewarta melihat dengan adanya Pandemi Covid 19 atau tidak adanya Pandemi pun perjuangan mereka hanya untuk bertahan hidup dan menghidupi Keluarganya. Salute untuk ibu-ibu tangguh di Pantai Stress. (David)

Editor : Redaktur 

Penaggung jawab berita : Obor Panjaitan

Komentar

Berita Terkini