|

Air Mata Bahagia Keluarga NTT Dapat Kado Natal dari Wanita Muslim Berdarah Madura, Begini Kisahnya

Media Nasional Obor Keadilan | Jakarta (27/12-2020), Setiap perayaan natal tiba setiap itu pula menjadi perdebatan tentang "boleh tidak ucapkan selamat hari natal pada umat yang merayakan?"

Pro dan kontra ini diwarnai perdebatan atau petuah bahkan pandangan parฤ… tokoh agama dan ilmuwan.

Tentu kondisi ini membuat orang awam diterpa keraguan dan ketidak pastian aturan dan ajaran yang baik dan benar, warga awam benar benar bingung dan semoga kisah dibawah ini bisa menginspirasi kita untuk terus berjuang memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa terutama dalam kehidupan teloransi antar umat beragama. 

Kepada media nasional Oborkeadilan.com, seorang wanita muslim berdarah Madura yang juga merupakan pejuang sosial diam diam banyak menebar kasih sayang tanpa batas.

Selalin berjuang keras melawan kekerasan dan pelecehan terhadap anak bawah umur dan perempuan Indonesia, ibu bernama lengkap Roostien Ilyas biasa disapa Bunda Roostien ini juga gigih menyuarakan kebebasan beragama dan mengajak pihak saling menghormati diantara pemeluk agama yang berbeda, sebab bangsa ini sungguh luar biasa berdiri dan dibangun diatas bingkai Bhinneka tunggal ika ujar bunda Rustien.

Berikut kisah nyata yang merupakan ungkapan rasa saling peduli tanpa memandang perbedaan;

Tiap bulan desember aku selalu ingat, saat itu kejadian di sekitar rumahku ada pembunuhan yang sangat kejam oleh Pilipus warga dari NTT yang membantai istri guru agama dengan 3 anaknya yang masih kecil-kecil.

kejadian itu menimbulkan amok massa yang mengerikan dan berkepanjangan.

3 bulan jalanan depan rumahku di jaga tentara pakai panser. Akses ke luar masuk ke tempatku harus memperlihatkan TKP ada 4 rumah orang NTT yang gak salah, gak ngerti apa apa dihancurkan rata dengan tanah. jerit tangis anak yang memilukan, sorot mata yang ketakutan, akhirnya mereka tinggal di tenda-tenda plastik yang mereka buat sendiri karena warga pada takut membantu. Aku sediih meliat situasi yang gak masuk akal ini.

Aku gak peduli apa kata orang aku sesekali membantu mereka dengan apa yang aku punya.

Meski Pilipus sudah meringkuk di penjara tapi suasana msmasih tetap mencekam.

Tgl 15 desember aku telpon sahabatku seorang pendeta gereja Kwitang. dia mbak Rumi Daud Palilu dan mbak Rini Pandegirot yang aktif di persatuan wanita katolik;

halo mbak Rumi..aku minta tolong ya mbak, aku perlu 4 pohon natal, 

lengkap sama hadiah-hadiahnya yo mbak.

Yang 2 dari mbak Rumi..ntar yang 2 dari mbak Rini.

Roostien; kowe iki haji, Meduro minta pohon natal 4 kanggo sopo? Aku ceritakan lengkap pada mbak Rumi, mbak Rumi menjawab oh gitu ya...ok ok.

mbak cariin ya; begitulah tgl 24 desember ada mobil box ke rumahku bawa 4 pohon natal yg msih blm di rangkai msh di dlm kardus lengkap dengan hadiah-hadiahnya, Alhamdulillaah ya Allah.

Mas Ilyas suamiku dan anak-anakku sibuk merangkai pohon natal tapi gak jadi-jadi malah kayak pohon beringin, yo wis, akhirnya kupanggil ke 4 tetanggaku yang tinggal di tenda. mereka gak percaya melihat apa yg mereka dapat, yaa pohon natal yang lengkap dengan hadiah natal sesuai jumlah keluarga masing-masing mereka menangis dan mengucap syukur sambil berurai air mata..gantian memelukku.

anak-anak me lompat ke girangan, sambil membawa hadiah natal ke tenda mereka, ya Allah Kau yang Maha Pengasih dan Penyayang malam harinya aku jalan mendekati tenda mereka ingin memastikan apa pohon natalnya bisa dirangkai gak dari luar keliatan kerlap kerlip pohon natal di tenda mereka dan sayup sayup terdengar mrk menyanyikan 

Malam kudus sunyi senyap Gak terasa...air mataku pun menetes....Matur suwun Gusti....Alhamdulillah. [◇]

Komentar

Berita Terkini