|

AKTIVIS 98 KEHILANGAN PERCAYA DIRI

Foto : Pengurus Pusat DPP Persaudaraan alumni 212 (PA 212),Musa Marasabessy. 


Jakarta | Media Nasional Obor Keadilan | Sejumlah Mantan Aktivis 98 Kemarin Dalam acara Rembuk Nasional Yang Dihadiri Presiden RI Bapak ir.Joko Widodo Mendeklarisikan Mendukung Kembali Bapak Ir.Joko Widodo Sebagai Presiden RI yang Kedua Kali.Ikrar Mendukung Kembali Jokowi Dibacakan Oleh Wahab Talaohu Yang Sempat Menjadi Komisaris PT.SEMEN TONASA Pada Zaman Pemerintahan SBY,Mungkin Saja Sekarang Kehilangan Pekerjaan Dan Mau Meminta Pekerjaan Dari Istana Seperti Pendahulu nya,Fadjroel Rachman Yang Sekarang Diam Dan tak Pernah Muncul Seperti Pada Zaman Pemerintahan Bapak SBY Yang Hampir Setiap Hari Mengkritik Karena Sekarang Menjadi Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Dan Ali Mochtar Ngabalin Yang Sudah duluan Mengisi Pos Sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP...

Pengurus Pusat DPP Persaudaraan alumni 212 (PA 212),Musa Marasabessy menilai, sebagian Para aktivis Ini seakan-akan kehilangan kesadaran Dan Percaya Diri dalam menghadapi pemilu 2019. Bahkan, banyak yang seperti menjadi fundamentalis fanatik terhadap Jokowi.

"Kesadaran aktivis 98 jatuh hingga ke titik terendah. Bahkan bukan Karena Fanatik Biasa tapi sudah fanatik buta dengan menjadi fundamentalis Jokowi . Ini kesadaran palsu, ilusi politik yang harus dibongkar," kata Marasabessy.

Lebih Lanjut Kata Musa,Seharusnya Mereka Yang Mantan Aktivis Itu Jujur Dan Terus Istiqomah Dalam Perjuangan Nya Membelah Masyarakat Demi Kelangsungan Hidup Masyarakat dan Negara Yang Benar- Benar memihak Kepada Warga nya Dan Bersikap Kritis Terhadap Pemerintahan Bukan Malah Meminta- Minta Pekerjaan Dengan cara Mendukung Pemerintahan.

Alumni PA 212 Ini Menyatakan Bahwa Rembuk Nasional Dan deklarasi dukungan Sebagian aktivis Itu ditujukan untuk menggaungkan dukungan terhadap pemerintahan Jokowi yang makin turun pamor Akibat Telah Viral Dimana Mana #2019GantiPresiden  dengan modus isu anti radikalisme, intoleransi dan terorisme.

Isu ini sendiri jelas bukan tipikal spirit Perjuangan Aktivis 98, tapi lebih pada spirit nyari muka Dan Cari Kerjaan dan ikut gerbong pemerintahan Jokowi.
Janggal juga melihat sekelompok orang mengatasnamakan aktivis 98, berkumpul besar-besaran hanya untuk mendukung suatu pemerintahan. Padahal kodrat gerakan 98 itu bukanlah aksi dukung-mendukung, tapi oposisi dan kritik intelek,Tutup putra Maluku Ini.(Red)

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini