|

Dalihan Na Tolu Solusi Terbentuknya Provinsi Tapanuli

Penulis: Maruli Siahaan 

Media Nasional Obor Keadilan | Jakarta | Jakarta, 12/11/2022-Tuntutan pembentukan Provinsi Tapanuli (Protap) yang terpisah dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sejak lama digaungkan. 

Untuk mewujudkan keinginan tersebut, sejumlah tokoh Batak di antaranya pemrakarsa pembentukan Protap mendeklarasikan Panitia Pembentukan Percepatan Provinsi Tapanuli (PPT)  di Gedung Serbaguna Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada Sabtu (29/10/2022) lalu.

Dengan tema " Melalui rapat perdana panitia Provinsi Tapanuli untuk Tuhan dan Indonesia (Pro Deo et Patria, for God and Indonesia Country)".

Mereka mendesak pemerintah untuk mencabut moratorium pemekaran daerah yang dilakukan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun, di tengah semangat sejumlah tokoh Batak untuk mewujudkan terbentuknya Protap muncul kekhawatiran dan rasa apatis bahwa hal itu sepertinya sulit direalisasikan. 

Dalam proses niat perjuangan pembentukan Protap, ada tiga hal yang menjadikannya terkendala, pertama tidak adanya niat bersatu, kedua egoisme kelompok yang merasa paling berjasa dan ketiga kurang mendalami tujuan kebersamaan.

Agar perjuangan pembentukan Protap tidak sia-sia dan hanya sekadar impian, solusi mencapai Protap yang harus diterapkan adalah Adat Budaya Batak Dalihan Na Tolu.

Sebab, Protap bertujuan menciptakan kebersamaan demi menyongsong generasi penerus bangsa Batak di masa mendatang.

Tentu tidaklah merugi bagi para orang tua saat ini untuk bersatu dalam kebersamaan dan mau terikat di Budaya Dalihan Na Tolu  demi Protap.

Satu hati saling berbagi perasaan dan pemikiran untuk memperjuangkan tercapainya Protap.

Dalihan Na Tolu merupakan  simbol semangat abadi yang tak ternilai harganya bagi bangsa Batak.

Artinya, semboyan ; "Manat mardongan tubu, elek mar boru, somba mar hula-hula", sudah kita pikul sejak dibuatkan opung (Leluhur) kita. 

Jika kita betul-betul mau mengakui manfaat kebersamaan  dan ada niat bersatu, bersemangatkan "Dalihan Na Tolu" sebagai simbol kerukunan yang demokratis, maka tentulah kita mampu untuk menyatukan hati dan pikiran kita bersama demi kesuksesan Protap.

Tidaklah keliru bila kita  mau belajar dari Proklamator Ir. Soekarno yang memiliki tekad perjuangan kuat demi menyatukan ragam masyarakat Nusantara dan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia bersamaan dengan kesepakatan UUD '45 sebagai sumber kehidupan bernegara di NKRI ini.

Adanya musyawarah yang menyatukan perbedaan yang terdapat pada dua golongan generasi, orang tua dan pemuda, nyatanya mampu untuk menyepakati pembentukan negara Indonesia yang tetap bertahan hingga sekarang.

Maka, dalam rangka pembentukan Protap yang kokoh dan bersatu, marilah kita berjuang bersama segera bentuk kantor SEKRETARIAT NASIONAL BATAK Di JAKARTA, guna menjadikan tercapainya Protap demi menyejahterakan rakyat dan mencegah "absolutisme" pemerintah yang sampai sekarang mempertahankan moratorium tetap dipasung. 

Semangat juang bagi bangso Batak, semangat juang kebersamaan bagi Protap. 

Mari undang tokoh-tokoh yang merasa perjuangannya paling benar,  adakan pertemuan khusus dengan mereka tanpa menghilangkan jeripayah perjuangannya melainkan, ayo sepakat membuat susunan pejuang KEBERSAMAAN DALIHAN NA TOLU PROTAP untuk tercatat sebagai pejuang Protap. HORAS.

Komentar

Berita Terkini