|

Memalukan Kadis Pariwisata Samosir Malah Berpesta Karnaval Dikala Indonesia Berkabung Atas Tragedi Danau Toba

Ket Gambar : Panel Herbert Limbong. SH dan Barisan Peserta Pesta Pesta Karnaval Sigale Gale Samosir saat Berpesta. 

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | DANAU TOBA SAMOSIR-SUMUT | Sabtu ( 23/06 ) Hal ini dibuktikan tetap dilangsungkannya perayaan karnaval sigale gale pada rabu 20 juni 2018 yang lalu. Menanggapi hal ini, Salah seorang Pengacara Dari Kab Samosir Panal Herbet Limbong SH mengatakan, “Pemerintah Kabupaten Samosir atas nama Dinas Pariwisata tidak perduli dengan sisi kemanusiaan bagi duka yang diderita para keluarga korban tragedi tenggelamnya KMP Sinar Bangun”. Lebih lanjut ia berpendapat, “Padahal hampir seluruh korban adalah wisatawan yang sedang berlibur di Pulau Samosir. Selain sisi pelayanan yang buruk, Kadis Pariwisata tidak perduli dengan penderitaan para wisatawan yang sedang mengalami duka dalam tragedi tersebut”.

Panal Herbet Limbong SH dengan tegas mengatakan, “Dalam hal ini, Ombang Siboro selaku Kepala Dinas Pariwisata Samosir lebih mengedepankan Event dan Pesta. Tanpa ada rasa perduli dengan korban yang sampai saat ini masih dilakukan pencarian korban hilang. Padahal, tujuan dilaksanakannya  karnaval sigale gale tersebut adalah mendongkrak minat wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Samosir. Namun nasip dan penderitaan para wisatawan tidak diperdulikan. Sementara, pejabat lain serta masyarakat yang perduli terus berdatangan dan mengucapkan belasungkawa kepada keluarga para korban.”

“Sungguh tidak manusiawi jika berpesta ria diatas duka orang banyak. Tidak dapat dipungkiri bahwa para korban adalah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Samosir. Dalam hal ini Kadis Pariwisata harus punya kebijakan untuk menghentikan Karnaval tersebut.” lanjut panal herbet Limbong SH saat dihubungi awak media melalui telepon seluler nya sabtu 23 juni 2018. Dalam hal kejadian ini saya akan segera melaporkan Bupati Samosir Rapidin Simbolon dan kadis perhubungan samosir.

Selaras Dengan ketua Pospera Sumut Liston Ht Julu  juga mengutuk pelaksanaan karnaval tersebut. Pasalnya, Saat ribuan orang menangis oleh tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Danau Toba pada senin, (18/6/2018) Pemkab Samosir malah masih bisa tertawa dengan menggelar karnaval sigale-gale. Pagelaran karnaval tersebut memang sudah menjadi agenda Pemkab. Namun alangkah kurang beretikanya disaat sedang berkabung pun masih mau tertawa.

Liston Ht Julu itu mengatakan bahwa Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir terlihat tidak memiliki empati atas tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba. “Kita perlu pertanyakan sikap empati Pak Ombang Siboro selaku Kadis Pariwisata”, sebut Liston  menanggapi pertanyaan wartawan seputar pelaksanaan pestival itu.

Lebih jauh aktivis anti korupsi itu berpendapat bahwa kegiatan tersebut semestinya dipending untuk sementara.
“Pemkab seharusnya menaikkan bendera setengah tiang dan festival itu dapat diurungkan beberapa hari”, sebut Liston ketika di hubungi melalui no seluler nya.

Ia juga mengatakan bahwa disaat bersamaan sedang terjadi perjuangan dari tim sar propinsi maupun pusat melakukan pencarian dan ribuan manusia sedang menangis. “Bayangkan, selain Tim SAR dan keluarga korban, warga datang dari segala penjuru, berempati atas tragedi itu. Tapi Pemkab sendiri malah kurang peduli”, kata nya.

Karnafal Sigale-gale, yang digelar pada Rabu (20/6/2018) menuai kritikan pedas dari aktivis yang terkenal garang ini.
Ia lakukan kritik karena pada situasi demikian Pemkab Samosir mampu berfestival dan berpawai. Menurutnya, segala kegiatan yang demikian dapat dipending waktu pelaksanaan nya diulur untuk sementara waktu.

Sebelumnya telah dikabarkan, Pemkab Samosir menggelar Event Samosir Horas Fiesta 2018, dengan merangkai Samosir Art and Culture Festival dan Sigale-gale Carnival. Liston Huta Julu mengatakan, “Dunia bisa lihat apa yang sudah dilakukan oleh Ombang Siboro selama menjadi kepala Dinas Pariwisata untuk mendatangkan turis. Dan apa yang telah dilakukannya untuk kenyamanan turis disana. Hanya penghamburan anggaran saja. Infrastuktur pendukung pariwisata sangat minim. Contohnya saja, dengan tenggelamnya kapal itu tentu turis. (frengki)

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini