|

Rizal Ramli: Presiden Donald Trump Harus Belajar dari Pancasila dan UUD 45

Foto : Istimewa

JAKARTA | Media Nasional Obor keadilan | Presiden AS Donald Trump harus belajar dari Pancasila  dan pembukaan konstitusi 1945 bangsa Indonesia  yang menegaskan bahwa penjajahan harus dihapuskan di muka bumi, dimana toleransi dan empati serta saling menjaga perdamaian dan saling menghormati  sangat terjaga, dimana perdamaian di dunia harus diciptakan dan dipelihara. Trump tidak boleh menang-menangan sendiri dengan secara sepihak mengklaim Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Harus digarisbawahi bahwa Yerusalem itu ibukota Palestina, dan Trump tidak boleh semaunya nenang sendiri, melecehkan dan menyingkirkan hak-hak asasi manusia (HAM) Palestina dan hak penentuan nasib sendiri oleh bangsa Palestina. Demikian penegaasan teknokrat senior/ tokoh perubahan, Rizal Ramli  kepada  para wartawan yang mengelilinginya ketika menghadiri Aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (17/12).

Ditemui usai aksi, Rizal mengatakan bahwa bangsa Indonesia harus ikut memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

"Kita harus berjuang bersama-sama untuk merebut, membantu kemerdekaan Palestina. Karena Indonesia utang budi sama Palestina, negara satu-satunya yang mengakui pertama kali kemerdekaan Indonesia adalah Mufi' Palestina," tegas Rizal kepada wartawan di Monas, Jakpus.

Rizal menekankan, persoalan Palestina bukan hanya masalah agama, tapi sudah menyangkut kemerdekaan dan kemanusiaan suatu bangsa. Karenanya sesuai amanat pembukaan UUD 1945, Indonesia harus ikut memperjuangkan perdamaian dunia. 

"Itulah mengapa kita dihormati negara di Asia di Afrika. Karena Indonesia ujung tombak kemedekaan negara-negara di dunia," tegasnya.

Dalam analisanya, Rizal yang juga ekonom senior menilai Presiden Amerika Serikat Donald Trump sengaja ingin membuat konflik baru di Timur Tengah. Dengan adanya konflik maka negara-negara tersebut akan membeli senjata kepada Amerika.

"Qatar beli senjata 12 miliar dolar AS sama Amerika. Saudi Arabia 80 miliar AS sama Amerika. Jadi kalau ada konflik lagi  di Timur Tengah, AS bisa jual senjata lagi bisa ratusan miliar dan harga minyak bumi bisa naik," ucapnya.

Kenaikan harga minya dari 40 dolar ke 100 dolar per barel tentu berdampak buat bangsa Indonesia.

"Jadi kita juga harus awas. Konflik ini kadang sengaja dipakai untuk jual senjata dan menaikkan harga minyak mentah dunia.

Sumber : akun Fb Rizal Ramli
Editor : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini