Foto : Si Kecil Nadira Putri, Pasien Jantung Bocor.
Tangerang-Banten I Media Nasional Obor Keadilan I Minggu
( 05 / 11 / 2017 ). Nadira Putri (10) mengalami sakit jantung bocor, bisa
dibilang sudah parah sehingga membuat hidup Nadira tersiksa, karena tidak dapat
bernafas dengan nyaman. Sering alami sesak nafas, dan hal itu sangat menghambat
aktifitasnya, hingga membuatnya terpaksa harus berhenti sekolah.
Ibunya sudah berusaha keras demi kesembuhan putri
kesayanganya ini, mondar-mandir ke Rumah Sakit untuk memeriksakan ke dokter. Sedangkan
ayahnya sudah tidak perduli lagi dengan pengobatan anaknya.
Akhirnya Nadira dibawa berobat ke RS.Hasan Sadikin Bandung, melalui
pemeriksaan poli jantung bagian anak. Setelah satu bulan kontrol di putuskan
oleh Dokter bagian Poli harus segera di operasi. Lantas didaftarkanlah Nadira
untuk jadwal operasi jantung sesuai saran Dokter bagian Poli jantung, namun betapa
terkejutnya dia karena mendapatkan nomer antrian dengan nomor urut 4042 untuk
tindakan operasi. Dan harus menunggu lagi tanpa tahu pasti waktunya karena
tidak ada penjelasan terkait kapan anaknya akan di operasi.
Karena khawatir akan umur dan keadaan jantung anaknya, lantas
Ibu mengajukan diri untuk bisa di rujuk penyakit jantung. Dikarenakan bayarnya
memakai jaminan BPJS Kesehatan makanya harus mau antri. Itu alasan dari Dokter
yang menangani anaknya. ”Karena memakai BPJS anak ibu harus mau Antri sesuai
dengan aturan BPJS,” kata Dokter Nya.
Sang ibu tidak mau putus asa sampai disitu, untuk
memperjuangkan kesembuhan anaknya. Hingga dia sangat rutin membawa anaknya
untuk control ke dokter. Dan setelah masa kontrolnya itu menginjak bulan ke-4,
diajukannya kembali rujukan. Tapi kali ini rujukan tersebut diajukan ke RS.
Harapan Kita. Dokter menyarankan kalau Nadira harus dirujuk ke RS. Advend yang
di Bandung, dan pihak Rumah sakit akan membantu proses rujukan ke RS. Advend
tersebut.
Sebagai orangtua merasa senang mendengar hal itu, dia merasa
sedikit lega karena ada kesempatan untuk mengobati penyakit yang sedang
diderita anaknya. Namun betapa kaget dan bingungnya dia saat mendengar soal
biaya yang harus dikeluarkan untuk itu. ”Kalau anak ibu mau cepat di operasi
dan di rujuk ? Kami hanya akan membantu merujuk ke Rumah Sakit Advend yang di
Bandung tapi harus bayar 90 juta,” ujar sang Dokter. Betapa tidak kebingungan,
uang darimana sebesar itu, sedangkan dia sendiri termasuk golongan keluarga
miskin.
Akhirnta Ibu Nadira melaporkan hal ini ke Kepala Cabang BPJS
Bandung dan di terima Herman Dinata. Tapi anehnya, Herman Dinata mengarahkan kembali
untuk ke Dr. Fara bagian BPJS di RS. Hasan Sadikin. Hal ini semakin membuat
orangtua Nadira jadi bertambah bingung.
Mendengar kejadian yang menimpa Nadira ini, beberapa awak
media mencoba menggali informasi tentang penyebabnya. Dan akhirnya terungkap,
ternyata Dokter yang menangani Nadira di RS. Hasan Sadikin adalah dokter yang
bekerja (praktek) juga di RS. Advend
Bandung, pantas saja Dokter itu ngotot untuk Operasinya Nadira dirujuk ke RS. Advend
Bandung dan menyuruh membayar 90 juta, baru Dokter tersebut mau mengoperasi
Nadira.
Hingga Berita ini di naikan, nasib Nadira Putri semakin tidak
ada kejelasan, untuk hal pengobatannya. Bagaimana mungkin seorang anak dengan
kondisi jantung bocor dan memegang kartu BPJS bisa di telantarkan atau di biarkan
sampai ajal menjemput… (tim/red/rajawali).