|

Oppung Ephorus Tegaskan: Yang Pimpin Doa Aksi Provokasi Pendukung TPL Bukan Pendeta HKBP

Ephorus Pdt. Dr. Viktor Tinambunan menyerukan agar pendeta dan jemaat HKBP menjaga kasih Kristus, tidak ikut mencampuri urusan gereja lain, dan tetap bersatu menghadapi godaan perpecahan.

Media Nasional Obor Keadilan| Tarutung, 30 Oktober 2025 – Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Dr. Viktor Tinambunan, M.ST., menegaskan dengan penuh kasih dan tanggung jawab bahwa tidak ada aksi demonstrasi yang berlangsung di Kantor Pusat HKBP maupun di lokasi Rapat Pendeta HKBP yang diselenggarakan pada 27–30 Oktober 2025 di Seminarium Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara.

Pernyataan ini disampaikan langsung melalui unggahan resmi Ephorus HKBP sebagai klarifikasi atas beredarnya video dan foto yang menampilkan aksi massa dengan sejumlah spanduk di kota Tarutung, yang di antaranya bertuliskan “Ganti Ephorus.”

“Aksi yang terjadi itu berlangsung di kota Tarutung, bukan di lingkungan HKBP. Kami pastikan bahwa mereka bukan jemaat HKBP, meskipun mungkin ada warga HKBP di dalamnya. Mereka tetap kita hormati dan kasihi,” ujar Pdt. Dr. Viktor Tinambunan dalam pernyataannya.

Ephorus Klarifikasi dan Imbau Kedamaian Antar Gereja

Dalam penjelasannya, Ephorus HKBP menyoroti bahwa salah satu individu yang memimpin doa dalam aksi tersebut adalah seorang pendeta, namun bukan pendeta HKBP.

“Demi menjaga kesatuan denominasi gereja-gereja sebagai tubuh Kristus, kami dengan rendah hati mengimbau agar tidak mencampuri urusan internal gereja lain. Akan menjadi kekeliruan besar bila saya atau siapa pun dari HKBP turut dalam demonstrasi yang menyerukan pergantian pimpinan gereja lain,” tegas Ephorus.

Beliau juga menyampaikan keinginannya untuk berbicara secara pribadi dan penuh kasih dengan pendeta yang memimpin doa dalam aksi itu, demi menjaga semangat kebersamaan antar gereja agar tetap terpelihara dalam kasih Kristus.

Peringatan bagi Seluruh Pendeta HKBP

Ephorus turut mengingatkan seluruh pelayan HKBP untuk tidak melakukan tindakan serupa, apalagi dengan maksud tersembunyi atau kepentingan tertentu. Ia menegaskan bahwa pelayanan gereja harus menjadi saksi kasih Kristus yang murni, bukan alat persaingan antar umat.

“Jangan pernah menarik anggota dari gereja lain. Biarlah pelayanan kita menjadi saksi kasih Kristus, bukan sarana perpecahan,” ucapnya.

Apresiasi Kepolisian dan Seruan Moral

Dalam kesempatan yang sama, Pdt. Dr. Viktor Tinambunan juga menyampaikan apresiasi kepada aparat kepolisian, khususnya Kapolres dan Wakapolres Tapanuli Utara, beserta seluruh jajaran Polres Taput, yang telah menjaga keamanan serta menghormati pelaksanaan Rapat Pendeta HKBP sebagai bagian dari kegiatan ibadah yang dilindungi konstitusi.

“Kami berterima kasih atas profesionalisme aparat kepolisian yang memastikan bahwa ibadah tidak boleh diganggu di negara ini,” ujar Ephorus.

Suara Pendukung dari Aktivis dan Jurnalis Nasional

Menanggapi hal itu, Obor Panjaitan – Jurnalis Nasional, Aktivis Lingkungan Hidup, dan Ketua Umum Ikatan Pers Anti Rasuah (IPAR) – menyatakan dukungan penuh atas sikap arif dan tegas Ephorus HKBP, yang dinilainya sebagai wujud kepemimpinan rohani sejati di tengah dinamika sosial dan tekanan eksternal.

“Apa yang disampaikan Oppung Ephorus HKBP adalah suara kenabian di tengah kebisingan politik dan kepentingan duniawi. Di saat sebagian orang mudah diadu domba, beliau memilih jalan kasih dan kebenaran,” ujar Obor Panjaitan.

Sikap tegas Ephorus HKBP sekaligus memperjelas posisi gereja terbesar di Tano Batak ini sebagai otoritas moral dan spiritual yang berdiri di atas nilai kasih, keadilan, dan kebenaran. Di tengah isu lingkungan dan agraria yang kompleks seperti kasus TPL dan konflik ekologi Danau Toba, suara gereja tetap menjadi penuntun moral bagi umat dan bangsa. [Redaksi].



Komentar

Berita Terkini