|

Pawang hujan Ala Ibu Tien Soeharto Bahkan bikin Sasajen Pada Acara Pernikahan Anaknya

Media Nasional Obor Keadilan| Jakarta, Kamis (24/3-2024), Awalnya Presiden Soeharto ingin pernikahan anak pertamanya, Siti Hardijanti dan Indra Rukmana, putra pengusaha Edi Kowara Adiwinata, diadakan sederhana di rumahnya di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta pusat. 

Namun, Ibu Tien tidak setuju karena menganggap kurang pantas seorang presiden menikahkan anaknya seperti itu. “Bagaimana rakyat kita nanti? Bagaimana kita bisa memberi tuntunan dalam membina budaya dan adat-istiadat kita kepada mereka?

padahal acara mantu itu kan penting dan diharapkan hanya sekali selama status perkawinan. pungkas ibu Tien.

"Akhirnya, diputuskan upacara pernikahan diselenggarakan di Istana Bogor pada 29 Januari 1972."

Ibu Tien seorang muslimah yang memegang teguh budaya Jawa. Sehingga, untuk kelancaran acara pernikahan, dia meminta kepada Sukamdani Sahid Gitosardjono untuk membuat sesajen. Sukamdani (1928-2017) adalah pengusaha hotel pendiri Grup Sahid dan ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) selama dua periode. 

Sesajen itu diberikan kepada sesurupan (roh halus) yang dihormati di Jawa Barat, yaitu Prabu Siliwangi dan Nyai Galuh Mangkualam.

 Sementara roh halus di Istana Bogor adalah Kyai Geprak dan istrinya, Nyai Geprak. 

"Jangan lupa dikasih sesajen. Sesajennya harus lengkap. 

Kalau Pak Kamdani tidak mengerti bisa tanya, karena ini menyangkut adat-istiadat daerah,” kata Ibu Tien kemudian.

Ibu Tien juga meminta Sukamdani untuk berpuasa karena di antara tamu-tamu yang akan datang adalah roh-roh semua raja dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

 “Semua datang bersama-sama karena Bapak dan Ibu Soeharto mantu. Memberi sesajen berarti mengundang," kata Sukamdani dalam Memoar Sukamdani S.G., Otobiografi II 1993-2001: Kisah Kegiatan Bisnis, Pendidikan, Sosial-Budaya, dan Harapan Saya. 

Sumber: Historia

Editor: Obor Panjaitan

Komentar

Berita Terkini