|

Cerita Pengungsi Afganistan di Batam TALIBAN ITU KAIDAH TERORIS

M
EDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | BATAM | Rabu (25/08/21)-
Tumbangnya Pemerintahan Afganistan yang diambil alih oleh Taliban semakin membuat Negara itu terpuruk bahkan ancaman perang saudara pun semakin terbuka lebar.

Kepanikan penduduk Afganistan, eksodus besar-besaran memprihatinkan Negara-negara di sekeliling Afganistan, pengungsian terjadi karena ketakutan akan pembalasan oleh Taliban terhadap warga yang mendukung Pemerintah Afganistan.

Sekelumit cerita tentang kejamnya Taliban yang menguasai Negara itu, pewarta menulis dari pengalaman salah satu pengungsi Afganistan yang pewarta temui di gedung Non-detensi di jalan RE Martadinata Sekupang Batam.

Aminullah Rahaimi (28 tahun) yang mengungsi dari Afganistan tahun 2015 (masih muda) tersebut menceritakan " Saya keluar dari Afganistan karena Taliban, saya terpisah dengan paman saya yang sekarang ada di Australia, Taliban menembak mati kakek saya di depan mata saya sendiri tangannya di ikat kebelakang" Ungkap Aminullah yang biasa di panggil Amin.

Keluarga saya yang lain masih berada di sana (Afganistan) saya punya adik yang saat ini bekerja di sana dan situasi sangat kacau, Taliban mengambil paksa kaum perempuan mereka menembak siapa saja yang mereka suka" Jelas Amin mencoba menggambarkannya walau dengan Bahasa Indonesia yang masih terbata-bata (Kaku). 

Amin menceritakan dengan wajah sedih, dia terbayang saudaranya yang masih di Afganistan, berharap mereka baik-baik saja, saat pewarta Media Nasional Obor Keadilan menanyakan apakah ada keinginan kembali ke Negaranya ? Amin menggelengkan kepala.

"Taliban itu Teroris, they do what they want / Mereka buat apa yang mereka mau".

Pewarta juga menanyakan tentang perlawanan dari lembah Pansjir oleh Ahmad Massoud, Amin menjawab " Saya tidak tau akan situasi saat ini disana tetapi perlawanan terhadap Taliban akan muncul" jawab Amin yang juga mengatakan kehidupan di mana saya tinggal, saya harus menyesuaikan.

Lain dengan Aminullah Rahaimi lain juga dengan Said (30 tahun) salah satu pengungsi Afganistan yang juga ditemui Pewarta, Said tetap ingin ke negara tujuannya seperti Amerika dan Australia.

Amin yang berasal dari Provinsi Haraz sekitar 5 jam dari kota Kabul sangat terkesan dengan Indonesia. "Disini kita bisa pergi kemana-mana tanpa khawatir kalau di sana kita tidak bisa".

Di gedung Non-detensi jumlah pengungsi asal Afganistan berjumlah lebih dari 100 orang walau dari Provinsi dan suku yang berlainan di Afganistan tetapi di tempat ini mereka bagai bersaudara. Kita tidak tahu kisah mereka yang sebenarnya mengungsi dari Afganistan, tetapi dari cerita Amin tentang Afganistan, kejamnya Taliban dan terkesannya tentang Indonesia.

Pewarta sangat bangga akan kekagumannya tentang Indonesia, di saat orang lain kagum dengan Indonesia, kita sebagai warga negara Indonesia harus bersyukur akan damainya Indonesia, masih di Bulan Agustus HUT RI KE -76, mari bersama-sama Kita rawat Negeri ini dengan penuh persatuan. (David)
Editor: Redaktur
Penanggung Jawab Berita: Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini