|

Habis Gelap Terbitlah Terang, Bunda Roostien Ilyas: Gagasan Kartini Itu mempengaruhi Pemikiran dan Perilaku Kolonial di Eropa

Foto: Bunda Roostien Ilyas 

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN| JAKARTA, Selasa (21/04-2020), "Kartini yang aku tahu waktu aku kecil adalah peringatan yang selalu diisi dengan acara bapak-bapak lomba memasak". Kemudian semua perempuan perempuan berpakaian Jawa, dan waktu aku kecil hari Kartini itu di kalender menjadi hari libur warna merah, maka ter jadilah fanatisme kepada Kartini sejak zaman Bung Karno sampai zaman Orde Baru nah itulah yang menjadikan aku tidak begitu suka dengan fanatisme-fanatisme seperti ini.

■ Sisi Lain dari Kartini

Sekarang Aku ingin melihat sisi lain dari seorang Kartini, setelah aku baca dari beberapa buku ternyata Kartini waktu itu dijanjikan oleh ayahnya untuk bersekolah ke Belanda karena kecerdasan dari seorang Kartini kecil, dan itu membuat euforia Kartini dengan membayangkan dia akan sekolah.

"Menempuh pendidikan di Belanda, diapun bercita-cita setelah tamat sekolah dia akan kembali ke Indonesia dan akan membangun bangsanya dengan rencana-renca yang dibuatnya."

Dia akan membuat perempuan-perempuan Indonesia menjadi cerdas dan mampu membangun Negeri, itu ditulisnya di kertas berlembar-lembar tentang apa yang diinginkan kalau dia sempat menyelesaikan pendidikannya di Belanda dan ternyata Kartini harus kecewa sebab Ayahanda Kartini yang seorang Bupati menjodohkan Kartini pada seorang bupati juga.

Bupati yang akan jadi suami Kartini itu justru sudah punya istri. ya Kartini menjadi istri kedua disitulah Kartini sangat kecewa sedih tapi tak mampu melawan adat budaya yg mengungkungnya saat itu, Kartini bersurat kepada sahabatnya di Belanda bernama Abendanon, menceritakan bahwa dirinya tidak jadi ke Belanda karena harus menerima perintah ayahandanya untuk menikah.

Abendanon'pun membalas surat Kartini dan menyemangati Kartini kau dibutuhkan oleh bangsa mu kamu harus ke Belanda. sahabatnya itupun melontarkan banyak pertanyaan pad Kartini; mengapa kamu tidak melawan ayahmu? Mengapa kamu tidak menentang pernikahan ini? mengapa kamu mau dijodohkan? Jawab Kartini bilang bahwa dia tidak mampu untuk menentang semua itu itu dan akhirnya Abendanon membukukan tulisan-tulisan Kartini semua.

Kartini perempuan inlander perempuan bangsawan Jawa yang tidak jadi sekolah ke Belanda akan tetapi pemikiran-pemikiran dia tentang perempuan Indonesia tentang persamaan hak emansipasi tentang bangkitnya bangsanya ditulis dan dibukukan oleh sahabatnya seorang Belanda ialah Abendanon ternyata buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang beredar di daratan Eropa telah banyak mempengaruhi pemikiran dan perilaku para kolonial di Eropa semula Inggris yang sangat fasis pada Amerika mulai dia berubah dan melunak dan mulai diperbolehkannya orang-orang jajahan untuk berpendidikan dan sementara di Belanda sendiri juga ada perubahan pada bangsa yg dijajahnya.

Dimana setelah itu Terjadilah perubahan di Indonesia orang-orang Belanda yang mulai berpihak kepada Indonesia misalnya seperti Multatuli, Kemudian juga Raffles dan masih banyak yang lain ternyata inilah pentingnya kalau kita mempunyai gagasan maka Tulislah gagasan itu sehingga bisa dibaca oleh banyak orang dan mampu mempengaruhi siapapun, disini aku melihat juga sebuah persahabatan antara Kartini dan Abendanon adalah sebuah persahabatan yang tulus tanpa melihat apakah dia termasuk bangsa yg menjajah.

Abendanon dan Kartini adalah sahabat sejati Kalau dulu kita memperingati Hari Kartini penuh dengan javanisasi penuh dengan simbol-simbol ke Kartinian secara sempit.

Maka Marilah sekarang dalam kita memperingati Hari Kartini ini menjadi sebuah peringatan bangkitnya perempuan Indonesia dan sebetulnya Kartini mewakili perempuan perempuan hebat sebelumnya mereka antara lain; Cut Nyak Dien, Martha tiahahu, Nyi Ageng Serang, Rasuna Said, Dewi Sartika dan lain-lainnya janganlah kita salah melihat Kartini janganlah kita kembali melihat Kartini seperti yang lalu lalu hanya dengan memperingati Hari Kartini dengan Menggoreng nasi atau lomba memakai busana Jawa, Kartini merupakan simbol kebhinekaan, Kartini merupakan simbol persatuan, kartini merupakan simbol kebangkitan perempuan Selamat Hari Kartini. []

Penulis: Bunda Roostien Ilyas
Seorang tokoh wanita Indonesia, pegiat sosial dan pegiat pluralisme.
Ruang kelas sebuah sekolah untuk pribumi di Jawa Barat tahun 1920.

Terlihat dindingnya terbuat dari anyaman bambu dan seluruh siswanya laki-laki.

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN

~Mengucapkan~

Selamat Hari Kartini
Komentar

Berita Terkini