|

Opa Jappy: Lebih berguna kain Kafan daripada Khilafah yang ditawarkan Hizbut Tahrir

Logo Hizbut Tahrir Indonesia.

OBORKEADILAN.COM|| Jakarta- Hizbut Tahrir (HT) atau HTI di Indonesia sudah sangat jelas menolak Pancasila, NKRI, dan juga menenentang pemerintah. Sudah seharusnya HTI dibubarkan sejak dulu karena tak hanya membuat kerusuhan di Indonesia, Hizbut Tahrir juga terbukti membuat rusuh di berbagai negara di dunia. Menurut saya, ada beberapa alasan logis mengapa Hizbut Tahrir Indonesia harus dibubarkan antara lain:
  1. Tidak mengakui dan mengancam Pancasila & UUD 1945 sebagai idiologi bangsa & konsititusi RIMengancam keutuhan NKRIPenerapan khilafah HTI tidak mempunyai dasar dan konsep yang jelas serta tidak sesuai dengan semangat demokrasiIde penerapan syari’ah HTI semata-mata hanya merupakan bagian dari politisasi agama.
  2. Jika khilafah berdiri di indonesia, daerah-2 dengan populasi mayoritas non muslim pasti akan memisahkan diri, hal ini juga akan memunculkan arogansi kesukuan! Negara Pancasila yang susah payah diperjuangkan para pahlawan terancam kembali ke zaman kerajaan! Hampir bisa dipastikan bhwa orang-orang non muslim Indonesia akan menolak tinggal di negara Khilafah, mereka hanya punya dua opsi: Melawan pasukan khilafah atau angkat kaki dari tanah mereka.
  3. Kalau melihat tabiat dan sejarah suku-suku di Indonesia sejak era kolonial sampai kemerdekaan, mereka pasti akan melawan, akibatnya Pasukan Khilafah pasti akan memerangi semua daerah yg “menolak” mereka; kenapa? karena pasukan Khilafah butuh semua SDA di seluruh bumi Nusantara untuk kepentingan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Analisa sederhana saya mgenai “perpecahan” Nusantara seperti ini:

Di timur, Papua dan Maluku mungkin akan berpisah dan mereka bergabung membuat negara baru. Pasukan Khilafah jelas mati-matian ingin mendapatkan Papua karena kandungan alam di kawasan ini akan menopang ekonomi “Negara Khilafah;” tapi mereka nyaris susah menang jika ada perang di kawasan ini. Saat ini saja orang papua sulit mengakui NKRI, apalagi harus mengakui Khilafah, bisa dipastikan Papua akan mati-matian membela tanah mereka dari serangan “penjajah” (pasukan khilafah)Di Sulawesi, ada Toraja dan Minahasa/Manado yang juga kemungkinan akan berpisah; kemungkinan besar Pasukan Khilafah bisa “mengatasi” mereka. Toraja diapit oleh suku Bugis di selatan dan suku Kaili di utara dan di tengah yang mayoritas muslim; Di Sulawesi Utara, Minahasa akan mendapatkan perlawanan dari Bugis, Kaili dan Gorontalo. Kemungkinan besar Sulawesi akan jatuh ke tangan Khilafah dan konsekuensinya, populasi Suku Toraja dan Minahasa akan berkurang karena akibat “perang” (jika benar-benar terjadi) dan akibat migrasi ke daerah kekuasaan KristenSuku Dayak di Kalimantan mayoritas beragama Kristen, Kaharingan dan Buddha. Ini akan menyebabkan Kalimantan bergejolak karena pasti akan ada “Perang Besar” Dayak vs Pasukan Khilafah untuk memperebutkan tanah Kalimantan. Belum lagi jika Pasukan Khilafah mendapat bantuan dari Khilafah Malaysia di utara Kalimantan akan benar-benar chaos. Sulit ditebak siapa yg bakal menang dalam “Battle of Borneo”ali dan NTT yang mayoritas Kristen dan Katolik juga pasti pilih berpisah.Bali yang mayoritas beragama Hindu pasti akan berupaya “mengusir” khilafah. Bali dan NTT jelas saja akan diperjuangkan oleh Pasukan Khilafah karena potensi wisata di kawasan ini sangat bagus dan akan sangat berpengaruh untuk ekonomi Negara Khilafah. Tapi sama seperti Papua, orang-orang Bali, NTT pasti akan mati-matian berjuang mempertahankan tanah merekaDi Sumatera ada Batak yang juga mayoritas Kristen. Tapi nasib Batak diperkirakan akan sama seperti Toraja dan Minahasa. Orang Batak jelas akan menolak khilafah dan konsekuensinya, akan terjadi perang. Perang Paderi era modern akan kembali terjadi. Jika perang terjadi, Batak akan sulit menang. Tanah Batak terkepung oleh daerah-daerah Muslim, yang membuat keadaan tidak seimbang, sama seperti di Sulawesi dan Sumatera nyaris semuanya beragama IslamPada akhirnya, negara Khilafah kemungkinan besar akan menguasai Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Kemudian kawasan timur yang terdiri dari Papua, Maluku, Bali, dan NTT akan bergabung membentuk negara baru. Entah apa nama negara ini, katakanlah bernama Republik Indonesia Timur (RIT). Saya rasa, penduduk RIT juga akan beragam sukunya karena akan menampung pelarian penduduk non muslim se-indonesia

Kesimpulannya, saya TIDAK INGIN analisa saya tersebut terjadi. Proses transformasi dan perubahan dari NKRI menjadi negara khilafah di bumi Nusantara pasti akan kacau dan penuh dengan pergolakan, pertumpahan darah pasti terjadi karena penolakan suku-2 non muslim, ini harus dipertimbangkan oleh para penggagas Khilafah. Khilafah itu cocoknya di kawasan Timur Tengah, bukan di Nusantara.

HTI memang tak penting dan tak berguna karena hanya menawarkan impian kosong serta tak jelas, dan yang tak khan pernah terwujud; lebih berguna kain kafan daripada khilafah yang ditawarkan Hizbut Tahrir tersebut.

Penulis : Opa Jappy 
Editor : Redaktur
Penanggung Jawab : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini