|

Manuver Trio Buldozer Di PARFI Demi Perfilman Indonesia Yang Bermartabat

Penulis : Obor Panjaitan [ Aktivis Anti Rasuah, Praktisi Pers, Ketum IPAR  ( IKATAN PERS ANTI RASUAH) ]. 
Ket Gambar : Trio Buldozer, Kanan Letjen purn Dr HC Sutiyoso atau akrab dipanggil Bang Yos (BY), tengah Soultan Saladin atau SS, siapa tidak kenal SS? Aktor yang termasuk gaek dan sempat mendapat predikat aktor termahal. Sudah memulai karier di PARFInya dari 1971 an , Kiri Dr. Kun Nurachadijat berhasil menggelar Rapimnas 30 Maret 2017 ( Doc : Oborkeadilan.com )

MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | JAKARTA | Melihat sepak terjang perfilman terutama PARFI, awalnya saya sangat tidak tertarik. Namun, 3 tahun belakangan, setelah saya amati pergerakan abang saya, Dr Kun Nurachadijat disana saya pun akhirnya penasaran. Ada apa di PARFI.

Ternyata asal muasal kemelut itu diawali dari ketua umum PARFI terpilih kongres Mataram 2016, Aa Gatot tertangkap tangan kasus NAZA. Dari situlah titik mula problematika roda organisasi PARFI ini.

Ada dua madzab yang merespon tertangkapnya Ketum terpilih itu, Dewan Pertimbangan Organisasi kala itu segera menjadikan calon ketua umum yang kalah dalam pemilihan, yakni Andre De Silva langsung menjadi ketua umum menggantikan Gatot. Sedangkan Soultan Saladin meresponnya langsung mengambil alih ketua umum sebagai Pelaksana Tugas atau PLT atas dasar mandat AA Gatot dari tempat tahanannya. Mandat itu terekam .

Perguliran dari titik itu menggelinding terus. Andre pun tidak lama memimpin kemudian diganti terus dan terus hingga hingga kini yang mengklaim, penguasa Parfi Kuningan. Sedangkan Soultan Saladin, dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen)nya Dr. Kun Nurachadijat berhasil menggelar Rapimnas 30 Maret 2017 dengan hasil istilah Plt Ketua Umum Soultan Saladin (SS) menjadi PJS Ketua Umum dan Dr. Kun (Bang Kun atau BK) definitif menjadi sekjen. Duet SSBK itu, pengamatan saya, segera membuahkan hasil dalam mengarahkan agar PARFI kembali bersatu dan tetap bermartabat. Letjen purn Dr HC Sutiyoso atau akrab dipanggil Bang Yos (BY)  menjadi figur baru yang kini tidak lepas dari SSBK.

Foto : Obor Panjaitan Selaku Aktivis Anti Rasuah, Praktisi Pers, Ketum IPAR  ( IKATAN PERS ANTI RASUAH).

Hemat saya, duet SSBK plus BY, menjadi trio SBKBY dikancah ini layak disebut TRIO BULDOZER. Karena secara kompetensi, ketiganya sudah memiliki banyak kesaksian _success story_ nya.

Sebut saja, Bang Yos atau BY, saya tidak perlu urai lebih jauh, siapa dan apa saja yang pernah figur satu ini lakukan di tanah air. Dalam bahasa gaul, sudah Te O Pe lah.

Soultan Saladin atau SS, siapa tidak kenal SS? Aktor yang termasuk gaek dan sempat mendapat predikat aktor termahal. Sudah memulai karier di PARFInya dari 1971 an. Titik kulminasi kariernya adalah kala menjadi pemeran Bung Karno di film "Zou Enlai in Bandung", berdasarkan info, film ini dipirsa oleh 1,5 Milyar manusia! Singkatnya, didunia perfilman sudah tidak ada yang bisa mempermasalahkannya. Selesai!

Nah, tinggal Bung Dr. Kun. Saya kerap memanggilnya Bang Kun, sang BK. Seorang anak tentara pejuang. Memang figur yang satu ini belum mentas secara nasional. Namun para politisi nasional usia 40 - 50 tahunan, kurang afdol bila tidak pernah kenal atau sekurang kurangnya pasti pernah dengar nama Kun Nurachadijat ini. Pengamatan saya sebagai mantan aktifis, boleh dia tidak celebritis nasional, namun di dunia aktifis dan perkaderan, nama Bang Kun atau Kang Kun ini sangat menggema. BK baru ini multi talenta. Saya pun baru sadar, banyak film dan sinetron yang pas ditilik tilik ternyata yang main adalah BK ini. Saya selaku yuniornya menjadi malu sendiri. Karena kalangan aktifis, mengenalnya "hanya" sebagai ideolog dan tokoh sentral Visi Merah Putih, akademisi dan profesional. Di 1996, ia menjadi ketua presidium senat mahasiswa se Indonesia, pembidanan reformasi dan demonstran handal pada zamannya. Pantauan radar saya, BK ini sempat melegenda di Purna Paskibraka terutama di Jawa Barat dan disalah satu organisasi kemahasiswaan dikenal sebagai penyelamat Pemikiran Islam KH Nurcholis Madjid dari pemikiran radikal transnasional. Ia ekonom, pendidik, ideolog dan piawai dalam strategi taktik, itu kesimpulan saya. Dan kini BK di PARFI.

Kembali ke Trio Buldozer ini, dengan kompetensi masing masing seperti itu, Insya Allah PARFI akan kembali bermartabat dan perfilman dan budaya tanah air dengan sendirinya akan terkawal juga dari tsunami budaya asing yang bertubi tubi.

Perihal trio itu ke depannya terseret untuk penyelematan lebih besar lagi, yakni membereskan problematika bangsa, sangat tidak menutup kemungkinan. Semoga Trio Buldozer ini diberikan kekonsistenan niat dan kejernihan dalam menyelesaikan tantangan tantangannya. Aamiin.

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini