|

Muzir Maha : Pemkot Subulussalam Perlu Implementasikan Tari Dampeng di Sekolah

Foto : Tarian Dampeng suku Singkil. 


Media Nasional Obor Keadilan | SUBULUSSALAM - Pecinta budaya suku Singkil, Muzir Maha meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Subulussalam untuk mengimplementasikan tari Dampeng di setiap sekolah mulai dari SD, SMP dan SLTP sederajat.

"Pemkot melalui Dinas kebudayaan dan Pariwisata harus melakukan penyegaran dan inovasi baru untuk menumbuhkan kembali semangat kecintaan masyarakat terhadap adat budaya kita sendiri, tidak mesti hanya tari Dampeng saja, tapi juga beberapa adat suku Singkil lainnya," kata Muzir Maha, Rabu (11/07/2018).
Foto : Muzir Maha, Pecinta Budaya Suku Singkil.  


Menurut Muzir Maha, Tari Dampeng adalah sebuah kebanggaan besar bagi masyarakat Subulussalam Singkil. Terlebih, sekarang ini telah dipatenkan oleh Kementrian Kebudayaan RI sebagai warisan budaya tak benda.

"Pemerintah pusat telah mengakui sebagai salah satu budaya nasional dengan penetapan Tari Dampeng oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tanggal 27 November 2015 No. 85165/MPK.E/DO/2015," terang Muzir.

Masih menurutnya,  tari Dampeng adalah sebuah tarian milik suku Singkil yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat.

"Seperti Bagahen, menyambut tamu-tamu khusus seperti para pembesar raja-raja (kepala daerah). Tarian ini diiringi dengan syair-syair khusus dengan menggunakan bahasa Singkil," tuturnya.

Selain itu, tambahnya, tari Dampeng ini juga menggambarkan tentang kekompakan dalam satu suara, ini artinya dari sejak dahulu kala nenek moyang kita sudah mengajarkan tentang menjaga persatuan dan kesatuan.

"Dan tari Dampeng ini adalah aset sekaligus adat yang wajib di pertahankan dan dilestarikan mengingat perkembangan kota kedepan semakin pesat," harapnya.

Ia mengaku prihatin meski saat ini beberapa adat kebudayaan suku Singkil masih tetap dilakukan di acara-acara adat ataupun acara keagamaan tapi hanya di desa-desa tertentu yang berada di pinggiran Lae Soraya saja.

"Hanya sebagian kecil saja yang masih melestarikan budaya tari Dampeng, namun di beberapa desa lain khusus Subulussalam kegiatan budaya suku Singkil ini sudah jarang dimainkan," ungkap pecinta budaya suku singkil Muzir Maha.

Dalam mengembangkan dan melestarikan budaya, Munzir mengambil contoh bagaimana budaya Gayo sangat berkembang dan di kagumi banyak orang baik dalam negeri maupun luar negeri.

"Ini salah satunya karena sejak di bangku SD mereka sudah di ajarkan tentang sejarah budaya lokal, guru gurunya memberikan inspirasi kepada murid - muridnya tentang apa itu identitas ke gayoan tersebut serta di dukung oleh pemerintah daerah," imbuhnya.

Sedangkan di Kota Subulussalam dan Singkil, Munzir menilai Pemda dan Pemkot serta seluruh elemen belum adanya inisiatif untuk melakukan hal tersebut. Semestinya dinas kebudayaan dan pariwisata bersama dinas pendidikan Pemkot Subulussalam bisa melakukan kerjasama dengan pihak sekolah yang ada di wilayah khususnya sekolah dasar (SD).

"Pemerintah daerah lakukan pembinaan terhadap generasi muda, belajar tari  Dampeng di sela-sela mengisi ekstrakurikuler yang ada pada sekolah," pesannya

Artinya, budaya tari Dampeng ini dapat diimplementasikan di sekolah - sekolah dasar dengan membentuk sebuah group tari dan kemudian setiap tahun nya Pemkot Subulussalam menggelar pentas seni (kontes seni) yang menampilkan tari dan adat lokal untuk di kompetisikan.

"Pastinya ini menjadi penyemangat bagi generasi kita untuk lebih giat dalam mendalami adat budaya kita suku Singkil. Kalau bukan kita siapa lagi,kalau tidak hari ini lalu kapan lagi karena orang lain tidak mungkin mengapresiasi budaya kita, kalau kita sendiri acuh tak acuh terhadap budaya," tutur Muzir.

Munzir mengajak seluruh elemen masyarakat Subulussalam dan Singkil untuk mencintai dan bersungguh-sungguh melestarikan budaya milik suku Singkil.

"Kita tidak akan hebat dan modern jika tidak mengembangkan potensi yang sudah ada. Kita tunjukkan eksistensi pada dunia kalau kita bangsa yang kaya. Suku Singkil tidak meniru budaya lain dan tidak mengikuti budaya barat dan kekinian," demikian pungkas Muzir Maha, Sang Pecinta Budaya Suku Singkil.[Hs]

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini