|

TPDI DAN KAKANWIL KEMENKUM HAM NTT MENCARI OPSI PULANGKAN NAPITER DARI LAPAS NTT

Foto : Tim gabungan Advocad  dibawah Kordinator TPDI NTT. 
                                                                      
Borong NTT | Media Nasional  Oborkeadilancom - Kamis (07/06), Sejumlah Advokat di Nusa Tenggara Timur (NTT), dibawah koordinasi Advokat senior Petrus Selestinus, selaku Koordinator Tim Pembela Demikrasi  Indonesia TPDI) masing-masing : Petrus Selestinus, Luis Balun, Martinus Lau, Petrus Lomanledo dan Reyza Devita Djami, Advokat dan Anggota TPDI NTT, pada hari Rabu, 6 Juni 2018 pukul 11.00 diterima oleh Yudi Kurniadi, Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM RI NTT.

Kunjungan advokat NTT tersebut, untuk meminta klarifikasi Kakanwil Kemenkum HAM NTT terkait keberadaan beberapa Narapidana Teroris/Napiter titipan Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM RI ke sejumlah Lapas di NTT yang sebelumnya sempat menjadi polemik di media masa dan medsos, kata Petrus.

Lanjutnya, Pertemuan Advokat-Advokat TPDI ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang obyektif dan kepastian dari Kakanwil Kemenkum HAM NTT yang memiliki otiritas tentang keberadaan Napiter di Lapas-Lapas NTT sebagai titipan, berapa jumlah yang dititipkan dan mengapa dititip di NTT, sekaligus untuk mendapatkan klarifikasi dari Yudi Kurniadi atas pernyataannya selaku Kakanwil Kemenkum HAM yang sebelumnya disebut-sebut membantah keberadaan Napiter di sejumlah Lapas di sejumlah Kabupaten NTT.

Dalam dialog secara tertutup antara TPDI dengan Kakanwil Kemenkum HAM NTT, Yudi Kurniadi didampingi oleh Ibu Rosimin selaku Humas dan beberapa Staf Kanwil Kemenkum HAM NTT, jelasnya.

Kendati tertutup menurut Advocad senior itu, dialog berlangsung santai, itu, cukup memberikan informasi yang memastikan beberapa hal, bahwa kebijakan Dirjen Pemasyarakatan tentang peniitipan Napiter di Lapas-Lapas di beberapa Kabupaten di NTT, seperti di Atambua, Kefamenanu, Alor, Sumba Timur dan Kabupaten Ende memang benar dan dimaksudkan untuk program deradikalisasi para Napiter dengan kriteria tertentu dan penitipanya di kamar sel khusus yang diisolasi terpisah jauh dari Napi-Napi lainnya.

Terkait jadwal kunjungan kata Petrus diawasi secara ketat, dicatat identitas keluarga yang berkunjung  Nomor HP dan itu dilakukan dibawah pengawasan dan pengawalan yang sangat ketat oleh petugas lapas.

Menanggapi penjelasan Kakanwil Kemenkum HAM NTT Yudi kurniadi, Petrus Selestinus, Koordinator TPDI menyatakan bahwa, meskipun ada jaminan bahwa Napiter yang dititip di Lapas-Lapas di NTT berada dalam. pengawasan yang sangat ketat bahkan dtempatkan diruang khusus yang diisolasi, akan tetapi oleh karena keberadaan Napiter titipan ini publik NTT tidak pernah diberitahu, maka informasi tentang keberadaan Napiter titipan di NTT sungguh-sungguh telah meresahkan masyarakat  bahkan sangat mengganggu kenyamanan masyarakat terutama ketika berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat dalam kebhinekaan dalam pergaulan sosial sehari-hari, kata Petrus.

Kakanwil Yudi, dalam penjelasannya, terkait Napiter yang dititip di NTT bukanlah Napiter dengan kriteria Aktor Intelektual akan tetapi rata-rata mereka berasal dari pelaku turut serta yang secara tidak langsung dianggap membantu teroris,jelas Yudi, di lanjutnya,

Perannya itu misalnya menyembunyikan pelaku langsung atau aktor intelektual saat dicari yang berwajib, atau peran lain seperti membantu dana untuk kegiatan teroris karena hubungan darah atau pertemanan, terangnya, kata Yudi, Atas dasar itulah dalam proses deradikalisasi Napiter ini ditempatkan melalui titipan  di NTT guna memudahkan proses deradikalisasi agar kelak Napiter dapat kembali menjadi orang yang baik dan berguna di tengah masyarakat.

Meskipun demikian TPDI tetap berharap agar Pemerintah Pusat Cq. Kemenkum HAM RI dan Gubernur NTT dapat segera menghentikan kebijakan titip Napiter di NTT dan segera pulangkan Napiter-Napiter titipan itu ke Jakarta atau Nusakambangan, tegas Petrus sembari meminta,
Permintaan ini sejalan dengan apa yang didalilkan oleh Yudi Kurniadi bahwa, semua Napiter  tempatnya hanya satu yaitu di Nusakambangan, karena keamanannya menggunakan sistim "maksimum security", maka TPDI tetap berharap agar Gubernur NTT Frans Lebu Raya untuk bersikap lebih tegas dan katakan bahwa NTT tertutup bagi Teroris dan Napiter, harapnya. (AJW)

Editor : Louis Mindjo
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini