|

Bersatu Melawan Aksi kekerasan (Teror) Radikalisme di Tahun Politik

Ket Gambar : dialog publik dan bedah buku Kamis, (19/04/18). 

Media Nasional Obor Keadilan | Jakarta | Kamis, (19/04/18) Aksi terorisme sudah menjadi ancaman global. Sepanjang 2017 di Indonesia  terjadi rentetan aksi terorisme, dari Bom Cicendo Bandung Akhir Februari 2017, Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini,. Bom Kampung Melayu Akhir Mei 2017, sekira pukul 21.00 WIB sebuah bom berdaya ledak tinggi meledak sebanyak dua kali di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Sebanyak 16 orang menjadi korban dengan lima di antaranya adalah polisi yang meninggal dunia. Penyerangan Polda Sumut Pagi menjelang salat Idul Fitri, markas Polda Sumatera Utara diserang dua anggota teroris Seorang polisi tewas dengan luka bacok parah, sedangkan satu dari dua pelaku tewas dengan peluru. Penusukan Polisi di Masjid Falatehan Lima hari berselang usai penyerangan di Polda Sumut, dua anggota Brimob yang sedang menunaikan salat Isya di Masjid Falatehan kawasan Blok M Jakarta Selatan nyaris tewas ditusuk Mulyadi.  Bulan Juli, pemerintah Indonesia resmi mengumumkan pemblokiran terhadap aplikasi Telegram, setelah sejak 2016 menyampaikan peringatan.Pemblokiran aplikasi yang sedang populer itu pun menuai pro dan kontra. Namun belakangan, Chief Executive Officer (CEO) Telegram Pavel Durov akhirnya merespons tekanan Indonesia dan berjanji menyaring konten yang berkaitan dengan terorisme.Vonis Teroris Perempuan Pertama Dian Yulia Novi, perempuan pertama asal Indonesia yang tertangkap hendak melakukan aksi bom bunuh diri di Istana Negara, menerima vonis penjara 7,5 tahun.Pengakuan Mengejutkan Simpatisan ISISS ebanyak 18 warga negara Indonesia berhasil dievakuasi dari Suriah dalam pelarian mereka dari kelompok ISIS.
Gerakan terorisme merupakan ancaman bagi keutuhan dan persatuan bangsa. Apalagi di tahun 2018 ini kita memasuki tahub politik, tentu tensi yang meningkat dimasyarakat perlu diredam dengan pesan pesan persatuan. Butuh perhatian semua pihak agar kejadian kejadian buruk (kekerasan) yang bisa terjadi pada siapa saja ini tidak terulang. Terlalu besar harga yang harus ditanggung dari ulah aksi terorisme tersebut. Semua harus bersatu padu dan bergandengan tangan agar terjadi interaksi pemikiran terhadap penganut paham terorisme.meluruskan kembali pemahaman agama adalah salah satu kiat, sehingga agama tidak dipahami sesuai dengan keinginan hawa nafsu.
Toleransi harus terus digaungkan setiap waktu, kita patut mengucapkan banyak terima kasih kepada dua ormas terbesar di Indonesia NU dan Muhammadiyah. Komitmen dua Ormas tersebut dalam menangkal paham Radikal tidak perlu dipertanyakan lagi. Kedua ormas tersebut bahu membahu mencegah terorisme baik pada level aksi maupun teologi.

Kita semua berharap 2018 ini aksi aksi terorisme atau kekerasan tidak terulang lagi. Hal hal yang menjadi pemicu seperti ujaran kebencian,hoax,black kampaign tidak perlu ditampilkan. Energi bangsa ini harus diarahkan pada hal yang produktif baik pembangunan manusia maupun pembangunan ekonomi. Ditambah tahun ini juga memasuki politik, semua pihak wajib mejaga kondusfitas agar perdamaian dan persatuan selalu terjaga agar hajat Pilkada bisa terselanggara secara aman.
Semoga dengan dialog publik dan bedah buku ini, memiliki efek yang positif dalam upaya meluruskan paham radikalisme di tahun politik.

Penanggung Jawab : Obor Panjaitan

Komentar

Berita Terkini