|

Buku Ende HKBP Isinya Memuat Teologi Gado-gado


Oleh: Edy D.H. Siahaan, STh 

Salam Puji-pujian!

Pengantar:

Jakarta, Media Nasional Obor Keadilan (9/08/2)4-Tulisan ini disajikan sebagai pencerahan ‘tuk menepis rasa kekuatiran jemaat yg kerapkali melihat ada lagu2 pop rohani dari aliran lain dinyanyikan dlm ibadah HKBP, shg nanti katanya ajaran atau dogma HKBP bisa terkontaminasi. Nah, ttg hal itu tak perlu dikhwatirkan krn B.E.-HKBP itu sendiri isinya memuat teologi gado2. Dokumen teologis HKBP secara utuh hanya tertuang dlm Agenda HKBP (Buku Liturgi), Konfessie HKBP (Pengakuan Iman Rasuli), ‘n RPP (Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon). Buku Ende HKBP juga sebenarnya termasuk Dokumen Teologis HKBP ‘n merupakan “the second Bible” yg dibaca, dihafal ‘n dihayati jemaat HKBP melebihi Alkitab. Saran: Sebaiknya ke-864 lagu B.E. itu dikaji/direvisi ulang atau diseleksi agar murni sebagai nyanyian ibadah, krn lagu2 rohani 'n koor yg dimuat dlm B.E tsbt tak memenuhi kriteria sebagai layaknya nyanyian ibadah.

"Teologi Gado-Gado"

Agar tak gagal paham mk jemaat HKBP perlu tahu dulu latar belakang sejarah diterbitkannya B.E secara bertahap, pertama thn 1924 ✓ 333 lagu), kedua thn 1933 ✓ 555 lagu), 'n ketiga thn 2007 ✓864 lagu). Jadi, B.E HKBP sejak thn 2007 telah diterbitkan menjadi satu buku dg judul: “Buku Ende - Buku Ende Na marhaluaon na gok dohot Sangap di Jahowa” ✓864 lagu). Adapun B.E. terbitan pertama (1924) ‘n kedua (1933) adalah produk para misionar, krn hari kemandirian (manjujung baringin na) HKBP dg Ephorus pertama org Batak (Pdt. K. Sirait) 10-11 Juli 1940.

Buku nyanyian yg dipakai di kalangan Kristen Batak yg pertama kali terbit itu judulnya “Ende-ende ni Halak Kristen na di tano Batak angka na marhata Toba. Nyanyian gereja itu diajarkan Misionar dg cara mendikte, mengimla, atau menghafalnya. Misionar menyanyikannya lebih dahulu baru kemudian jemaat meniru nyanyian tersebut. Cara seperti itu dilakukan krn pd umumnya jemaat adalah buta aksara, shg cara itulah yg paling efisien ‘tuk mengajarkan sebuah nyanyian. Kemudian Buku Ende itu direvisi J.T. Nommensen, Gr. Amandoes Pasariboe ‘n Badoeali Siregar dg judul “Endehon ma Debata – Buku Ende na marragam di HKBP” (jumlah nyanyiannya 555). Dilihat dari isi teologisnya kedua B.E ini memuat teologi “gado-gado”, krn bercampur dari berbagai denominasi. Setiap penterjemah ‘n pencipta lagu tdk terikat dg pemahaman teologis tertentu, ‘tuk disajikan bagi jemaat HKBP. Oleh krn pesan teologis yg terkandung di dlm syair lagu itu mengandung berbagai aliran atau denominasi teologis, mk pemahaman teologis org Kristen Batak juga menjadi beragam. Elfriede Herder juga menyadur nyanyian rohani Eropa pada awal thn 1940-an, ia mempersiapkan buku nyanyian rohani untuk kaum perempuan.

Dari penjelasan di atas dpt kita simak bhw seluruh lagu B.E No. 1 s/d 555 yg dibuat oleh para Misionar sebelum HKBP manjujung baringin na 10-11 Juli 1940 adalah tdk satu pun berpedoman kpd ajaran atau dogma HKBP krn memang dokumen teologisnya belum ada dibukukan. Jadi, tak masalah kalau zaman now banyak gereja HKBP yg memasukkan lagu2 pop rohani ke dlm nyanyian ibadah khususnya bagi kalangan R/NH, apalagi Buku Ende HKBP sejak awalnya pun memang sdh begitu (BE. No. 1 s/d 555) sdh terkontaminasi dg ajaran atau dogma dari berbagai denominasi. Apalagi kalau lagu pop rohaninya bertemakan lagu puji2-an ‘n penyembahan tak ada salahnya dinyanyikan dlm ibadah. Bahkan HKBP sejak menetapkan AP-2002 yg mulai berlaku 2004 dg misi ‘n visinya "Menjadi Berkat Bagi Dunia" sdh bersikap inklusif, dialogis ‘n terbuka 'n menjadi pelopor gerakan oikumene di Indonesia menuju keesaan gereja agar semuanya menjadi satu (“UT OMNES UNUM SINT”). Bahkan thn ini adlh "Tahun Oikumene HKBP Inklusif 2024", 'n kita berharap dlm doa semoga thn ini juga semua kisruh atau konflik internal gereja dpt diatasi dg mengedepankan kasih 'n andalkan iman.

Tuhan memberkati!

Penanggungjawab Siaran: Obor Panjaitan 

Komentar

Berita Terkini