|

Bunda Roostien Ilyas: Selamat Datang di Kolong Jembatan Bu Risma Menebar Virus N-Ach

Bunda Roostien Ilyas, Pejuang Sosial dan Praktisi Perlindungan Anak sedang mengajar juga membina pelaksanaan upacara. 


Jakarta, Media Nasional Obor Keadilan | Rabu (6/01-2021), 
Banyak harapan pada sosok bu Risma untuk bisa menangani permasalahan sosial yang sekarang semakin kompleks. 

Apalagi di ibu kota negara ini hilangnya rasa persaudaraan yang tanpa kita sadari hilangnya ke gotong royongan, rasa perbedaan yang indah, karena telah di kalahkan oleh perilaku intoleransi yang menakutkan apalagi dengan adanya pandemi yang berkepanjangan semakin terasa menyedihkan efeknya muncul masalah sosial yang semakin kompleks.

"Menangani masalah sosial pada situasi seperti ini tidaklah mudah."

Pemerintah dengan mengandalkan departemen sosial di era kepemimpinan GusDur menjadi presiden departemen ini dibubarkan oleh GusDur karena korupsinya sudah sangat kelewat batas, korupsi yang sudah sangat sistematis bahkan menurut Gus Dur tikusnya sudah menguasai lumbungnya.

Setelah Gus Dur lengser departemen Sosial ini di hidupkan kembali oleh presiden Megawati. Apa yang terjadi? Sesudah Megawati menghidupkan kembali departemen sosial ada 3 mentrinya yang berurusan dengan KPK karena korupsi yakni;(1) Bachtiar Hamsyah (2) Idrus Markam dan ke (3) Juliari Batubara.

Ini yang harus ditengarai dan diwaspadai oleh Mentri Sosial yang baru harus berani membongkar lingkaran setan dalam departemennya.

Sekarang banyak orang bilang mensos yang baru ini pencitraan karena suka blusukan di kolong-kolong jembatan, ada yang komen 

Kok blusukan hanya di Jakarta? emangnya ini mensos DKI Jakarta ..ya? Bukan mensos RI..? 

"Menurutku bu Risma melihat Jakarta adalah juga ibu kota negara Republik Indonesia dan ini menjadi tugas utamanya juga sebagai mensos, Jakarta sebagai ibu kota negara harus merupakan barometer dari semua provinsi di Indonesia."

Jakarta harus juga menjadi "Show room" dari kehidupan sosial bangsa dari Indonesia.

Apa yang dilakukan oleh bu Risma ini justru mencerminkan kesadaran penuh dari seorang menteri sosial Republk Indonesia. kehidupan sosial di Jakarta harus mampu memberikan contoh bagi seluruh provinsi "Risma mulai menularkan virus ' n ach dari ibukota negara."

Virus kebaikan memang seyogyanya di mulai dari social community dimana para pemimpin bangsa ini tinggal. 

Seperti juga bapak presiden kita Joko Widodo saat awal mengajak masyarakat bersepeda dan sekarang di banyak kota maupun di desa bersepeda atau gowes menjadi olah raga favorit karena anti polusi dan menjadi olah raga murah yang digemari rakyat.

"Virus kebaikan memang seyogyanya di sebarkan mulai dari dimana para pemimpin bangsa ini tinggal."Bu Risma mengawali tugasnya sebagai mensos dengan melakukan blusukan di ibu kota negara ini merupakan sebuah shock therapy dan ajakan bagi kita semua.

Terutama sebagai penduduk ibu kota yang rasa sosial kemanusiaannya sudah nyaris luntur tergerus oleh perilaku intoleransi dan rasa individualistis yang semakin kuat.

"Kehidupan dengan patron "elu elu, gue gue" terasa biasa di Jakarta Walaupun mungkin masih ada rasa asah asih asuh di antara masyarakat Jakarta meskipun tinggal 0.koma sekian persen."

Masalah sosial kalau dibiarkan akan menjadi masalah Politik, Sebagai Mensos yang mantan walikota dengan predikat walikota terbaik sedunia bu Risma dikenal sangat dekat dengan rakyat Surabaya yang dipimpinnya saat menjabat.

Menurutku bu Risma Sangatlah faham tentang penanganan dan menerapkan kebijakan atasi masalah sosial secara empirik tinggal kita sebagai masyarakat janganlah ragu untuk beri dukungan dan membantu mensos menangani masalah sosial dengan kapasitas kita selalu elemen bangsa Indonesia.

Sebagai Informasi; Virus mental, yang diberi nama agak aneh n-Ach, yang merupakan singkatan dari Need for Achievement (hasrat untuk meraih setinggi-tinggi mungkin tingkat prestasi dalam hidup). Sebagaimana yang disebutkan McClelland, justru virus n-Ach merupakan jenis virus yang harus dikembangbiakkan dan ditularkan ke segala lini penjuru Indonesia. 

Penulis: Bunda Roostien Ilyas, Pejuang Sosial dan Praktisi Perlindungan Anak. 

Komentar

Berita Terkini