|

Ketua Umum Asprindo: Eksistensi UMKM Belum Terkonsolidasi dan Butuh Kepastian Jaminan Berusaha


Media Nasional Obor Keadilan | Jakarta, Jumat (23/10-2020), Jose Rizal Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) mengatakan salah satu kendala yang menyulitkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas atau berkembang adalah karena mereka tidak terkonsolidasi. 

“Di pemerintahan saja, hampir setiap kementerian membawahi UMKM. Belum organisasi pengusaha yang mengklaim melakukan pembinaan terhadap pengusaha UMKM. Kita selama ini tidak memiliki data yang cukup untuk memetakan kekuatan dan membuat klaster UMKM," kata Jose Rizal dalam pernyataan pers yang diterima media nasional Oborkeadilan.com Kamis (22/10/2020).

"Akibatnya, sulit untuk membawa UMKM masuk sebagai bagian integral rantai produksi perusahaan besar,” tambahnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 pelaku UMKM mencapai 99,9 persen dari total pengusaha Indonesia dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen dari total angkatan kerja. Tapi kontribusi UMKM ke PDB hanya 60 persen. 

"Kontribusi ini dipastikan makin menurun seiring datangnya pandemi covid-19," kata Jose Rizal.

Asprindo, lanjut Jose Rizal segera mewujudkan program “Kampung Industri”. Menurut Jose Rizal program ini bukan sebuah program baru. Ini konsep kemitraan pengusaha Inti-Plasma yang sudah lama digagas. 

"Yang membedakan dengan konsep sebelumnya adalah baik pengusaha inti maupun pengusaha plasma, semua di bawah pembinaan Asprindo, sehingga mencegah kemungkinan terjadinya ekploitasi pengusaha inti terhadap usaha plasma," ujarnya.

“Kami berharap konsep ini membawa solusi win-win, sehingga UMKM yang menjadi plasma benar-benar menjadi bagian dari rantai produksi," sambungnya.

Perlu Kepastian Berusaha

Untuk mewujudkan program Kampung Industri, kata Jose Rizal, Asprindo beberapa waktu lalu sudah bekerjasama dengan Yayasan Desa Emas untuk pengembangan SDM UMKM dan pengaplikasian model kemitraan.

Pada 27 Oktober 2020 mendatang, Asprindo juga akan bekerjasama dengan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menggelar webinar bertajuk “Integrasi Industri Perasuransian dengan UMKM di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19”.

Webinar ini, kata Jose Rizal, untuk memberikan insight juga kepada praktisi asuransi tentang kondisi UMKM, terutama dari sisi kepastian berusaha. “Kita tahu, pengusaha UMKM begitu rentan. Apalagi di masa pandemi sekarang ini. Bukan hanya rantai produksi yang terganggu, atau kontrak usaha yang diputus di tengah jalan tapi juga banyak UMKM yang tutup karena pembelakukan jarak fisik dan sosial," ujarnya.

Disampaikan Jose Rizal, Asprindo harus membantu UMKM memitigasi risiko dan memastikan bahwa mereka memiliki replacment of income ketika usahanya mengalami gangguan atau kegagalan. 

Selain itu, tambah Jose Rizal, jika Kampung Industri benar-benar sudah berjalan sebagai sebuah industri, produksi tidak boleh berhenti di tengah jalan. Kemungkinan jaminan kelanjutan berusahan itu mestinya bisa dipenuhi industri asuransi. 

“Saya tidak tahu bentuknya seperti apa. Kita lihat saja nanti. Yang pasti, intinya adalah ada kepastian berusaha atau bangkit berusaha kembali bagi UMKM meskipun risiko terjadi seperti terdampak covid sekarang. Tentu saja, dengan memperhatikan segala keterbatasan pelaku UMKM,”pungkas Jose Rizal.[◇]

Komentar

Berita Terkini