|

Haluan Reformasi Hapus KKN Gagal, Ipar hingga Kakak Sri Mulyani Jadi Komisaris BUMN

Ket gambar: Ipar, Kakak dan Adik Kandung SMI Jadi Komisaris di sejumlah BUMN | Foto: Istimewa
Oborkeadilan.com | Jakarta, Selasa (30/6), Dinilai telah menghilangkan semangat untuk menghapus kolusi, korupsi dan nepotisme atau KKN yang menjadi tujuan dari reformasi, Diangkatnya ipar hingga kakak kandung dari Menteri Keuangan Sri Mulyani (SMI) sebagai Komisaris di sejumlah BUMN.

Hal tersebut disampaikan oleh Akademisi dari Universitas 17 Agustus (Untag) Jakarta, Fernando Ersento Mareden Sitorus saat menanggapi dipilihnya ipar hingga kakak kandung Sri Mulyani sebagai komisaris BUMN.

“Sebaiknya Menteri BUMN mengingat kembali perjuangan para pahlawan dan pejuang reformasi agar KKN tidak terjadi lagi dalam pemerintahan Republik Indonesia, Erick Thohir yang termasuk menteri dari kalangan muda seharusnya tidak lupa dengan agenda perjuangan reformasi,” ucap Fernando sapaanya kepada wartawan, Senin, (29/6/2020).

Fernando pun mengaku heran dengan dipilihnya keluarga hingga kerabat dari menteri kabinet Jokowi sebagi komisaris BUMN.

Fernando mempertanyakan apakah Indonesia saat ini sudah tidak mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kapasitas.

“Memang Indonesia mengalami keterbatasan SDM potensial dan berkapasitas untuk menduduki pimpinan BUMN sehingga harus mengangkat keluarga menteri dan orang yang dekat kekuasaan,” tegas Fernando.

Fernando meyakni, jika SDM di Indonesia saat ini masih banyak yang siap untuk menduduki jabatan elit di BUMN tanpa harus berstatus kerabat hingga keluarga dari para menteri Jokowi.

“Banyak yang siap menduduk jabatan petinggi BUMN untuk kepentingan kemajuan BUMN, dan saya kira banyak orang tahu cukup banyak para pejabat negara yang rangkap jabatan sebagai petinggi di BUMN,” tambahnya.

Fernando meyakni, jika BUMN dimanfaatkannya untuk para kerabat hingga keluarga pejabat negara hanya berpihak kepada kepentingan individu atau kelompok bukan ke negara.

“Kalau memang untuk kepentingan negara kenapa tidak menempatkan orang yang profesional dan sangat memiliki waktu cukup untuk mengurus BUMN, jadi tidak sebagai jabatan sampingan selain jabatan utamanya,” tandasnya.

Diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir baru-baru ini mengangkat sejumlah nama untuk mengisi posisi Komisaris di perusahaan plat merah negara.

Dalam pengangkatannya, nama Ahmad Perwira Mulia Tarigan yang kini menjabat sebagai Komisaris Independen Pelindo 1 pada 21 April 2020 mendapatkan sorotan.

Pasalnya, Ahmad Perwira Mulia Tarigan adalah suami dari adik kandung Sri Mulyani yang bernama Sri Wahyuni. Selain Ahmad Perwira ada pula kakak dan adik kandung Sri Mulyani yang diangkat sebagai komisaris.

Mereka ialah Nanang Untung kakak kandung SMI yang diangkat sebagai komisaris Pertamina Sub Holding Hulu Energi (PHE). Lalu juga ada Sri Harsi Teteki adik kandung yang menjabat sebagai Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan I Biofarma (sebelumnya ditulis Indofarma).

Hal ini menjadi paradoks lantaran selama ini Sri Mulyani kerap mengingatkan soal pentingnya menghindari konflik kepentingan.

Selain keluarga Sri Mulyani sorotan juga datang dari pengangkatan Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menjadi Komisaris Waskita Karya. Fadjroel sendiri kini melakukan dua rangkap pekerjaan sekaligus.

Erick Thohir sendiri juga menempatkan sejumlah perwira aktif TNI dan Polri sebagai Komisaris perusahaan plat merah. Tidak hanya itu ada pula politikus yang diangkat sebagai Komisaris BUMN.

Laporan: Muhammad Lutfi [ KedaPena.Com]

■MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN

Komentar

Berita Terkini