|

NU VS Radikalisme : Perang Dingin Yang Tak Kunjung Usai

Gambar : Saiful Huda EMS (Ketum Harimau Jokowi).

OBORKEADILAN.COM||Jakarta- Kadal gurun semakin garang, beranak pinak, tak tau diri, main gebuk, karena para pengkritiknya jarang yang benar-benar bisa memahami agama dan hanya mempunyai modal jabatan belaka. Presiden mohon lebih selektif dalam mempertahankan menteri-menteri atau orang-orang kepercayaannya untuk secara kritis, berani dan tepat bagaimana menghadapi mereka.

Gus Muwafiq mau ceramah di berbagai tempat di Bekasi dihadang, diusir, mobilnya dipentungi. Tokoh-tokoh NU lainnya saat sedang ceramah di beberapa tempat juga diprovokasi dengan konvoi yang mengibarkan bendera yang diklaimnya sebagai Bendera Tauhid, sedangkan Allah SWT sendiri, juga Nabi Muhammad SAW tidak pernah sekalipun menyatakan tauhid itu ada benderanya.

Provokasi, penghinaan, pelecehan dan teror terhadap tokoh-tokoh NU itu sampai saat ini belum pernah saya dengar telah mendapatkan sanksinya, apalagi provokasi terhadap umat minoritas. Aparat yang berwajib bahkan terlihat tidak punya keberanian untuk memproses mereka secara hukum, apalagi berani menggebuk mereka sebagaimana para pemberontak DI/TII di zaman Presiden Soekarno. Bahkan Menteri Agama belum juga apa-apa sudah mengatakan dialah yang mendukung perpanjangan SKT Ormas tempat bernaung para Kadal Gurun. Memalukan..!

Saya juga malu dan terheran-heran, manakala Kepala Staf Presiden pernah mengkritik ORMAS itu dan ketika dibalas oleh dedengkotnya bahwa sang Kepala Staf Presiden gak faham agama dan harus belajar ngaji lagi, beliau sama sekali tidak bisa membalasnya lagi dengan argumentasi logis, rasional dan meyakinkan, karena memang tampaknya beliau tidak banyak memahami agama. Saya mengelus dada, dan berkata dalam hati: Waaah...kalau pihak pemerintah kualitasnya seperti ini dalam menghadapi Kadal Gurun, apa mereka gak terus gede kepala, bringas dan terus berkembang biak?

Praktis, akhir-akhir ini saya melihat wibawa pemerintah terus menurun, dan sebagian masyarakat awam bahkan terdidiknya dibuat bingung, ini yang benar pihak pemerintah ataukah gerombolan Kadal Gurun? Di acara-acara ILC nyaris hanya seorang Mahfud MD yang mampu secara meyakinkan menggulung argumentasi-argumentasi konyol gerombolan Kadal Gurun, yang lainnya? Hanya berani menyerang dengan kritik asal-asalannya, dan ketika diserang balik mereka mingkem. Dapat kita bayangkan bukan, bahwa kelompok Kadal Gurun di sebelah sana bertepuk tangan kegirangan?

Itulah yang membuat saya akhir-akhir ini mulai jarang lagi menulis hal-hal yang serius seperti ini ! Karena selain itu juga saya melihat nampaknya kaum Kadal Gurun lebih banyak yang diakomodir, diberi jabatan, diberi panggung dll. sedangkan orang-orang seperti kami yang sudah bertahun-tahun peras otak dan keringat dengan segala resikonya untuk menghadapi penggiringan opini-opini ngawur gerombolan Kadal Gurun malah dicuekin, dibiarkan berjalan sendiri dengan tanpa sedikitpun ada perhatian. Mau mutung, putus asa dan berbalik jadi pemberontak kok saya rasa itu bukan sifat sejati saya, jadi mendingan diam saja dulu.

Saya sama sekali tidak mau berharap jauh agar diperhatikan oleh Presiden Jokowi, karena beliau sudah mengurus jutaan rakyat, pasti sibuknya bukan main kan? Namun setidak-tidaknya para staf-staf Presiden mau turun gunung dan mencari para petarung-perarung politiknya di lapangan yang selama bertahun-tahun ini pasang badan untuk menghajar opini-opini intelektual sontoloyo yang bernama Kadal Gurun ! Bahkan saya merasa aneh, ada teman lama saya yang dulu nyolong uang organisasi pelajar malah diakomodir, dan dibawa serta diperkenalkan dengan baik ke keluarga Pakdhe oleh salah seorang kepala deputi staf Presiden !.

Di luar semua itu, saya juga telah lama membaca suara kebatinan sahabat-sahabat saya di NU, nampak sekali mereka sekarang nampak lesu, tidak lagi bersemangat untuk membela pemerintah karena selain mereka tau strategi pemerintah dalam menghadapi kaum intoleran, radikalis itu selain tidak tegas juga tidak jelas ! Presiden Jokowi yang dari awal mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada visi menteri yang ada adalah visi Presiden, namun ternyata ada menteri yang bergerak dengan visinya sendiri, ini harus diinterupsi ! Rakyat butuh pejabat yang cerdas dan berani Pak, dan tidak butuh pejabat yang telat mikir dan hanya garang ketika mau dilantik jadi menteri saja tapi setelah itu melempem.

Akhirul kalam, mohon dengan sangat mulai hari ini, detik ini para pembantu Presiden atau lingkaran istana berbenah diri ! Kalau jadi menteri, staf presiden atau kuasa hukum Pemerintah haruslah cerdas, berani, tidak bersikap mendua, dan lebih mementingkan keselamatan bangsa daripada mendahulukan kepentingan dirinya sendiri. Strategi dalam menyikapi gerombolan intoleran, radikalis harus lebih diperjelas dan dipertegas. Polisi dan Tentara harus benar-benar berdiri membela untuk kepentingan bangsa dan negara, dan tidak boleh sedikitpun gentar menghadapi ancaman gerombolan Kadal Gurun.

Jika apa yang saya kemukakan di atas tidak mendapatkan perhatian, saya khawatir apatisme dalam memerangi radikalisme akan tumbuh menjalar ke berbagai individu dan kelompok, di sisi lain gerombolan Kadal Gurun akan terus membesar dan matang dengan konsep dan strateginya dalam merebut kekuasaan negara, dan mereka akan siap untuk mengganti Dasar Negara dengan sistem Khilafah yang telah lama dipersiapkannya. Saya rasa saya sudah tidak punya beban lagi untuk mengatakan ini semua, karena saya sudah bersikap masa bodoh mau jadi orang biasa ataukah jadi pejabat negara. Gak jadi menteri gak pathek'en.

Pak Presiden Jokowi, kami disini masih berdiri membentengimu Pak, jangan segan-segan memanggil kami ke istana untuk menemuimu dan siap melaksanakan tugas demi kedamaian bangsa dan negara. Masalah gerombolan Kadal Gurun yang selama ini membuat gaduh dan main hakim sendiri hingga trilyunan rupiah kas negara dikucurkan untuk menghadapi mereka saya pikir itu akan menjadi sia-sia manakala semua strategi tidak tepat mengenai sasarannya. Biarkan Harimau Jokowi bersama NU yang akan menyelesaikannya. Selamat bekerja Pak Presiden ! Salam hormat....


Penulis : Saiful Huda Ems (SHE). Advokat dan Penulis, Ketua Umum Pimpinan Pusat Harimau Jokowi.
Editor : Redaktur
Penanggung Jawab : Obor Pandjaitan
Komentar

Berita Terkini