|

Muallaf, Balik Lagi Agama Asal, Bunda Roostin: Urusanmu Dengan Tuhan mu

Media Nasional Obor Keadilan| Jakarta, Senin (18/11), “Pengislaman dan pembacaan syahadat adalah bagian dari proses interaksi kemasyarakatan secara formal. Lebih penting dari hal ini adalah pelaksanaan ketentuan-ketentuan agama yang didasarkan pada pengertian tentang adanya larangan, perintah dan himbauan sebagai seorang muslim.

Mualaf adalah sebutan bagi orang non-muslim yang mempunyai harapan masuk agama Islam atau orang yang baru masuk Islam. Pada Surah At-Taubah Ayat 60 disebutkan bahwa para mualaf termasuk orang-orang yang berhak menerima zakat. Ada tiga kategori mualaf yang berhak mendapatkan zakat.

Bunda Roostin Menjawab Shabat Terkait Muallaf Namun Balik Lagi ke Agama Asal.

Seorang sahabat bunda Roostin Ilyas berprofesi sebagai jurnalis punya wajah manis cantik dan smart masih menyandang status gadis.

Begini Bunda Roostin Ilyas Mengisahkannya;
Suatu waktu gadis sahabatnya itu datang mengambarkan bahwa dirinya akan mengakhiri masa lajangnya dan akan menikah dengan seorang pria yang berlainan keyakinan (beda agama-red).
Pengakuan gadis sahabatnya itu akan menikah dan mengikuti keyakinan dari pria calon suaminya itu (masuk Islam_muallaf) terangnya kepada bunda Roostin. Yang dimainkan dan dapat dukungan penuh darinya.

Pasca pernikahan itu perjalanan hidup Rumah tangga mereka tampak berjalan biasa seperti orang orang sekitar bahkan berjalannya waktu keluarga inipun dikaruniai dua anak, yang kecil pun sudah berusia 11 tahun .

Tak sengaja, perjumpaan ku dengan shabat muallaf yang jurnalis itu berlangsung saat makan siang dengannya, pada moment tersebut lah Prempuan jurnalis itu mengadu alias curhat ke saya (bunda Roostin-red), saya akan balik lagi bunda, tidak mau lagi saya menganut agama islam tapi saya sudah kembali ke gereja.

Soalnya aku bolak balik berantem perkara dia shalatnya cuma nek lebaran aja, wis mbak aku pergi ke gerejaku..ketemu pendeta, aku ngaku dosa tapi aku di marah marahi bilang aku murtad segala.

Aku bilang ya ini dombanya sudah balik sendiri. Tapi aku tetap dimarahin pikir yo wislah aku milih sambil mikir aku gak usah agomo agomoan, Pokoke aku percaya..aku yakin pada TUHAN wis titiek nurut mbak Roostien gimana mbak? Aku yo ketawa aja sambil bilang "Follow your heart" iku pilihanmu iku urusanmu sama Tuhan, urusan mu sama manusia soal agama sudah kamu coba dan kamu kecewa, hidup iku gak ada yang kebetulan semua karena Tuhan bukan agama lalu kita saling pelukan dan makan makan mie ayam.

Kisah nyata ini terjadi pada sahabat bunda Roostin bukan saja sekelumit pengamalan kawanku itu, nih bermuara pada kematangan iman taqwa kita pada Allah swt yang mana akhir akhir Ini kerap terjadi perbedaan pendapat pandangan bahkan konflik horizontal, hal ini dipicu dengan berkembangnya faham radikal fanatisme ekstrim yang menganggap pihak lain yang tidak sejalan dengan faham nya dianggap kafir, diperparah lagi kaum seperti ini didominasi casing alias bagian luarnya.

Petuah itu sudah lebih dulu dituliskan Gusdur yang hingga kini banyak merubah sudut pandang;
“Esensi Islam tidak terletak pada pakaian yang dikenakan, melainkan pada akhlak yang dilaksanakan.”

Peran agama sesungguhnya membuat orang sadar akan fakta bahwa dirinya bagian dari umat manusia dan alam semesta.

Jika kita merasa Muslim terhormat, maka kita akan berpuasa dengan menghormati orang yang tidak puasa.

Tidak penting apa agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua manusia, maka orang tidak pernah tanya apa agamamu.

Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya.

Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita menjadi budaya Arab. Bukan mengubah ‘aku’ menjadi ‘ana’, ‘sampean’ menjadi ‘antum’, ‘sedulur’ menjadi ‘akhi’ …
Kita pertahankan milik kita, kita harus serap ajarannya, tapi bukan budaya Arabnya.

“Kita harus mengubah moralitas masyarakat dengan sabar, agar sesuai dengan ajaran-ajaran Islam yang kita yakini kebenarannya, dengan memberikan contoh yang baik bagi wahana utama moralitas yang berlaku di tengah-tengah masyarkat.()

Editor Berita : Yuni Shara 
Penanggung Jawab Berita: Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini