|

11 Bulan Bayi Usia Jelang Setahun, Apa Saja Makanan Sehat Untuknya?

                     Istimewa Jend'Im

Media Nasional Obor Keadilan| Jakarta- Sabtu (5/10),
Pada usianya yang hampir tepat setahun ini, tentu ada banyak perubahan dan perkembangan yang terjadi pada si kecil. Selain dari kemampuannya ketika berkomunikasi dengan orang lain, bayi usia 11 bulan biasanya sudah lebih familiar dengan berbagi macam makanan.

Bahkan, tekstur dan konsistensi makanannya pun jauh berbeda dengan usia sebelumnya. Penasaran ingin lebih mendalami sejauh mana perkembangan makan bayi usia 11 bulan ini agar kebutuhan nutrisinya selalu terpenuhi? Simak ulasan berikut, ya!

■Bagaimana perkembangan kemampuan makan bayi usia 11 bulan?

Tumbuh kembang anak-anak memang selalu menarik untuk dikulik lebih dalam. Bagi Anda saat ini tengah memiliki bayi berusia 11 bulan, tentu tidak sabar rasanya untuk melihat kejutan apa lagi yang akan ditunjukkan si kecil.

Dalam hal kemampuan makan, bayi usia 11 bulan biasanya sudah bisa dilepas untuk menyusu sendiri menggunakan botol susu atau dot. Jadi, Anda tidak perlu repot-repot lagi menyusuinya langsung melalui payudara. Jika ingin lebih ringkas, Anda bisa memerah dan menyimpan ASI di dalam botol susu agar nantinya si kecil yang menyusu sendiri.

Di samping itu, si kecil biasanya juga sudah mulai tertarik untuk belajar memegang sendok sendiri saat makan meski cara penggunaannya belum tepat. Tidak jauh berbeda seperti usia 10 bulan, kemampuan bayi di usia 11 bulan untuk merapatkan bibir saat menyuap makanan pun semakin handal.

Mengingat jumlah gigi yang tumbuh semakin banyak, kemampuan menggigit makanannya pun sudah jauh lebih baik. Bahkan, bayi mulai bisa diberikan tekstur makanan yang jauh lebih keras atau tidak lunak seperti sebelumnya.

Di sini, bayi tampak mulai bisa mengatakan sesuatu dalam lingkup yang lebih spesifik, termasuk saat menyebutkan berbagai nama makanan yang diketahuinya. Masih sama pula seperti usia 10 bulan, bayi dapat menggumamkan sesuatu sebagai pertanda sedang lapar dan meminta makanan.

Seiring bertambahnya usia, indera perasa bayi akan turut semakin berkembang. Maka itu, terus berikan variasi makanan yang berbeda dengan berbagai macam rasa di waktu makan.

Jangan lekas menyerah ketika si kecil tampak menolak atau tidak menyukai suatu makanan. Memang, terkadang dibutuhkan 10-15 kali percobaan saat mengenalkan makanan baru makan anak.

■Apa saja makanan untuk bayi 11 bulan?

Meski telah hampir memasuki 1 tahun, bukan berarti bayi sudah tidak membutuhkan ASI. Pemberian ASI sebaiknya tetap dilanjutkan sampai bayi genap berusia 2 tahun, guna membantu menjaga kesehatan dan kekuatannya.

Atau jika pemberian ASI tidak lagi memungkinkan, Anda bisa memberikan bayi susu formula tapi dengan konsultasi dokter dulu sebelumnya. Lagi-lagi tidak jauh berbeda dengan usia 10 bulan, di usia 11 bulan ini Anda tetap bisa memberikan si kecil berbagai makanan dengan tekstur yang beragam.

Baik itu dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped), atau makanan yang mudah digenggam (finger food). Sementara untuk jenis makannya, UNICEF menganjurkan pemberian kombinasi sumber makanan seperti:

Nasi, umbi-umbian, gandum, dan biji-bijian sebagai sumber karbohidrat.

Daging merah, daging ayam, ikan, dan hati sapi, sebagai sumber protein, lemak, maupun zat besi.

Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati.

Sayur dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral.

Telur sebagai sumber protein, lemak, vitamin, serta mineral.

Produk turunan susu seperti susu, keju, yoghurt, dan lain sebagainya.

Selain itu, sah-sah saja untuk mengkreasikan aneka sumber makanan sebagai hidangan menu makan utam maupun camilan bayi 11 bulan. Lebih dari itu, memberikan sumber makanan yang bervariasi justru akan semakin membantu kebutuhan gizi bayi tercukup secara optimal.

Namun yang terpenting, tetap pertimbangkan pemberian tekstur yang tepat agar tidak menyulitkan bayi saat memakannya.

■Berapa porsi makan bayi usia 11 bulan dalam sehari?

Porsi makan bayi di usia 11 bulan ini sebenarnya sama saja seperti usia 10 bulan, yakni sekitar setengah mangkuk atau 250 mililiter (ml). Sementara untuk frekuensi atau jumlah makannya, bisa Anda berikan sebanyak 3-4 kali dalam sehari.

Penggunaan mangkuk khusus dengan ukuran yang sesuai lebih anjurkan, agar Anda bisa menilai seberapa banyak makanan yang dapat dihabiskan si kecil. Jika ternyata masih kurang, Anda bisa menambahkan pemberian makanan selingan atau camilan sebanyak 1-2 kali per hari.

Usahakan agar waktu bayi saat makan tidak terlalu lama, atau sebaiknya tidak lebih dari 30 menit. Selain itu, usahakan untuk mengurangi gangguan saat makan seperti bermain, menonton tv dan sambil berjalan-jalan. Di samping memerhatikan porsinya, jangan lupa untuk senantiasa menjaga kebersihan proses pengolahan dan pemberian makanan.

Berikut anjuran pemberian makanan higienis dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan UNICEF:

Pastikan peralatan yang digunakan untuk memasak dan memberikan makan bayi selalu dalam keadaan bersih.

Cuci tangan ibu dan bayi sebelum dan setelah makan dengan sabun dan air mengalir.

Cuci tangan ibu dengan sabun dan air mengalir sebelum mengolah makanan bayi, maupun setelah dari toilet dan membersihkan kotoran bayi.

Simpan makanan yang akan diberikan untuk bayi di tempat yang bersih dan aman.

Pisahkan talenan dan pisau yang digunakan untuk memotong bahan makanan mentah dan matang.

Terapkan strategi makan sehat pada sang anak

Supaya terbiasa untuk makan teratur sejak kecil, coba ajarkan beberapa hal berikut ini selama memberikan makanan pada bayi 11 bulan:

Jangan menyerah saat memperkenalkan jenis makanan baru. Anda bisa memberikannya contoh atau makan menu yang sama dengan si kecil.

Hindari makan sembari bermain, menonton TV, atau menggunakan gadget, karena dapat membuat fokus anak buyar saat makan.

Berikan selingan sehat di sela-sela waktu makan jika anak terlihat lapar.

Hindari terlalu memaksa anak untuk makan, karena justru bisa membuat anak tidak mau makan dan susah menghabiskan makanan.

Selain itu, pahami kalau waktu makan bukan hanya tentang makanan saja. Cobalah untuk melakukan banyak komunikasi dan interaksi dengan anak guna membangun ikatan keluarga yang lebih kuat. (Jend'Im)

Sumber: Hidup sehat ♡ Hidup bahagia

Oleh Karinta Ariani Setiaputri  Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh:dr. Damar Upahita - Dokter Umum

Disiarkan kembali oleh
■Media Nasional Obor Keadilan 
Komentar

Berita Terkini