Ket foto : Neno Warisman.
Puisi Neno Warisman
OBORKEADILAN.COM | JAKARTA-Neno Warisman lagi-lagi bikin heboh. Kali ini doa dalam bentuk puisi yang dia bacakan dalam acara Munajat 212 di Monas, Jakarta, Kamis (21/2) malam, puisi Neno warisman tersebut banyak menuai kontroversi dan sudah viral dimana mana.
Keping penggalan diantara puisi Neno itu menyebutkan,
Berikut cuplikan video puisi Neno itu menyebutkan,
"jika Engkau tidak menangkan kami, (kami) khawatir Ya Allah, kami khawatir Ya Allah, tak ada lagi yang menyembahMu."
Ujaran tersebut oleh para netizen dianggap sebagai sesuatu yang tak pantas karena dinilai seperti 'memaksa' dan 'mengancam' Tuhan jika tak memenangkan mereka.
Bahkan Muhammad AS Hikam, mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi, pun turut menanggapi puisi Neno Warisman tersebut. Dalam statusnya di laman Facebook hari ini, Jumat (22/2), Hikam memulai kalimat dengan menyebut "doa manusia takabur". Hikam juga menyertakan video Neno Warisman membaca puisi tersebut dalam status FB nya.
"Sifat takabur bukan hanya ditujukan terhadap sesama manusia, tetapi bisa juga ditujukan terhadap Tuhan. Pemilik sikap takabur menganggap dan mengklaim, dirinya sudah demikian hebat sehingga Tuhan pun dianggap semacam "suruhan" yang kalau perlu diancam-ancam," tulis AS Hikam.
"Maka itu walaupun disembunyikan dengan gaya yang sok sedih dan mengharu biru, "doa" si manusia takabur juga bukan meminta dan memohon, tetapi memaksa. Seakan-akan kalau Tuhan tidak memenuhi doanya, maka Dia akan kehilangan pengikut dan penyembahNya!" tambah Hikam.
Dia menambahkan Tuhan tak memerlukan persembahan, sesembahan, dan pengikut. Menurutnya seandainya seisi langit dan jagad raya ini tidak patuh kepadaNya pun, Dia tetap berkuasa atas semuanya dan tak memerlukan dukungan mereka.
Menurut dosen President University ini, doa yang bernuansa "mengancam" dan "memaksa" Tuhan adalah kesombongan atau ketakaburan. "Ia muncul karena nafsu keserakahan dan menang-menangan. Perlu dipertanyakan, apakah manusia takabur tersebut, walaupun mengaku beragama, apakah beriman dan paham tentang sifat-sifat Tuhan?" tanyanya, menutup statusnya.
Media Nasional Obor Keadilan berhasil menelusuri ini puisi lengkap Neno Warisman dalam Munajat 212:
Allahu Akbar
Puisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di sini
Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta
Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara
Mencabik-cabik keraguan
Meluluhlantakkan kesombongan
Karena mata-mata kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, insyaallah, pasti datang
Allahku Akbar
Kemenangan kalbu yang bersih
Kemenangan akal sehat yang jernih
Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih
Dari dada ini telah bulat tekad baja
Kita adalah penolong-penolong agama Allah
Jangan halangi
Jangan sanggah
Jangan politisasi
Sebab ini adalah hati nurani
Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir
Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya
Tersatukan dalam munajat 212
Miliaran matahari itu saudaraku
Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta
Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla
Begitulah kita saudaraku
Harusnya kita saling merekat
Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya
Ayo munajat
Ayo rekatkan umat
Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat
Rekatkan Indonesiamu
Rekatkan jiwa-jiwamu
Rekatkan langkah dan tindakanmu
Ya Allah
Berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka
Berseru-seru mereka
Menderu-deru mereka
Di setiap jengkal udara hingga terlahir takbir kemenangan
Kemenangan di ujung lelah menggema takbir bersahut-sahutan
Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan
Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur
Basah air mata dalam bahagia kemenangan sebentar lagi tiba
Allahumma inni a'uzubika min jahdil bala'i wa darkisy syaqa'i wa su'il qada'i wa syamatatil a'da'i
Jauhkan kami dari bala musibah yang tak dapat kami atasi
Lindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami
Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan
Di nadi-nadi kami
Di jantung-jantung kami
Di pundak-pundak kami
Di jari-jari kami
Yang telah memilih untuk hanya selalu berdua
Kita dan Allah Azza Wa Jalla
Selalu berdua
Kita dan Rasulullah kekasih semesta
Selalu berdua
Kita dan saudara mukmin saling menjaga
Selalu berdua
Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya
Duhai Allah Rabb
Jangan kau jadikan hati kami bagai si penakut pengecut
Sebab kami terlahir di tanah para pahlawan pemberani
Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya
Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar
Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar
Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar
Yang berani berpihak pada yang benar
Duhai Allah
Jangan kau jadikan hati kami dari tertutup
Dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam-malam munajat
Saat Engkau turun ke jagat dunia
Telah Engkau bersaksikan
Kami tegak berdiri, ya Allah
Kami meminta menangis hingga basah sekujur diri kepada-Mu
Seluruh harapan kami dambakan
Akan Kau tolong atau Engkau binasakan
Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan
Itu hak-Mu
Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka
Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami
Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu
Ya Allah
Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin
Oleh pemimpin terbaik
Dengan pasukan terbaik
Untuk negeri adil dan makmur terbaik
Takdirkanlah bagi kami
Generasi yang dapat kami andalkan
Untuk mengejar nubuwwah kedua
Wujud dan nyata
Dan lahirnya sejuta Al Fatih di Bumi Indonesia
Allah Rabb
Puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku
Mujahid mujahidah yang datang berbondong-bondong dari segala arah
Maka inilah puisi munajat
Mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu
Bersimpuh di pelataran keprihatinan
Atas ketidakadilan
Atas kesewenang-wenangan
Atas kebohongan demi kebohongan
Atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan
Atas kepongahan dalam kezaliman yang dipamer-pamerkan
Dalam pertunjukan kekuasaan
Yang mengkerdilkan Tuhan
Yang menantang kuasa Tuhan
Yang tidak percaya bahwa Tuhan pembalas sempurna
Ya Rabb
Engkaulah yang memiliki kekuasaan mutlak di seluruh jagat ini
Allah
Ini puisi munajat
Yang mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu
Turunkanlah malaikat berbaris-baris
Burung-burung Ababil
Dan semut-semut pemadam api Ibrahim
Munajat penuh harap
Kau turunkan pertolongan yang dijanjikan
Bagi yang terdera
Bagi pemimpin yang terfitnah
Bagi ulama yang dipenjara
Bagi pejuang yang terus dihadang-hadang
Bagi pembela keadilan yang digelandang ke bilik-bilik pesakitan
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad
Wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin
Wa akhrijna min baynihim saalimin
Wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in
Untuk hari depan yang lebih baik
Untuk kepemimpinan yang berpihak pada rakyat bersama-Mu, bersama rasul-Mu
Dalam ketinggian titah-Mu, kami bermunajat
Keluarkan kami dari gelap
Keluarkan kami dari gelap
Keluarkan kami dari gelap
Amin Allahumma Amin ya rabbal alamin
Wasalamualaikum
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
()