|

Pembangunan Cold Storage, Wujud Kepedulian Pemda Asel kepada Nelayan

Ket Gambar  : Nelayan Labuhanhaji, Riko Ardiansyah

Media Nasional Obor Keadilan | ACEH SELATAN - Ekonomi nelayan di  Aceh Selatan kian meningkat, pasalnya dengan adanya pembangunan dua gudang pendingin ikan (cold storage) mampu menstabilkan harga dan bernilai jual tinggi serta menjaga kualitas ikan.

Cold storage itu senjatanya nelayan dan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kemakmuran bagi nelayan kecil.

Hal ini disampaikan Riko Ardiansyah nelayan Labuhan Haji Tengah kepada awak media di sentra perikanan Labuhanhaji, Kamis (07/06/2018).

"Pembangunan cold storage oleh pemerintah sangat terbantu ekonomi kami sebagai nelayan, kami beruntung bisa menyimpan ikan dengan jumlah banyak," katanya.

Ia mengaku, sejak dibangun cold storage dengan kapasitas 50 ton pada tahun 2015 lalu, ekonomi nelayan meningkat dan sangat terbantu. Dulu, ikan yang dijual ke luar daerah, seperti Banda Aceh maupun Medan diawetkan memakai es balok se­hingga kualitas ikan yang diangkut ke pasar luar daerah relatif rendah.

"Jika tangkapan ikan berlimpah, penjualan di TPI pasti tersisa dan kita simpan dulu di cold storage biar tetap awet. Jadi saat kita jual lagi kondisi ikan masih segar, harganya pun masih stabil,  paling ngak kita tidak mengalami kerugian," jelasnya.

Sambungnya, karena berhim­pitan dengan es balok, ikan-ikan bisa memar atau lebam, lagi pula dengan memakai es balok, sistem pengawetan tidak efektif. Ujung-ujungnya, kualitas ikan me­nurun dan tentunya harga jatuh.

Menurut Riko, sekarang nelayan tidak perlu merasa khawatir lagi akan terjadi pembusukan ikan, karena ada cold storage yang kualitas dan kesegaran.

Perlu kita ketahui, cold storage ini adalah sebuah ruangan yang akan dirancang khusus dengan kondisi suhu tertentu dan akan digunakan untuk menyimpan berbagai macam produk dengan tujuan untuk mempertahankan kesegarannya.

Riko yang juga pawang boat mengatakan bahwa sebelum adanya ruangan pendingin ini, nelayan kebingungan setiap saat tangkapan ikan yang terkadang mencapai puluhan ton akan disimpan dimana agar bisa
tetap terjaga kualitas.

"Ya akhirnya dengan terpaksa harus dilepas dengan harga murah karena ikan tidak segar lagi," ucapnya.

Namun saat ini, semua ketakutan nelayan sudah teratasi dengan adanya solusi cool storage yang diberikan pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

Menurut Pawang Boat tersebut, ketersediaan cold storage atau ruangan pendingin ini sudah memberikan keuntungan besar bagi ekonomi nelayan sendiri maupun masyarakat.

"Karena dapat menekan angka kerugian nelayan dari hasil tangkapan ikan dan bisa menstabilkan harga penjualan dipasaran sehingga kita nelayan tidak tekor lagi jika ikan berlimpah dan masyarakat juga beli ikan yang harganya terjangkau atau stabil," terang Riko.

Lebih lanjutnya, Riko mengungkapkan sejak tiga tahun terakhir pemerintah terus mengucurkan bantuan dan memudahkan segala urusan pengajuan proposal untuk keperluan nelayan.

"Selama pemerintahan ini bantuan tersalurkan, baik dari segi menjaga kualitas ikan maupun bantuan seperti alat tangkap, unjam ikan. Kita naikkan proposal, cepat diberikan karena urusan gampang," ulasnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislakan) Kabupaten Asel melalui Kabid Pengolahan Ikan, Lukman, SH memaparkan sejumlah program pembangunan yang telah berhasil dilaksanakan.

Dibidang perikanan, ungkap Lukman, pihaknya telah melakukan pembangunan cold storage atau tempat/ruang penyimpanan hasil tangkapan ikan sebanyak 2 buah.

"Sekarang nelayan sudah dibantu  dengan cold storage. Tahun 2016 dibangun di PPI Labuhanhaji dengan kapasitas 50 ton dan 2017 kembali dibangun di PPI Labuhan Tarok Kecamatan Meukek dengan kapasitas 100 ton," tuturnya.

Perlu diketahui, pembangunan 2 tempat penyimpanan ikan itu atau disebut dalam bahasa inggris 'cold storage' bersumber anggaran dari APBN. Dengan tujuan untuk menjaga kualitas ikan dan stabilitas harga ikan dipasaran.

Ia juga menyampaikan, Pemkab Asel juga sudah membangun Sentra Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Bakongan Timur.

"Pembangunan sarana itu dilakukan dengan tujuan untuk membantu masyarakat melakukan pengolahan ikan hasil tangkapan sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan dan neningkatkan ekonomi," ujarnya.

Dengan pembangunan itu, sambungnya, sekarang Aceh Selatan dengan hasil produksi ikan beku di Labuhan Haji telah memasarkan sampai ke pulau Jawa.

"Sedangkan ikan hasil produksi pengolahan ikan asin di Bakotim sudah dipasarkan baik dalam Kabupaten Asel, juga kita kirim ke Medan sampai Pekanbaru Riau," demikian pungkas Kabid Pengolahan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Selatan.(Has)

Editor : Redaktur
Penanggung Jawab Berita : Obor Panjaitan
Komentar

Berita Terkini