|

Eks GAM Aceh Timur Minta Malik Mahmud Tinggalkan Tahta Wali Nanggroe

Laporan : Muhammad Furqon

Tesk Foto, Puluhan Massa yang mengatas namakan puluhan mantan Kombatan GAM Aceh Timur dan Aceh Utara desak Malik Mahmud Turun Tahta

OBORKEADILAN.COM | ACEH TIMUR - Puluhan Mantan Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Daerah Dua Simpang Ulim, Kabupaten  Aceh Timur Mintak Malek Mahmud Al Haytar turun dari jabatannya sebagai pemangku Wali Nanggroe Aceh


“Malik Mahmud itu siapa, dan yang sedang dilakukan?. Kami tidak mengenalnya,” ungkap mantan petinggi gerakan aceh merdeka Daerah 2 Simpang Ulim wilayah Aceh Timur, Ahmad Razaq kepada sejumlah media massa, Selasa (01/05/2018) disebuah kantin di Aceh Timur.


Dilokasi acara sekitar puluhan massa yang menyebutkan dirinya sebagai mantan GAM wilayah itu sengaja membuat sebuah pertemuan dengan para mantan pejuang GAM. Dalam pertemuan tersebut  turut hadir mantan tentara GAM, anak para syuhada, dan perempuan korban konflik.


“Selama ini, Aceh telah menjadi pemerintahan sendiri, tapi kami para pejuang ini apa. Kami tidak pernah diperhatikan. Banyaknya dana yang disebutkan cikal bakal kesejahteraan kami, direnggut oleh para pemangku kepentingan. Kami kombatan dan sipil yang korban sepeser pun belum pernah melihat bantuan tersebut,” ujarnya.


“Paduka wali nanggroe, dalam tirakat perjuangan kami ialah orang yang akan berbijaksana bagi Aceh, tentu kami tidak terkucilkan seperti ini. Malik Mahmud bukanlah wali seperti yang disebutkan,” tambah Ahmad Razaq.


Lebih jelas, mantan petinggi GAM Aceh Timur itu, dalam aksi penolakan Malik Mahmud selaku pemangku wali nanggroe itu menuturkan. Para pelaku perjuangan yang saat ini sedang diatas puncak telah mengkhianati para pejuang.



“Tidak sedikit kesejahteraan yang dijanjikan, bahkan, kami pernah dimintai KTP, dikabarkan bahwa kami akan diserahkan bantuan khusus sebesar Rp. 120 juta, tapi mana?,” lanjutnya.


Menurutnya, kehadiran Malik Mahmud Cs justru telah merampas kejahteraan dan kemakmuran rakyat selama ini. “Malik Mahmud, Mualem, Abu Razaq dan koloni-koloninya itu telah menyimpang, mereka tidak pernah memikirkan rakyat. Kami minta Malik Mahmud hengkang dari bumi kami (Aceh-red),” tegasnya gusar.


Ahmad Razaq yang sebelumnya lebih dikenal sebagai ‘malaikat maut’, sangat menyayangkan kondisi para kombatan yang sebagian besar masih hidup dibawah garis kemiskinan. Sebagai orang penting dalam GAM, ia tentunya memiliki massanya sendiri yang kian saat menanyakan nasib mereka kepadanya.


Para kombatan mengalami kesusahan, keterpurukan ekonomi, kesehatan yang buruk dan sebagainya, mereka merasa tidak diperhatian. Kombatan itu mengaku mencium kebahagian terhadap kabar akan segera disejahterakan, tapi bagi mereka kabar itu hanya sebatas isapan jempol yang dibuai mimpi.


Pada kesempatan tersebut massa Kombatan GAM itu juga mengancam akan melakukan demo apabila pemerintah dan pihak-pihak yang berkaitan dalam kemaslahatan Aceh tidak  mengubris penyataan mereka.


Penyampaian para kombatan itu diakui sebagai keluhan yang sangat menyakitkan, lama menanti tapi nasib tak terbaharui. Demikianlah ujar Ahmad Razaq.



Ketidak pedulian pemerintah Aceh dan keberadaan vakum wali nanggroe telah menyakiti hati mereka sekian lama. Para kombatan dengan tegas mengakui, Malik Mahmud bukan apa-apa dibalik konflik panjang di Aceh.


“Kami merupakan bidak perang dalam konflik Aceh, pejuangan kami telah membuat kami kehilangan segalanya, kehilangan diri kami sendiri, kehilangan keluarga, saudara dan harta benda,” sebutnya lebih lanjut.


Ahmad Razaq menegaskan, para kombatan dari Aceh Timur dan juga dari Aceh Utara ini  meminta Malik Mahmud tinggalkan Aceh segera, keberadaannya selama ini tidak ada manfaatnya.


“Ini merupakan aksi protes kami terhadap keberaan wali nanggroe Malik Mahmud, kepada pemerintah kami menyampaikan keluhan kami ini. Jika tidak direspon, kami akan lakukan demo,” tegasnya menambahkan, setidaknya setelah lebaran puasa mendatang Malik Mahmud Al Haytar tak lagi disebut sebagai Wali Nanggroe di Aceh. (*) Muhammad Furqan
Komentar

Berita Terkini