Ket Gambar : Ketua Pusat Syi'ar dan Dakwah Da'i Muda Al-Mahabbah, Khairi Fuady, menilai bahwa toilet-toilet yang ada di mall-mall banyak yang tidak representatif untuk bersuci.
MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Ketua Pusat Syi'ar dan Dakwah Da'i Muda Al-Mahabbah, Khairi Fuady, menilai bahwa toilet-toilet yang ada di mall-mall banyak yang tidak representatif untuk bersuci. Baik itu toilet jongkok, juga urinoir yang jamak digunakan untuk buang air kecil dengan berdiri.
Khairi meminta para pemilik mall memberikan perhatian khusus kepada pengunjung Muslim yang punya standar tersendiri soal kewajiban bersuci. "Untuk kita yang beragama Islam, bab thaharah (kesucian) selalu ditempatkan di awal kajian fikih. Jadi gak bisa sembarangan", tandasnya.
Lebih lanjut, Khairi menambahkan bahwa persoalan 'istinjaa' (bersuci) adalah persoalan primer. Setting toilet jongkok yang hanya menyediakan lubang kecil si bawah untuk mengalirkan air menurutnya sangat tidak representatif untuk umat muslim bersuci. Belum lagi urinoir berdiri yang terkadang hanya disetting untuk membersihkan air kencing tapi tidak untuk membersihakan kemualuan.
Sebagai bentuk evaluasi, Khairi atas nama Pusat Dakwah Al-Mahabbah menyarankan kepada mall-mall untuk punya konsultan keagamaan agar segala kebutuhan pemeluk agama bisa terfasilitasi dengan baik. "Ini bagian dari servis kepada pengunjung. Dulu kita pernah evaluasi beberapa mall yang bikin mesjid terlalu kecil dan terisolir tempatnya. Sekarang kita soroti urusan toilet. Semua untuk perbaikan", tandasnya. [ Arsad ]
Editor : Redaktur
Penanggung Jawab : Obor Panjaitan
Berita Terkait
BERLANGGANAN NEWSLETTER
Komentar