|

Direktur Eksekutif IDM : Pelaku Pasar Tradisional Kapok Pilih Jokowi

Foto : Presiden Joko Widodo (Istimewa)

JAKARTA | MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN | Kalangan pelaku ekonomi pasar tradisional mengaku kapok memilih Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden. Alasannya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai telah ingkar janji.

Direktur Eksekutif IDM, Bin Firman Tresnadi mengutarakan, pihaknya melakukan survey terhadap Jokowi dan Prabowo. Termasuk munculnya nama lain seperti, Gatot Nurmantyo, Anies Basweden, Zulkifli Hasan, Puan Maharani, Muahaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono dan Airlangga Hartato.

Dari tokoh-tokoh di atas, sambung Firman, lembaga survey IDM menemukan fakta, bila masyarakat, khususnya pelaku ekonomi pasar tradisional menginginkan perubahan nyata di 2019.

Bahkan dari survei tersebut, lanjut dia, ternyata pelaku ekonomi pasar tradisional dan masyarakat rata-rata mengaku kapok telah memilih Jokowi lantaran dianggap ingkar janji.

Pertanyaan yang diajukan kepada responden di antaranya, 'Apakah pemerintah Jokowi-JK sudah merealisasikan janji kampanyenya dalam membangun ekonomi kerakyatan?' Ternyata 77.3 persen responden menjawab pemerintahan Jokowi-JK tidak meralisasikan janji mereka untuk membangun ekonomi kerakyatan, dan tidak memprioritaskan pasar tradisional sebagaimana janjinya dalam kampanye.

"Sedangkan sebanyak 14.1persen menjawab pemerintah Jokowi-JK sudah merealisasikan janjinya, walau belum dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung. Dan sisanya sebesar 8.6 persen menjawab tidak tahu," papar dia kepada wartawan dalam keterangan tertulisnya, kemarin

Kemudian, sambung dia, pihaknya juga menanyakan kepada responden soal keadaan ekonomi keluarga selama tiga tahun terakhir. Hasilnya, sebanyak 71,8 persen mengatakan, terjadi penurunan ekonomi keluarga, sehingga mereka harus menyiasati dengan cara mengurangi hal-hal yang tidak mendesak.

Hal mendesak dimaksud seperti, pakaian dan jumlah kebutuhan bahan pangan yang tidak pokok, misalnya susu, daging, ikan, telur dan berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit karena akan menambah biaya yang harus dikeluarkan.

"Sementara itu, 20.7 persen mengatakan, kondisi mereka pas-pasan saja, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari tanpa bisa menyisihkan untuk menabung dan sisanya sebanyak 7.5 persen mengatakan kondisi ekonomi mereka membaik dan ada peningkatan penghasilan walaupun sedikit bisa untuk ditabung dan kebutuhan sosialita," tutur dia.

Terkait dengan omzet selama tiga tahun terakhir juga dikeluhkan. "Ternyata, sebanyak 81.8 persen responden mengatakan, keadaan mereka justru mengalami penurunan omzet, karena turunnya pembeli, selain itu para pembeli juga mengurangi belanja mereka, bahkan hampir setengahnya dari kebiasaan mereka berbelanja," beber dia.

Survey itu , tambah Firman, rata-rata omzet mereka turun sebanyak 30 persen sampai 65 persen dari sebelum-sebelumnya. Sedangkan 13.7 persen responden menjawab omzet mereka tetap dan sisanya sebesar 4.5 persen mengalami sedikit peningkatan omzet, namun keuntungan minim karena barang dagangan terus naik harga belinya.

Atas dasar temuan di atas, sambung Firman, IDM pun menanyakan 'Siapakah menurut anda tokoh yang layak menjadi Presiden Indonesia pada 2019 (top of mibd)?. "Hasilnya, nama Jokowi hanya dipilih 26,30 persen responden, hasil ini tentu jauh lebih kecil dengan Prabowo Subianto yang mendapat suara 44,70 persen responden," terang dia.

Selanjutnya, nama Gatot Nurmantyo dengan 8,30 persen, Puan Maharani 3,50 persen, Muhaimin Iskandar 2,10 persen.

"Sementara Zulkifli Hasan mendapat suara 1,40 persen, Anies Basweden 2,30 persen, Agus Yudhoyono 0,80 persen dan Airlangga 4,20 persen, lantas tidak menjawab alias tidak punya pilihan 6,40 persen," tukas dia. (IDP)

Editor : Redaktur
Komentar

Berita Terkini