JAKARTA I Media Nasional Obor Keadilan I Rabu ( 25 / 10 / 2017 ). Gedung
Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata RI Jakarta. IWSS adalah organisasi yang
menampung seluruh masyarakat yang berasal dari Sulawesi Selatan khususnya
perempuan. IWSS adalah badan dari otonom dari KKSS, dimana ada KKSS di situ ada
IWSS Ketua Umum IWSS Hj. Nurwasi Azis dan Sekjen Dra. Andi Nurhiyari, M.Si.
Ketua panitia Lily Amelia
Salurapa,SE,MM dan Sekertaris Hj. Eptati Kamaruddin, M.Si. Adapun pengisi acara
berupa tari-tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan yaitu tari Gandrangbulo, lomba Maumere, tari Pa'gellu Toraja dan tari Pattennung. Acara di
awali dengan sosialisasi 4 pilar dari MPR RI untuk para anggota dari IWSS
seluruh Indonesia datang ke Jakarta untuk menghadiri puncak HUT IWSS ke 40
Tahun tersebut.
Pada saat wawancara Ibu Lily Amelia
Salurapa, SE,MM mengatakan dengan adanya malam
seni dan budaya sulawesi selatan yang di rangkaikan dengan HUT IWSS ke-40 maka kita akan semakin cinta budaya dari suku Bugis Makassar dan Toraja.
HUT IWSS ke-40 di hadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan Sahrul Yasin Limpo dan pejabat anggota dewan
dari partai politik yang masih keturunan Bugis Makassar dan Toraja.Peran dan
kontrubusi IWSS yang di tampilkan dari seluruh Indonesia dan bekerja sama
dengan organisasi-organisasi yang berbaur dengan kami.Kita tidak akan melupakan
kampung halaman kita. Dan MUKERNAS pertama di hadiri hampir seluruh Indonesia
sampai keluar negeri.
Ikatan Wanita Sulawesi Selatan 40
tahun selaku ketua umum Nurwasi Azis yang menjabat dua periode. IWSS berdiri
tahun 1976-2017, hampir seluruh provinsi sudah di lantik dan sudah melantik di
beberapa negara seperti California, Canada, Paris, Eropa, Belanda, Johor dan
terakhir Korea.
"Dalam perjalanan selama 40
tahun dan kami membuat MUKERNAS pertama pada saat menjelang 40 tahun IWSS dan hadiah
ulang tahun kami menjadi anggota KOWANI yang ke 91 dan banyak yang mendukungan
IWSS yaitu adik-adik serta teman-teman dan wilayah-wilayah, cabang seluruh
Indonesia. "ujar Ketua Umum IWSS Hj. Nurwasi Azis.
Kita angkat seni dan budaya Sulawesi Selatan, jaman globalisasi ini banyak yang kontaminasi dan sudah
moderm. Kita harus mempertahankan kebudayaan Bugis, Makassar dan Toraja. Dalam
perkawinan adat anak-anak sekarang kita tahu kalau adat Bugis Makassar ada Mappaci, dan mereka lebih suka memakai baju moderm daripada baju adatnya. Dan
tidak ada lagi yang mau memakai baju bo'do, "entah apa alasannya sampai
mereka tidak mau memakai baju bo'do. Jangan sampai baju adat kita diambil orang
dan berteriak, malam ini semua pengurus dan anggota harus memakai baju adat Sulawesi selatan. Adapun yang memakai baju bo'do, baju Labbu dan baju Toraja. Dulu
ada mandar tapi mandar sudah keluar menjadi Sulawesi Barat.