|

PB HMI: KELUARKAN MYANMAR DARI KEANGGOTAN ASEAN

Keterangan Gambar: Mulyadi P Tamsir ( Ketua Umum PB HMI )

JAKARTA | MEDIA NASIONAL OBOR KEADILAN, 03 September 2017- KegiatanAksi kutuk-mengutuk atas tindakan brutal rezim militer dan rezim sipil Myanmar tidak saja datang dari organisasi kemasyarakatan dan organisasi kemanusiaan lainnya namun juga disuarakan secara masif oleh sejumlah organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan, salah satunya oleh Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) di Jakarta, Sabtu (2/9).
Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Mulyadi P Tamsir menyatakan mengutuk pembantaian terhadap etnis Rohingya yang dilakukan secara masif oleh bhiksu Budha dan aparat keamanan di Myanmar. Menurutnya, tindakan itu merupakan kejahatan kemanusiaan dan tindakan genosida.
“Kita harus berperan serta dalam memerangi pelaku tindak kejahatan kemanusiaan dimanapun berada, termasuk yang kini terjadi di Myanmar, kita sebagai sesama manusia tentu terusik melihat kebrutalan yang terjadi disana, ” terang Mulyadi, di Jakarta  Sabtu (2/9).
Sebagai pemimpin organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim dirinya ikut terpanggil untuk menyikapi krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar. Terkait keprihatinan itu,  PB HMI menyatakan sikap seperti yang tertuang dalam butir-butir point berikut ini.
Pertama, HMI mengutuk dengan sangat keras tindak kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh bhiksu Budha dan aparat keamanan Myanmar terhadap etnis rohingya.

Kedua, Mendesak Pemerintah untuk menekan Pemerintah Myanmar untuk segera menghentikan tindakan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh bhiksu Budha dan aparat keamanan Myanmar.

Ketiga, Jika dalam tempo 3 x 24 jam Pemerintah Myanmar tidak menghentikan tindak kejahatan tersebut maka kami mendesak Pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomasi dengan Myanmar dan mengusir duta besar Myanmar untuk Indonesia.

Keempat, Mendesak dewan keamanan PBB untuk segera mengirimkan Pasukan kemanusiaan guna melakukan penyelamatan etnis rohingya, mengeluarkan Myanmar dari keanggotaan PBB serta memberikan embargo terhadap Myanmar.

Kelima, Mendesak ASEAN untuk menekan Pemerintah Myanmar agar menghentikan tindak kejahatan dan mengeluarkan Myanmar dari keanggotaan ASEAN.

Keenam,  Meminta Pemerintah Indonesia menyediakan lahan untuk penampungan sementara etnis rohingya.

Ketujuh, Menyerukan seluruh masyarakat Budha Indonesia untuk tidak takut, dan ummat muslim Indonesia untuk tidak terprovokasi. Kita tunjukkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin.

Kedelapan,  Menyerukan kepada seluruh BADKO, Cabang dan Komisariat untuk menggelar aksi simpatik dan penggalangan dana untuk saudara kita di Myanmar, tutup Mulyadi." ( M'Nazib)

Komentar

Berita Terkini